12. she's pretty pretty like the 1975 songs

1.5K 144 15
                                    

Shutter kamera mirrorless yang Oline pegang berbunyi beberapa Kali. Mengabadikan moment seorang gadis yang dengan lincahnya meliak liukkan tubuhnya di atas panggung mengikuti irama lagu dan beat serta koreo yang memukau.

Beruntung Oline berada di posisi paling tepat, di dukung dengan tubuhnya yang menjulang tinggi membuatnya semakin mudah untuk mendapatkan foto foto terbaik lewat berbagai angle yang bisa ia abadikan lewat kameranya.

Sesekali pandangan mata mereka akan bertemu, dan akan berakhir kekalahan Oline saat tatapan tajam dari mata kucing Erine menatapnya di ikuti senyuman menggoda yang membuatnya kecanduan dan pusing secara bersamaan.

She's so addictive like a Morphine

Suara tepuk tangan yang riuh mengiringi berakhirnya penampilan Tim modern dance. Mereka membungkukkan badan, mengucap terimakasih kemudian turun dari panggung. Oline menepi dari kerumunan orang orang yang sejak tadi berteriak histeris menyaksikan penampilan Tim modern dance yang begitu luar biasa. Ia berjalan kearah backstage yang memang di persiapkan.

"Hai!" Sapa Oline ketika melihat Erine yang duduk di Salah satu kursi. Nafasnya terengah. Keringatnya menepes membasahi pelipis dan leher jenjangnya. Membuatnya terlihat begitu sexy.

Erine tersenyum kemudian melambaikan tangan pada Oline, meminta cowok itu untuk masuk. Oline menurut, di tangannya sudah ada sebotol pocari dingin yang ia dapatkan dari Ribka.

Ketika Oline berjalan masuk dan mendekat, Erine merentangkan kedua tangganya, memberi kode. Oline yang melihatnya pun tertawa. Ia menerima pelukan erat Dari gadis kucing itu, membiarkan Erine melingkarkan kedua lengannya di pinggang Oline, menyembunyikan wajahnya di perut Oline.

"U look so good and georgous Vallencia" pujinya kemudian menepuk nepuk kepala gadis itu, membelai helaaian rambutnya pelan.

Erine melepaskan pelukannya, menatap mata Oline yang juga menatapnya teduh. Senyum di bibir tebalnya terukir.

"Thank you, Manuel" jawabnya iseng, membuat Oline membelalakkan matanya, ia menjepit pipi gadis itu dengan kedua telapak tangannya.

"Dibilang jangan panggil Manuel" ucap Oline gemas.

"Boleh balik duluan gak si?" Tanya Oline yang kini sudah duduk di sebelah Erine. Gadis itu memutar tubuhnya, menatap Oline.

"Gaboleh, boleh pulangnya nanti jam 5 kalo anak anak musik udah selese tampil"

Jawaban Erine membuat Oline mendesah lelah, ia merebahkan tubuhnya di kursi sempit itu.

"Keluar sana, aku mau ganti baju" ucapan Erine malah membuat Oline menyeringai.

"Kenapa harus keluar?"

Erine membelalakkan matanya mendengar ucapan bernada mesum dari lelaki di sebelahnya.

"OLINE MESUM!"

Erine berdiri di depan Oline dan mulai memukulnya brutal. Sementara sang empu tertawa sembari mencoba memegang tangan Erine, menarik gadis itu untuk duduk di pangkuannya.

Mereka berdua terengah, tangan Erine reflek mengalung di kedua leher Oline, sementara Oline melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ramping Erine. Menatap mata gadis kucing itu yang menyayu.

"How can u look so pretty and sexy at the same time, huh?" Puji Oline dengan suara rendah. Ini adalah interaksi terintim mereka, terlalu berlebihan jika mereka hanya disebut sebagai teman.

"And how can u look so damn attractive, Manuel? U're so unfair" sahut Erine

Tangan Oline naik dari pinggang Erine ke tengkuk gadis itu, menahannya disana. Erine memejamkan matanya, nervous.

Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang