Teman Yang Solid

13 2 0
                                    

Terkadang teman itu memang menyebalkan, sulit di pahami juga tidak dapat mengerti keadaan teman satu sama lainnya, hal itu sering kali terjadi di beberapa kisah pertemanan, tapi tidak demikian dengan pertemanan kali ini ya guys ... !!!

~~~~~~~~~

Karena Acha bohong dan sudah kabur dengan sengaja tanpa ijin kepada Bu Lara, dia langsung pergi ikut Via dan keluarganya ke jakarta itu, akhirnya, Acha merasa takut jika Dia pulang ke rumah Ibunya, kemudian Acha tidur di rumah Nek Nara.

Pagi Hari, di rumah Nek Nara, saat Acha sedang tidur di kamar depan, (kamar Nek Nara) sementara Nek Nara dan Bi Yati sudah pergi dari rumah untuk ikut pengajian setelah subuh di masjid Raya dekat pasar di bogor, datanglah Bu Lara membawa sapu lidi untuk memukul Acha, dari pintu depan Bu Lara melangkahkan kakinya kekamar yang di tiduri Acha dengan buru-buru, rasa kesal, emosi yang ada dalam jiwa Bu Lara sangat menggebu,
Bu Lara masuk dan memukul Acha dengan sapu lidi saat Acha masih tertidur dengan pulas.

SELEPET .. sapu lidi mengarah ke paha Acha, bu Lara memukul dengan tenaga penuh.
"Aduhhhhhh" Acha terbangun kesakitan, seketika tanda merah bekas pukulan sapu lidi terdapat di pahanya.

"Bangun ga lu" teriak Bu Lara,

"Huuu huuu huuuu, ampun Bu ampun" Acha duduk dan meringis menangis kesakitan,

"Bangor lu ya, cewek-cewek bangor, melebihi anak laki, heran gue, beraninya kabur, jauh-jauh ga pake ngomong sama orang tua, pulang ga luh" -Bu Lara-

"Hooh, ini mau balik Bu" -Acha-

"Buruannnnn" teriak Bu Lara

Lalu Acha beranjak dari tempat tidur, mengambil tasnya dan langsung pulang ke rumah, Bu Lara mengikutinya dari belakang, sambil tetap memegang sapu lidi ditangannya, sesampainya Acha di rumah, Acha menaruh tasnya di meja,
"Mandi sana lu, awas siah, kaluar kamar di empos ku aing" Bu Lara dengan nada kesal

Acha pun langsung ke kamar mandi, ["haduhhhhhh anjir nyeri aing"] mengelus-ngelus pahanya yang masih terlihat merah bekas sapu lidi tadi.
["Haduh apes banget aing, Emak sama Bibi pada kemana sih tadi, kalo ada mereka gue kan ga akan sampe di selepet ibu kaya gini"] sambil terus melihat ke arah pahanya.

DOR DOR DOR
"Buruan mandinya Acha...." Bu Lara mengetuk pintu kamar mandi.

"Iya bentar lagi berak" sahut Acha dari dalam kamar mandi.
["Hughh awas aja nih kalo gue keluar kamar mandi sampe di pukul lagi, gua balik ke rumah Emak dah"] grutu Acha masih di dalam kamar mandi.

Kemudian Acha keluar dari kamar mandi dengan memakai anduk, tapi herannya tubuh Acha tidak basah sama sekali, Acha lama di kamar mandi cuma buat mengalihkan perhatian Ibunya saja, padahal dia tidak mandi sama sekali.

"Diem di rumah, diem di kamar, sampe masuk sekolah, kalo ada yang nyamper-nyamper ngajak main, ga boleh, termasuk Via, ga boleh main kesini dulu, itu hukuman buat kamu" tunjuk Bu Lara ke Acha
"Iya" sahut Acha sambil cemberut, merasa kesal

Di Rumah Via - Menjelang Sore Hari

Via yang baru saja mengangkat jemuran di lanjutkan melipat pakaian semua keluarganya, sambil menonton TV, siaran TV yang menayangkan Film kartun kesukaan Acha yaitu Doraemon, ["hahahaa si Acha nongol, ngomong-ngomong itu anak kemana ya, tumben amat ga ada nongol, habis asar ahh kerumahnya"] Via bergegas melanjutkan melipat pakaiannya dan membereskan nya ke dalam lemari pakaian keluarganya masing-masing.

Randi masuk rumah,
"Eh Ran, mandi udah mau asar, duluan sana, gantian nanti kakak mau ke rumah Acha" kata Via sambil membawa pakaian yang sudah di lipat ke kamar Mama Lia.

"Achanya lagi di kurung" sahut Randi

Via menghampiri Adiknya itu dan menarik baju Randi "hah seriusan di kurung ama siapa Ran?"

"Iya beneran tadi Randi ini habis main gundu di lapangan ketemu Ragil, katanya dia lg seneng ngejekin Tetehnya yang lagi di kurung ga boleh keluar kamar" jawab Randi dengan tegas.

"Itu kali gara-gara kemaren ikut kita jakarta ga bilang" celetuk Mama Lia.

"Iye kali ye ma, kasian dong Acha kalo gitu, nanti aku kesana deh" tegas Via

Selesai Randi Mandi, Via pun segera beranjak ke kamar mandi, memakai baju pun dengan terburu-buru, dan bergegas ke rumah Acha,
Di rumah Acha yang kebetulan Bu Lara sedang tidur, Via menghampiri kamar Acha, kaca jendela terletak di samping,
Tok Tok Tok, Via mengetuk kaca jendela kamar Acha,

["Kaya ada yang ngetok kaca"] -Acha-
["Duhh si Acha lama banget sih, ketok lagi gak ya, kalo di ketok takutnya malah yang keluar Ibunya, mati deh gue"] -Via-

Acha pun menghampirinya dan membuka gorden jendela melihat Via sedang mengintipnya,
"Eh ngapain lu Via"

Via cengengesan "Mampoes lu di kurung" meledek Acha

"Udh sono lu ahh, tar Ibu gua bangun, tar gua di omelin, lu juga ikut kena damprat, lu ntar ahh" -Acha-

"Maen bekel yuk Acha, gua jadi ga punya temen ini" -Via-

"Apaan, lu mah kadang-kadang Via, mana bisa gua di dalem, sementara lu di luar, lu mah aya-aya wae, hadehhh" Acha menepuk jidatnya,

"Ribet nih jendela pake di pager tralis begini, (Via menggoyangkan pagar tralis jendela kamar Acha) udah kaya jengukin orang di penjara gua... Ahhaaa" -Via-

"Ssttttt berisik" -Acha-

"Ehh iya lupa gue" Via membungkam mulutnya,

Jendela kamar yang di pagar tralis membuat Via tidak dapat memasuki kamar Acha, mereka berdua hanya ngobrol di balik jendela yang terpagar tralis dengan kuat.
Dari Luar terdengar suara orang berjalan, ternyata langkah kaki Bu Lara mendekati kamar Acha,

Bu Lara membuka pintu, "Ehh ngapain di jendela"

Acha pura-pura menutup gordennya, "ini tutup hordeng Bu" sahut Acha

Untung saja Via sudah bersembunyi di samping luar jendela kamar Acha,

"Wudhu, udah mau magrib, solat Cha, jangan sampe ga solat awal lu" Bu Lara bicara sambil berjalan kembali keluar kamar Acha,

"Iyaaa..." Teriak Acha

Acha kembali membuka gorden nya, dan menyapa Via "ehhh balik Luh, udah mau magrib, mana gelap banget, hujan Luh"

"Iya Cha, kaget gua hampir jantung gua copot nih" Baru saja Via membalikkan badannya tiba-tiba suara petir menyambar dan seketika hujan turun dengan deras, "yahhh Acha....." Mimik sedih -Via-

"Viaaaaaaaaa... Gua bilang juga apa" Acha ikut sedih melihat muka Via memelas.

Suara Adzan Magrib Berkumandang

Bu Lara kembali berteriak memanggil Acha
"Achaaaaaaa"

"Iyaaaa" sahut Acha

Acha menoleh ke Via "Vie, gua tinggal solat dulu, lu hati-hati ya, baca-bacaan tar lu di bawa Kelong alis wewegombel, kalo udah redaan lu langsung balik aja ya"

"Ihh rese Luh" sahut Via

Acha bergegas ke kamar mandi dan mengambil Wudhu, setelah itu di lanjutkan dengan solat berjamaah bersama Ibunya, sementara Via masih terdiam di luar jendela kamar Acha, melihat ke arah langit tapi hujan semakin deras.
Di rumah Acha saat itu hanya ada Ibu dan Acha saja, adik-adik Acha ada di rumahnya Nek Nara, karena malam ini sehabis Isya akan ada acara pengajian syukuran 4 bulan kehamilan Bi Yati, adiknya Bu Lara.

The First My Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang