04.🧡

220 29 2
                                    

_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________

Berbincang cukup lama, akhirnya Kolonel Wahyu bersama istri pamit pulang. Tinggallah kini Ningrum bersama Paklik dan Buliknya. Sebenarnya, ia sedikit merasa tidak enak pada Juanda, karena belum sempat mengatakan terima kasih secara langsung.

"Rum, kok bisa diantar Kapten Juanda tadi?" Tanya Letkol Candra.

"Iya Rum, kok bisa ketemu Kapten Juanda yang Masya Allah ganteng banget itu?" Tanya Bulik penasaran cerita lengkapnya. Soalnya yang dibahas ini adalah Prajurit ganteng. Idamannya Ibu-ibu dan Mbak-mbak pecinta loreng. Eh?

"Begini Palik, Bulik, tadi Ningrum lapor ke Pos, Om Juanda juga ada disana. Dan di pos, Om yang jaga hanya sendiri, temannya sedang keluar. Karena tidak mungkin meninggalkan pos jaga kosong begitu saja, Om Juanda menawarkan dirinya mengantar Ningrum. Begitu ceritanya, Bulik, Paklik." Jelas Ningrum.

"Lalu sebelumnya kalian saling kenal, ya?" Tanya Bu Rusmita penuh selidik.

"Mmm, nggak kenal sih, Bulik. Cuma pernah beberapa kali ketemu nggak sengaja. Pun juga nggak pernah saling ngobrol." Jawab Ningrum kemudian mencoba santai dan tidak menimbulkan praduga-praduga dari Buliknya.

"Masa sih? Tapi kok kelihatannya kaya akrab begitu?" Sahut Paklik ikut menggoda Ningrum.

Iya, jadi pasangan suami istri ini tiba-tiba seperti memikirkan hal yang sama dari kejadian tadi. Berniat menjodohkan keduanya. Tapi jangan bilang-bilang ya sama Ningrum dan Juanda.

"Nggak kok, Paklik. Malah tadi baru ngobrol sama Om Juanda-nya." Jawab Ningrum, seberusaha mungkin agar tidak memperpanjang pembahasan tentang Kapten Juanda itu.

"Oh begitu, eh kira-kira Kapten Juanda itu sudah menikah atau belum ya, Mas?" Sahut Bu Rusmita ke suaminya.

"Biasanya seusia Kapten Juanda, sudah menikah semua. Nggak tau deh Kapten Juanda sudah menikah atau belum. Kenapa dek?" Sahut Letkol Candra.

"Siapa tau belum menikah, bisa deh dideketin sama Ningrum. Kayanya bakalan cocok deh, serasi gitu kelihatannya." Sahut Bu Rusmita menggoda keponakannya.

"Loh, kok malah bawa Ningrum, Bulik? Haduh, nggak bener ini. Sudah dulu deh Bulik, Ningrum mau numpang sholat Dzuhur dulu ya." Ningrum ingin segera melarikan diri dari situasi ini. Jadi buru-buru ke kamar mandi.

"Eh, malah kabur,"

"Biarin aja, Dek. Lagipula kita kan belum tau Kapten Juanda sudah menikah atau belum. Kalau sudah menikah gimana? Bisa repot urusannya sama suami orang." Sahut Letkol Candra.

"Iya bener juga ya, Mas." Sahut Bu Rusmita yang kemudian merasa menyesal sudah kadung antusias.

Kalau di Ningrum sendiri, ia malah deg-degan saat Bulik dan Pakliknya membahas tentang Kapten Juanda tadi. Aneh sekali dengan dirinya, tapi Ningrum mencoba untuk menepis perasaan aneh itu.

Pia Untuk Kapten Baret JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang