Bagian delapan - Hinata berbeda

625 61 9
                                    

Lovely Ninja
.
.
.

Duarrr!!

Pukulan mendarat pada sebuah puing sebelum bongkahan besar itu berhasil terlebih dulu menyentuh tanah.

"Hiashi, awas sebelah kananmu!"

Suara berat ketua klan Uchiha menggema, meyadarkan fokus dari ketua klan Hyuuga yang tengah menghalau serangan reruntuhan dari arah sebaliknya.

Seharusnya, peringatan itu tidak perlu, sebab Hyuuga adalah pengguna byakugan yang tentu jangkauan penglihatan matanya dapat meliputi segala arah. Namun, seolah tak ingin seseorang yang memberi perhatian kecil padanya kecewa ia segera menengok dan menghantam sebuah benda yang terbang ke arahnya.

Duaakk!

Hiashi yang terbawa suasana kini tersenyum bangga, merasakan adrenalin memenuhi setiap denyut nadinya, kemudian ia menoleh menghadap ke arah rekannya dan.. seketika senyuman menghilang dari raut wajah, berganti menjadi hembusan nafas lelah.

Uh, yang benar saja? Untuk sesaat Hiashi tak menyangka bisa-bisanya ia kehilangan kendali perasaan terhadap orang itu? Orang yang kini tengah sibuk kembali menghancurkan dan menyingkirkan beberapa sisa bangunan berniat mengeluarkan warga desa yang terjebak di balik reruntuhan.

"Huft!"

Hiashi memejam mata. Dan dengan hati berat ia melangkah maju, ingin membantu menyelesaikan pekerjaan dari Fugaku.

Ya.

Kini kedua orang, ketua klan bangsawan Konoha yang terkenal bermusuhan itu tengah bekerja sama. Menolong dan melindungi para penduduk desa dari serangan musuh yang menyasar tak tentu arah.

Sejak pertemuan tak sengaja mereka di ujung persimpangan jalan, ketika serangan brutal mulai gencar dilancarkan. Dua pria berwatak keras itu bahu membahu dalam misi penyelamatan, bahkan tak sadar saling sahut menyahut menyebut nama seolah keakraban memang bagian dari mereka begitu lama.

Hal.. yang tak akan pernah siapapun temukan apalagi terbayangkan jika mengingat bagaimana perangai mereka selama ini.

Namun kini kedua orang yang kerap berselisihan itu tengah berdiri bersisian. Terdiam. Merasa terjebak dalam situasi membingungkan, ketika beberapa warga desa yang telah berhasil mereka selamatkan menunduk dalam-dalam, untuk mengungkap rasa terimakasih..

"Arigatou, Uchiha-sama,"

"Arigatou, Hyuuga-sama,"

Ucap beberapa orang warga dengan binar wajah menggambarkan rasa haru, syukur, sekaligus perasaan tak percaya bahwa yang telah menolong nyawa mereka adalah orang-orang yang sangat terpandang di dalam desa.

Sementara Fugaku dan Hiashi masih mematung tak tahu harus berbuat apa?

Mereka adalah dua orang yang terbiasa hidup dihormati, perlakuan semacam ini sungguh tak asing bagi mereka.

Namun mungkin karena saat ini perasaan mereka yang terlalu larut dalam pemikiran, mengingat-ingat pertarungan kebersamaan yang mereka lakukan, barang kali yang kemudian membuat kecanggungan ini terasa menyiksa.

Untungnya rasa itu tak perlu berlangsung lama, ketika akhirnya putri kedua Hiashi datang lebih dulu menghampiri.

"Otou-sama..? Apa Tou-sama tidak apa-apa?!" Seru Hanabi, merasa cemas pada ayahnya.

Tak sadar Hiashi menghela nafas lega, kemudian menggeleng menjawab pertanyaannya dari putrinya.

Sesungguhnya.. ia merasa bersyukur atas kedatangan Hanabi dan beberapa pengawalnya.

Lovely NinjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang