Oline benar benar mendatangi ruang Osis pagi itu lengkap dengan seragam putih Abu Abu serta rompi tanpa name tag miliknya yang Masih dibawa Erine. Regi bahkan menatap heran dirinya yang berdiri di depan pintu.
"Lu ngapain disini?" bisik regi dengan suara rendah, Oline hanya mengangkat bahunya. Anak anak osis memang baru saja menyelesaikan rapat dengan beberapa orang termasuk Regi, ia sudah menyelesaikan tugas nya dalam pembuatan video promosi bersama anak anak basket yang lain. Hanya perlu menunggu proses editing saja.
Levi yang membuka pintu menatap heran keduanya namun saat pandangan matanya menemukan seseorang yang akhir akhir ini menjadi topik pembicaraan teman temannya membuat Levi kembali membuka pintu ruang Osis.
"Erine di cariin Oline nih!" Ucapnya sebelum berlalu meninggalkan keduanya
"Line gue tinggal ya! Laper banget sumpah" ucap Regi lalu berlari menuju kantin dengan Oline yang tak sempat menghentikannya.
Dengan malas Oline membuka pintu Dan mendapati Erine yang tengah merapikan barang barang ya dengan seorang lelaki yang berdiri di sebelahnya.
"HAMDAN kamu mending pergi deh!" Sentak Erine pada lelaki itu ia tampak begitu kesal, Dan dengan tidak ikhlas Hamdan berlalu pergi melewati Oline setelah memberikan tatapan aneh padanya.
"Galak banget mba" Ucap Oline membuat Erine tersentak. Berbeda 180° dengan sebelumnya tatapan Erine kini berbinar mendapati sosok jakung dengan mata ngantuk berdiri di depannya.
"Hai Manuel!" Sapa Erine membuat Oline berdecak.
"Jangan panggil gue Manuel," ucapnya sembari menarik Salah satu kursi Dan duduk di depan Erine.
"Lu mau gue ngapain?"
Erine menjentikkan jarinya. "Gue denger dari Lily lu bisa balet!" Ucapan Erine sontak membuat Oline membulatkan matanya.
"Lu Tau Dari mana?!"
"Lily" Oline sontak menepuk dahinya.
"Jadi gue mikir buat kolab lu ballet gue yang ngiringin pake piano!" Ucap Erine excited
"No no NOO!" Oline menggelengkan kepalanya kuat kuat.
"Kenapa?" Tanya Erine heran idenya ditolak begitu saja
"Listen to me, Catherina. First gue gak mau ballet Dan gue udah gabisa ballet. Terakhir gue ballet mungkin sekitar 8 tahun lalu! Itupun gue ikut ballet gara gara fomo ikut kakak gue aja!" Ucap Oline final. Erine melengkungkan bibirnya kebawah membuat Oline sedikit iba dan merasa gemas secara bersamaan.
"Yaah sayang banget, padahal jarang jarang ada cowo bisa ballet!"
Oline tak menjawab, pandangan matanya masih lurus kedepan otaknya Masih mencari ide lain,
"Pokoknya lu harus tetep bantuin gue, kalo nggak gue tetep bakal panggil bk dan ortu lu bakal di panggil!" Ancam Erine
"Lu nyebelin banget sumpah" jawab Oline sembari memutar bola matanya malas sementara Erine hanya menjulurkan lidahnya mengejek.
Suasana ruangan yang hanya diisi mereka berdua kembali hening. Kbm mungkin sudah kembali dimulai tetapi mereka berdua Masih santai karena hari ini beberapa guru absen dari mengajar Dan hanya meninggalkan tugas. Dan beruntungnya beberapa guru yang absen adalah guru yang mengajar di kelas mereka.
"Gini aja," Oline membuka suara, Erine memberikan atensi penuh padanya.
"lu bisa dance kan? gue pernah beberapa Kali ikut dance, gak yakin lancar tapi better daripada harus ballet" sambung Oline yang membuat binar mata Erine terlihat jelas. Sebuah harapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover
Romancecan I go where you go? can we always be this close forever and ever?