Acha Masih Di Kurung

10 2 0
                                    

Terkadang membuat satu kesalahan bisa mengakibatkan hal amat fatal, kekerasan terhadap anak pun bisa berdampak buruk untuk perkembangan anak, apalagi anak sudah beranjak remaja, rasa dendam nantinya yang akan tertanam pada diri seorang anak tersebut.

~~~~~~~~~~

Sudah beberapa hari, Acha dikurung oleh Ibunya, Acha tidak boleh keluar kamar, bahkan sering kali Via datang pun tidak di bolehkan masuk oleh Bu Lara, karena menurut Bu Lara, setiap kesalahan yang di buat seseorang itu harus ada hukumannya, siapapun itu, Adik, Kakak, Ayah, Ibu, bahkan Orangtua sekalipun, lalu bagaimana ketika Orangtua yang salah, bisakah seorang anak menghukum Ibunya sendiri...? Rasanya tidak mungkin bukan...!!!

Pagi Hari - di rumah Via
Via, Mama Lia beserta dua Adiknya Randi, dan Ale sedang sarapan bersama, nasi uduk dan gorengan adalah andalan keluarga mereka setiap paginya,
"Habis sarapan Via mau ke rumah Acha ahh Mah" celetuk Via sambil terus makan,

"Lah bukannya masih di hukum Acha?" sahut Mama Lia,

"Iya sih, kemaren Via nyamper aja kata Ibu Acha gini bilangnya ["Via si Acha Ibu kurung dulu, biarin biar tau rasa, ga boleh main sampe masuk sekolah"] gitu ma ..." Tegas Via kepada Mamanya itu,

"Ya bagus juga sih Teh Lara sama anaknya tegas, gua juga gitu ahh, kalo lu pada bangor" -Mama Lia-

"Ihh apaan sih mak" Sahut Randi yang sedang makan di sebelah Mamanya itu,

"Tau, gak jelas banget emang emak lu Ran" sahut Via,

Sambil melipat bungkusan bekas makan nasi uduk, Randi bicara pada Kakak dan Mamanya,
"Tapi kak, kemaren kan Randi main gundu di lapangan sama Ragil tuh, dia sih ga cerita apa-apa soal Teh Acha, tapi Randi heran sama Ibunya Teh Acha kan main juga ga pernah jauh-jauh paling kesini sama elu Kak, (melirikan matanya ke arah Via), nah kalo si Ragil main sampe kampung sebelah teu nanaon teu di hukum, ahh ... "

"Itu beda cerita Ran, kmren itu kan Acha pergi sama kita ke jakarta" jawab Via

"Iya, Ibunya kelabakan nyariin, orang heboh sekampung, ya Mama juga pasti kesel klo kalian kaya gitu, kalo hari-hari biasa juga mana pernah si Acha main jauh paling kesini, ga sampe malem juga, paling seharian" melirik kepada kedua anaknya, (Via dan Randi)
"Dua hari lagi kalian masuk sekolah, Via nanti sama Acha harus datang lebih pagi, itu kan jam 07:00 masuk sekolah, kalian jam 06:00 udah di sekolah, nyari kelas, terus Mama udah tanya, tahun ini enggak ada acara masa Orientasi siswa di sekolah, karena kasus marak pembulian kemaren sampe masuk TV itu" Lanjutnya

"Iya sih ma, emng waktu pas Via sm Acha tes juga ga ada info apa-apa lagi" -Via-

"Iya, kan kasus pembulian kemaren itu di sekolah baru kamu Via" -Mama Lia-

"Emang iya ma?" Tanya Via

"Nenek kamu aja tau, beritanya sampe rame kok, Tante Nur noh dia juga tau" -Mama Lia-

"Oh, emang iya ma, nanti Via mau minta beliin papah HP" -Via-

"Gaya-gayaan beli HP" -Mama Lia-

"Randi juga mau ma, klo Kakak di beliin" celetuk Randi

"Ihhhh ikut-ikutan Bae Luh" toyor Via ke Randi,
"Soalnya Acha di janjiin Bapaknya kalo udah masuk SMP mau di beliin HP ma" lanjut Via merengek

"Gih Sono minta papa Luh" Mama Lia beranjak pergi, menggendong Ale yang masih berusia 2 tahun ke arah dapur.

Sementara di rumah Acha,
Ketika Bu Lara sedang menyuapi Alwi makan di ruangan dengan sambil menonton TV, Acha membuka pintu kamarnya,
"Eehhh mau kemana?" Mata Bu Lara melotot ke arah Acha

"Ngising" Sahut Acha sambil berjalan menuju kamar mandi

"Jorok teteh" kata Alwi, adik Acha yang baru ber usia 5 tahun itu sangat dekat dengan Acha ketimbang Ragil, sikap Alwi yang pendiam, tidak pernah mengadu jika Acha melakukan sebuah kesalahan, beda hal nya dengan Ragil, terkadang selalu mengadu domba Antar keluarga, Ragil sebenarnya penakut, dia hanya pandai bicara kalau kata orang sunda bilang sih "wadul, gede omong doang".

Setelah Acha keluar dari kamar mandi, melihat Bu Lara sudah ke dapur dan Alwi duduk nonton TV sendiri, Acha menghampiri Alwi,
"Wie...Ibu mana?" Tanya Acha kepada Alwi yang sedang serius menonton.

"Ke dapur, emng ga liat teh?" Jawabnya

"Eweh di dapur tadi teteh dari kamar mandi kan, ya udah ahh teteh mau masuk lagi, ga mau nyari masalah baru, tar di empossss, ihhh  galak kan ibu lu mah"Mimik Acha dengan muka meledek, sambil menarik turun kan pundaknya.

Selama di kurung Dikamar, Acha sehari-harinya hanya baca buku cerita bobo, main congklak, dan main bola bekel seorang diri.

*
*

"Viaaaaaaa bangunnnnn" Teriak Mama Lia
Via yang katanya mau ke rumah Acha ternyata dia harus ketiduran di kamarnya, jarum pendek jam dinding mengarah ke angka 4 dan jarum panjang mengarah ke angka 6, ternyata Via tertidur dengan pulas. Via pun kaget, dia langsung beranjak dari tempat tidurnya,
"Iya ma..." Mengucek matanya dan melihat jam (16:30)
["Ya Allah udah sore, ini mah ga jadi dah gua ke rumah Acha, dari pagi niatnya mau ke rumah Acha malah gua molor hadehh"] menepuk jidatnya

Mama Lia menghampiri Via, "molor Bae"

"Ngantuk Via ma" jawab Via

"Enggak jadi ke rumah Acha? Udah mau hujan mendung juga di luar" Tegas Mama Lia kembali

"Iya ga jadi lah tar ujan lagi, kaya waktu sore kemaren, Via di luar kecipratan air hujan"

"Ya udh jagain nih Ade lu" Mama Lia menyuruh Via untuk gantian menggendong Ale.

*
*
Malam Minggu, adalah malam yang di tunggu seluruh keluarga Acha karena di malam itu, Bapak Acha (Pak Usep) datang dari Jakarta, Pak Usep bekerja di perusahaan swasta di Jakarta sebagai Spooring and balancing mobil, bengkel mobil tempat Pak Usep bekerja juga lumayan terkenal di kawasan Jakarta Selatan, Pak Usep setiap harinya tinggal di mess dan hanya satu Minggu sekali pulang ke rumahnya di Bogor.

BREM BREM BREM
TIIIITTTTT
Suara motor dan klakson motor Pak Usep dari depan jalan terdengar sampai ke dapur,
Sorak Ragil dan Alwi dari depan ruangan TV,
"Horeeeeeee bapak datang"
Mereka berdua membukakan pintu dan menyambut Pak Usep, tak lama Bu Lara pun menghampiri nya, Ibu dan kedua Anaknya Ragil dan Alwi mencium tangan Pak Usep, sementara Acha di kamar tertidur pulas sejak selesai solat Magrib,
"Mana Acha" tanya Pak Usep sambil memasukan motornya ke dalam rumah,

"Noh di kamar, lagi di kurung, gara-gara ikut si Via ke jakarta ga ngomong-ngomong" jawab Bu Lara sambil mengangkut bebawaan pak Usep.

Pak usep bergegas ke kamar Acha,
Membuka pintu kamar Acha, melihat Acha sedang tidur pulas dan masih mengenakan mukena, Pak Usep menghampiri Acha dan membangunkannya,
"Heii bangun" sambil menggoyangkan badan Acha,

Acha terbangun dan melihat Bapaknya sudah di depan matanya, Acha adalah anak kesayangan Pak Usep, Acha selalu di manja, katanya ketika Bu Lara Hamil Pak Usep memang ingin sekali seorang anak perempuan, lahirlah Acha sebagai anak pertama dari pasangan mereka (Pak Usep dan Bu Lara) sehingga, kesalahan sebesar apapun pak usep tidak pernah marah, di banding dengan kedua anak laki-lakinya (Ragil Dan Alwi).

Acha duduk sambil cium tangan "udah balik pak, pusing Acha tiduran mulu semenjak di kurung"

"Bangor sih" Pak Usep menepuk jidat Acha dan merangkulnya.

"Bapak bawa HP gak sekarang" kan besok Acha udah mulai sekolah" tanya Acha

"Minggu depan lah, belum juga sekolah kamu!!!" Jawab Pak Usep.

Setelah itu mereka makan bersama, kebetulan malam ini pak Usep membawa banyak makanan, Ada martabak telur kesukaan Ibu, buah manggis kesukaan Acha, Gorengan, dan Buah-buahan lainnya.

The First My Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang