TCA 6

24 4 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حمٰنِ الرَّ حِيمِ



[ MASA LALU ]


Mentari bersinar, menyinari pesantren sederhana itu, terlihat empat gadis kecil, sudah berada di dalam ndalem dengan keadaan takut.


"Kemarin apakah benar kalian menghina aliza?" ujar ali kepada lea dan indah.

"I-iya gus.." serentak mereka

"Sebelum menghina, cari tau dulu, benar apa tidak, yang ada di pikiran kita!" sahut ustazah halimah selaku pengurus masalah santri-santri putri.

"Lea, indah minta maaf lah kalian, kepada meraka." Ujar ali menunjuk ke arah aliza maupun alesha, yang menundukkan wajahnya.

"Maaf ya aliza, alesha.." Ujar mereka berdua, sambil mengulurkan tangannya kepada aliza dan alesha.

"Na'am, laa ba'sa"  Jawab aliza dengan menggunakan kata bahasa arab yang artinya 'iya, tidak apa-apa', setiap santri harus terbiasa mengunakan bahasa arab saat berada di ndalem, walaupun hanya sedikit-sedikit.

Setelah meminta maaf, lea dan juga indah, kembali ke asrama dengan mimik wajah kesal.

Mereka merasa di permalukan saat meminta maaf, dengan rasa malu itu mereka memutuskan untuk membalas kannya kepada aliza maupun alesha.

"Gue ga terima.., kan emang bener, si aliza itu munafik. Pokonya gue mau buat dia sensara masuk ke pesantren ini." Ujar lea kejam.

"Gue dukung." sambung indah.

********

Selepas kejadian baru baru ini, aliza selalu merasa cemas akan khawatir apakah orang tua nya akan marah jika mengetahui hal-hal aneh ini.

Lamunan itu buyar saat seseorang datang mengejutkan nya dari belakang.

"ASSALAMUALAIKUM" Ujar hanza datang tiba tiba entah dari mana.

"Wa'alaikumusa-lam, ih kaget tau." Jawab aliza, yang melihat teman temannya hanya tertawa pulas.

"Dari pada ngelamun yuk nyubar." Ajak nisa untuk nyubar, alias nyuci bareng.

"Nyubar? nyuci bareng?"

"Pintar.."

Tidak ada jawaban dari aliza selain anggukan, mereka menuju ke kamar mandi yang cukup luas khusus untuk mencuci pakaian mereka, canda tawa mereka lakukan membuat aliza tidak memikirkan hal hal yang tidak penting itu lagi.

Beberapa menit mereka akhirnya menyelesaikan pekerjaan mereka, saat nya mereka menjemur pakaian di bawah sinar matahari yang tidak terlalu menyengat

Mereka meletakkan satu persatu pakaian yang mereka cuci tadi, hingga tidak muat lagi.

Hanza dengan tingkah jengkel nya itu pun, menggeser pakaian temen nya, risma.

"Pakaian ini nanti aja ya jemurnya..." ujar nya menggeser pakaian risma, dengan wajah yang tak berdosa.

"KHANZA!!" Teriakan maut terdengar itu dari mulut risma, yang tengah berlari ke arah hanza, selepas menaru ember cucian nya.

"Enak aja kamu, di sana masih kosong ih.." Ujar risma dengan wajah kesal, dan menjatuhkan pakaian milik hanza.

"Yah, jorok lagi.."

Yang lainnya hanya bisa tertawa dan geleng-geleng, melihat tingkah hanza yang begitu jail dan menjengkelkan itu.

TAKDIR CINTA ALZA || TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang