بِسْمِ للّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ
•
•
•
[ KESALAHAN YANG TAK DISENGAJA ]Beberapa Minggu berlalu saatnya aliza dan alesha pulang ke pondok.
Ke esoknya saat nya sholat subuh, para kakak kelas membangunkan adik kelas mereka termasuk kamar Az-Zahra yg di huni aliza juga temen temennya.
"Bangun bangun sholat sholat!, Jangan malas kalian!" ujar kakak kelas tersebut sambil menggedor-gedor pintu kamar mereka .
"Berisik banget deh, bisa santuy ga si?" ujar hanza yg menutup kuping nya mengunakan bantal.
"Ayok sholat bentar lagi mau adzan subuh loh.." ujar aliza sambil menggoncang badan teman temannya.
"Yuk guys lebih baik sholat dari pada tidur, ayok bangun tar di hukum kapok." sambung alesha.
"Andai mak rempong itu kayak aliza sama alesha bangunin nya, lembut, sopan, kan makin sayang gue sama dia" ujar hanza yg langsung duduk.
"Elah banyak cakap lu, sayang sayang ap-" ujar risma yg terhenti.
"Shutt, orang stres diam aja yah..." ucap hanza yg langsung menutup mulut risma dengan tangan nya.
"Udh ah ayok ke mesjid udah mau azan nih"
"Iya iya"
*******
Hari menunjukkan pukul 09.30 yg mana para santri Ikhwan dan santri akhwat pergi ke masjid untuk ngaji kitab, yg di pimpin oleh ustadz azzam.
"Guys ayok cepat udh telat nih, biasanya gue yg telat ini kok malah kalian si" ujar hanza sambil cemberut
"Bisa sabar ga, bukan nya bantuin nyari kek" ujar risma kesal melihat tingkah hanza yang merengek ga jelas itu.
"Nyari apa sih"
"Nyari duit!!"
"Santai bre" ujar hanza yg menyadari kalau risma kesal akan dirinya.
Mereka kembali melihat lihat ke bawah kasur, meja, dan naska.
"Lagi bantu nyariin kitab nya aliza.." Sambung zeya.
"Udah kalian duluan aja aku bisa cari sendiri kok, tar kalian telat lagi gara gara aku."
"Jadi kamu gimana? masak iya kami tega ninggalin kamu.." ujar nisa.
"Ga papa kok, nanti ana nyusul."
"Yaudah deh."
Terlihat alesha masih sibuk membantu mencari kitab aliza yang entah ke mana perginya.
"Sha duluan sana.." ujar aliza kepada alesha
"Ga, aku mau bantu kamu.." ujar alesha yg geleng geleng kepala sambil mencari cari.
"Ga papa, nanti kamu di hukum juga gara gara liza."
"Kamu di hukum? aku juga dong."
"Tapi.."
"Udah cari lagi yuk"
Beberapa menit mencari, akhirnya mereka menemui kitab tersebut.
"Jumpa!! Alhamdulillah." ujar aliza
"Nah alhamdulillah, sudah ayok cepat." ujar alesha yg langsung menarik tangan aliza.
Mereka berlari laju untuk menuju ke masjid yg tidak terlalu jauh dari asmara mereka.
Sesampainya di gerbang masjid dengan ngos ngosan ternyata gerbang nya sudah di tutup oleh satpam yg berjaga di sana.
Rasa takut di jantung aliza semakin besar, ia takut akan di hukum berat karena terlambat menyaksikan pengajian kitab itu, karna setiap santri wajib menghadiri pengajian itu.
"Yah udah di tutup dong.." ujar alesha
"Manjat aja.." ujar aliza, tanpa basa basi, dia langsung memanjat gerbang mesjid tersebut tanpa rasa takut di lihat oleh orang lain
"Eh za jangan kumat sekarang nekat nya.."
Entah dari mana, seorang pemuda menghampiri mereka berdua.
"Ekhemm" suara berat itu membuat keduanya patung seperti batu.
alesha maupun aliza melihat kebelakang, terlihat wajah ari yg begitu galak sedang menatap mereka berdua, tidak lama dia mengalihkan pandangannya.
Aliza langsung turun dari pagar tersebut dan menundukkan kepalanya begitu juga dengan alesha.
"Ngapain?"
"Ma-maaf gus, gus a-ari kan?" ujar alesha
"Na'am, saya muhammad ari arkan al-abqary sepupu nya gus ali, oh ya kenapa kalian datang terlambat?" ujar nya memperkenalkan diri dan menatap lurus ke depan.
"Maaf gus, tadi nyari kitab." ujar aliza
"Ke ndale sekarang." ujar ari yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua
"Udah ketinggalan pengajiannya, di suruh ke ndalem lagi, di bikin tremor mulu sama gus-gus galak itu." ujar aliza yg kesal.
Para santri yang baru pulang dari ngaji kitab tersebut melihat mereka berdua yang di depan gerbang itu.
karna merasa malu aliza dan alesha langsung pergi dari situ dan menuju ke ndalem.
Tanpa berlama-lama mereka langsung pergi ke ndalem, dan sesampainya mereka di sana terdapat banyak orang ali, ari, mahdar, dan yumita.
Langkah alesha langsung berhenti begitu juga dengan aliza, mereka terkejut akan melihat ada kyai dan bunyai, mereka sangat malu kalau mereka akan di hukum dan di saksikan oleh mereka semua, bisa bisa di bilang santri nakal baru tumbuh.
"Perasaan cuma telat doang lah kenapa harus sekeluarga sih yg hukum kita.." ujar aliza
"Shuttt, assalamu'alaikum" ujar alesha yg di sambung juga oleh aliza, mereka sudah berada di ambang pintu.
"Wa'alaikumsalam masuk nak" ujar bunyai
Terlihat jelas aliza dan alesha yg begitu gemetar karena ketakutan akan di hukum
"Kenapa bolos?" Ujar ali yg sudah mengetahui hal itu dari ari sepupunya, yang bertugas menjadi keamanan pesantren.
Dengan degupan jantung yang begitu kencang aliza memaksa menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh ali.
"Ta-tadi nyari kitab gus, ana lupa naru di mana.."
"Anti?" Ujar ali yg melihat ke arah alesha.
"Jangan salah kan alesha dia cuma bantuin ana nyari, ini salah ana hukum ana aja jangan alesha." potong aliza.
"Yasudah ga papa, nak ali biarkan saja, jangan di hukum, kasi kesempatan dulu nggeh." Ujar yumita.
"Tapi kalau mau hukum, ga papa kok bunyai. Ana bersedia karena ana memang ceroboh."
"Sekarang balik ke asrama, tapi jangan di ulang lagi, paham?!" Ujar ali yang terlihat tegas.
"Baik gus.., saya permisi assalamu'alaikum." Pamit aliza yang menarik tangan alesha dengan lembut.
"Wa'alaikumsalam." serentak semua
"mirip kak gem." ucap aliza meledek ali dengan nada kecil.
"siapa?" tanya alesha.
"enggak, bukan siapa-siapa."
Mereka berdua kembali ke asrama mereka yang di lantai dua dengan wajah merasa bersalah.
~TAKDIR CINTA ALZA~
YUHUUU ALIZA GA JADI DI HUKUM, ALHAMDULILLAH..
TYPO TANDAI GUYS 🙌🏻
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YGY
LANJUT GA NIH? LANJUT AJA DEH..SEMOGA RAME AAMIIN, ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA ALZA || TERBIT
Teen FictionYang hadir belum tentu takdir, sekuat dan sekeras apapun kamu memaksa kalau memang bukan dia yang tertulis di lahul mahfuz mu maka tidak akan pernah bisa menjadi milik mu. Kisah cinta yang sangat rumit, ujian tetap melanda mereka berdua walaupun mer...