10 | asap (5).

1.1K 207 225
                                    




100 comment untuk buka next chapter ♥♥








;:;:;:;

Kala Irgiswara berusia lima, Fathur berpaling sebentar dari pekerjaan demi mengambil waktu dengan keluarga kecilnya. Mengajak Sang istri serta putra kesayangannya berwisata.

Taman Safari, Bogor.

Ke sana destinasi pilihan Aura, berpikir apabila Irgis akan senang melihat macam-macam hewan secara nyata, maka Fathur menyetujui secara penuh.

Namun ... meski telah berkeliling dari kandang ke kandang, berinteraksi langsung dengan hewan herbivora, memberi mereka makan sampai kaca mobil harus ditutup saat memasuki wilayah karnivor, ekspresi Irgis tetap stagnan

Tampak biasa-biasa saja dan nyaris tanpa emosi.

"Irgis! Liat itu liat!" vokal berat Fathur tersuara seiring roda terhenti, diimut-imutkan kepada putranya agar Irgiswara lebih bereaksi. Sebelah tangan Fathur menunjuk arah luar kaca, membungkuk, menyesuaikan wajah kepada Irgis di pangkuan Aura yang duduk di kursi sebelah pengemudi; "Iiii, apa itu sayang? Apa ituuu?"

Irgis mengerjap usai mengikuti telunjuk ayahnya lalu menoleh memperhatikan wajah pria ini, sekedar menjawab singkat, "Singa."

Senyum Fathur merekah seketika, "Benerrr!" tangannya segera turun membelai puncak kepala Irgis; "Hebat! Hebat!" tangan lain turut bergerak, kini menangkup pipi itu gemas, "Pinter banget sih jagoan papa? Kok bisa pinter banget? Kok bisa? Kok bisa? Kok bisaaa?" sambil tergelak riang sedangkan Aura terkekeh bahagia melihat suaminya berusaha membayar waktu yang tak dapat mereka berikan kepada Sang putra dengan luapan afirmasi kasih sayang serta pujian.

Akan tetapi respon Irgiswara sungguh diluar dugaan.

"Papa," ia memanggil, mengunci Fathur dalam netra redupnya.

Fathur mengulum senyum teduh, "Hm? Kenapa sayang?"

Teramat tenang Irgis menggeser pergelangan Sang ayah sampai tangkup tangan ini terlepas dari pipinya, "Itu kan cuma singa?" ia tak mengerti, "Aku gak bego, papa. Jangan berlebihan."

Detik tersebut, baik Fathur maupun Aura, mereka sama-sama tertegun.

Sejenak hening merajai hingga Fathur mendongak mempertemukan netranya pada Sang istri yang juga menunduk memperhatikannya, mata mereka seolah berkomunikasi, terdiam atas rasa heran.

Tapi tak lama karena Fathur tiba-tiba saja tergelak kencang dan renyah, "Betul! Pinter banget gini, singa doang masa Irgis gak tau?!" memundurkan wajah saat duduk dengan benar sambil mengacak-acak rambut Irgiswara, "Papa terlalu lebay ya sayang? Maafin papa yaaa?" ia menancap gas untuk berlalu dari area tersebut, "Let's go! Kita cari hewan yang Irgis gak tauuu!"

Padahal, bersama gerak mobil Aura Hatta hanya mampu bergeming dengan segala spekulasi, menunduk, memancarkan sembilu memperhatikan puncak kepala Sang putra yang kini rambutnya berantakan.

.

.

.

Beralih ke area Bird Aviary, Aura dan Fathur mengambil jarak tak jauh dari Irgis, memantau anak mereka tengah duduk sendirian untuk swafoto, lengan kecilnya diarahkan oleh pegawai tempat wisata agar menjadi tumpuan burung Kakak Tua.

Irgiswara RingganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang