[13]

14 6 0
                                    


✧ ✧ ✧

Menjelajah hologram asing lengkap dengan isinya yang penuh warna adalah sebuah hiburan. Vias tidak berhenti tertawa, terenyuh, menangis, dilanda frustasi, lalu tertawa lagi, dan berakhir dengan perasaan bingung. Namanya sempat disebutkan di beberapa cerita, meski ia tidak tahu siapa saja mereka. Well, siapa pun yang membuat kisah ini, kepalanya sudah dipastikan terlalu lama berada di atas awan. Terlalu kreatif.

Masalah hologram itu masih dapat dilanjut nanti, sebab penemuan pada ujung gua yang sedang Vias jelajah membawanya pada sebuah bukaan besar, raksasa bila boleh disebut. Dengan ragam benda asing yang di luar nalar.

"Bukannya aku datang ke sini untuk meneliti kadar radiasi."

"Kenapa bercabang jadi paleontologi?"

Itu tidak salah, sebab yang wanita itu temukan adalah ragam fosil dinosaurus. Bila informasi yang disimpan oleh droid-nya benar, seharusnya tidak diragukan, maka jarak hidup dinosaurus yang ada di tempat ini sangat luas. Terlalu jauh bahkan, hampir tidak masuk akal, kalau boleh dibilang.

Sepanjang Masa Mesozoic (sekitar 250 juta tahun lalu) dari Zaman Triassic, Jurassic, hingga Cretaceous. Mungkinkan dinosaurus yang terbatas jarak yang begitu jauh mati di tempat yang sama, meski berbeda zaman. Kebetulan itu rasanya sangat mustahil.

Penempatan fosil yang tertanam di dinding-dinding gua ini pun dikelompokkan dengan sangat teliti. Seakan ada campur tangan manusia dalam penyusunannya. Kembali lagi, rasanya sangat tidak masuk akal. Manusia dapat menginjakkan kaki di tempat ini saja rasanya sudah tidak mungkin. Hanya karena tubuh Vias yang berbeda saja, ia dapat bertahan lama di tempat itu. Jangan harap manusia biasa dapat melakukannya.

"Kalau tidak salah, pengelompokkan dinosaurus raksasa ini ada lima besar," gumam Vias sambil mengamati dengan saksama setiap potongan masa lalu yang terekam dalam sedimen campuran yang disusun hati-hati oleh seseorang.

"Sauropoda." Ini adalah kelompok dinosaurus yang memiliki leher dan ekor panjang, kepala kecil juga empat kaki, umumnya tubuh mereka sangat besar. Tidak salah penempatan mereka berada dalam ruangan luas.

"Amarga ... Niger ... hm, Apato? Bukan! Diplodocus. Yah, tentu! Brachio." Vias mendikte satu per satu nama yang ia-bukan, droid-nya kenal. Beberapa ada yang luput, karena kekurangan informasi.

Wanita itu kembali berjalan. "Ah, Thyreophora." Kini macam dinosaurus dengan ragam pelindung di tubuh mereka adalah yang mengisi pemandangan.

"Stego, tentu. Ankylo atau Nodo, ya? Aku tidak bisa membedakan." Banyak lagi sebenarnya jenis yang memiliki bentuk menarik juga duri yang mengisi tubuh, tetapi Vias hanya bisa menikmati. Pengetahuannya sangat terbatas.

"Margino ... Hm, nama yang sulit. Keluarga Triceratops." Marginocephalia adalah jenis dinosaurus yang memiliki karakter tengkorak yang tebal.

"Triceratops. Kalau yang ada lubang itu ... Torosaurus?" Beberapa ragam dinosaurus dengan tengkorak mereka yang besar dan tebal, tentu juga penuh duri, kini mengisi di depan mata Vias.

"Oh! Pachy? Pachype? Ah, sulit sekali! Stygimoloch!" tunjuk Vias pada dinosaurus botak yang mungkin akan lebih keras dibanding tubuh milik wanita itu.

Kembali menjelajahi gua yang penuh rekaman masa lalu, tidak salah bila pertanyaan menggelitik belakang kepala. "Rasanya seperti sebuah museum." Benar saja, yang berikutnya ia temukan adalah kelompok dinosaurus lain.

"Ornithopoda? Waw, jaraknya benar-benar jauh sekali ya. Orang kurang kerjaan mana yang menyimpan semua ini dalam gua bawah tanah."

Ornithopoda adalah jenis dinosaurus yang awalnya berasa dari jenis pemakan rumput kecil yang berhasil berevolusi menjadi ukuran yang besar. Dinosaurus ini membesar kemudian menjadi kelompok herbivora yang sukses bertahan hidup, terutama dalam masa Cretaceous. Tidak terlalu ketara ciri khas mereka, selain sistem alat pengunyah yang dapat menyaingi sapi modern.

"Parasaur, Iguanodon ... Duh, apa ya namanya. Mirip nama obat. Probacto?" Sekali lagi nama-nama yang disebut oleh Vias hanyalah nama asal yang tertinggal di dalam memori. Mungkin beberapa ada yang keliru, ada juga yang akurat.

"Yang terakhir sudah pasti Theropods!"

Tidak salah bila Vias begitu semangat, sebab kelompok terakhir adalah yang paling ia sukai. Tidak hanya kelompok Theropods adalah satu-satunya yang berhasil berevolusi hingga zaman sekarang menjadi burung, kelompok ini pun berisi banyak dinosaurus karnivora.

Sayang, pada ujung gua bukan lagi fosil-fosil, melainkan sebuah pintu dari resin yang dipahat hati-hati. Fungsinya menyerupai sebuah pintu. Sangat berat bagi ukuran manusia, tidak bagi Vias. Cukup sedikit mengerahkan tenaga, lalu bongkahan resin besar sudah terdorong.

Di saat seperti ini Vias sadar, mungkin ia memang ditakdirkan menjelajah hingga ke tempat yang tidak dapat dijangkau manusia.

BAM!

Suara mengerikan beserta tanah yang bergetar membuat sang wanita menjadi awas. Ia mengamati sekitar dengan lensa canggih itu, menghitung kemungkinan gempa bumi. Sayang sekali, sumbernya bukan dari patahan tanah. Melainkan sesuatu yang besar.

Dengan pembesaran hingga seratus kali, wanita itu menangkap sesuatu di ujung gua terjauh. Bagi yang tidak mengenalnya, mungkin mereka hanya akan menyebut itu sebagai T-rex saja.

"Sp-spinosaurus?" Tidak ada yang lebih menakutkan saat yang ditangkap mata bukan hanya sisa fosil tulang, melainkan tubuh nyata yang bernapas. Vias sampai berkali-kali mendeteksi suhu tubuh, demi mematahkan logika yang tidak mudah percaya itu. 

Bagaimana bisa, adalah pertanyaan paling masuk akal di saat ini. Sayangnya, tidak tepat. Melarikan diri seharusnya menjadi prioritas. Saat kaki kembali melangkah menjauh, Vias menangkap sesuatu di belakang punggung.

Teriakan jauh di sana yang menggema dalam gua besar, diikuti yang lain. "Ada lagi?"

Getaran di tanah semakin terasa kuat, tidak hanya satu atau dua, mungkin lebih banyak. Di saat seperti ini tidak ada yang waras yang mau berhenti untuk menghitung dulu. Itu mengapa kepalanya hanya berisi denah gua asing dan jalan pintas demi keluar dari labirin ini.

Namun, sesuatu kembali menghalangi.

"Simpan rekaman video?" Hologram asing kembali meminta perhatian, seakan ini menjadi waktu yang tepat untuk menyimpan kisahnya.

"YANG BENAR SAJA?!" teriak Vias geram, yang menjadi penanda posisinya kepada dinosaurus lapar di belakang sana. Sialan!

Vias, Februari 13

✧ ✧ ✧

Tema cerita: Dinosaurus

Selamat menikmati Masa Mesozoic, jangan lupa berfoto demi kenang-kenangannya.

Selamat menikmati Masa Mesozoic, jangan lupa berfoto demi kenang-kenangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To the Edge of the Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang