Prolog;

641 56 12
                                    

𝙏𝙖𝙠..
𝙏𝙖𝙠..
𝙏𝙖𝙠..
Suara langkah kaki yang berjalan di atas lantai sekitar sekolah. anak remaja yang baru saja menginjak bangku SMA. Bermuka tampan dan memiliki bola mata berwarna merah yang indah. Halilintar, itu lah namanya.

"HALIIII!!!!!" Terdengar suara yang cukup besar dan keras dari kejauhan membuat halilintar menoleh ke pada sesosok orang yang memanggilnya

"Apaan dah, Suara lu gede amat. hampir satu gedung kedengaran asal lu tau. malu-maluin aja" jawab halilintar dengan nada datar

Anak yang bernama Taufan yang sempat memanggil namanya itu reflek cengigisan di tambah lagi dengan keringat karena berlari mengejar halilintar, Tidak masalah baginya karna menurutnya itu berolahraga pagi

"Ah elah gitu doang" dia langsung terkekeh dan memutar bola matanya malas

Hali yang melihat itu hanya membalik badannya dan melanjutkan aktivitasnya mengelilingi sekolah hanya untuk melihat-lihat dan berhadap tasi Dengan lingkungan baru ini.

"Lu mau ke mana dah? Gabut amat" tanyanya dengan memegang bahu hali yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Jalan-jalan doang, buat liat-liat" jawabnya

Taufan yang mendapatkan respon itu langsung mengangguk paham dan diam untuk mengikuti hali pergi. Saat ini sekolah masih sedikit sepi di karenakan mereka datang terlalu cepat

"Eh itu.. itu.. itu solar dan thorn kan?" Taufan menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas

Hali yang melihat muka taufan itu reflek memukul muka Taufan di karnakan terlalu berlebihan, Padahal jaraknya tak terlalu jauh.

"Auww.. Sakit anjing!" Taufan yang mendapatkan pukulan kecil di mukanya langsung meringis kesakitan

"Alay." jawabnya singkat

Taufan langsung berlari dan di susul oleh hali menuju ke taman tepat lokasi Solar dan Thorn.

"THORNNN!!" Teriak Taufan. Hali yang mendengar suara Taufan yang berada di sampingnya langsung menutup telinganya

"Gila lu, suara lu kecilin aja anjing. Udah Deket juga masih teriak" ucap solar. Mendengar perkataan itupun Taufan-pun memasang muka masam

"Hai hali.. hai upan.." sapa thorn yang menghentikan aktivitas yang sedang melihat lihat bunga yang berada di taman itu

"HAaaAAaaaaAaaaAAAAaAAIiiiIIIIIiIiii Thorn" jawab Taufan dengan nada panjang yang di buat-buat. Halilintar pun sontak memukul bahu Taufan yang terlalu crienge untuknya.

"IiiiIiIIIIihHHHhh! Cebel dech! Bica gack cih gack ucah pyukul pyukul acu!" Taufan makin menjadi jadi dengan nada sok imutnya itu. Hali reflek mau muntah sekaligus geli melihat Taufan seperti itu.

Thorn yang melihat itu hanya tertawa kecil dan kembali melihat lihat tanaman di sana. hali memainkan headphonenya dan duduk di samping solar yang sedang membaca buku dan Taufan hanya mengikuti thorn sekaligus belajar tentang tanaman. Cukup lama setelah itu, tiba-tiba datang 4 orang yang pastinya mereka kenal ke taman itu dan mendekati mereka

"Loh? Hali, Taufan, thorn dan solar kalian sekolah sini juga?" Tanya remaja yang memiliki bola mata berwarna coklat dengan topi yang menghadap ke belakang. Gempa, itu namanya.

Mereka berempat yang merasa di tanya hanya jawab "Iya" secara bersamaan dan di susul dengan senyuman khas mereka masing-masing

"Bagaimana kabar kalian, hm?" Tanya hali

"Ah elah pake nanya cok, ya sehat lah anjir" jawab blaze ke pada hali dengan sedikit terkekeh

"Alhamdulillah sehat" jawab gempa

School-TP53 [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang