Hari pertama dan Bertemu Kembali

440 327 123
                                    

DISCLAIMER

Ini cerita hanya fiksi, jadi tolong jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan real

Ini cerita hanya fiksi, jadi tolong jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan real

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Ruby sudah siap dengan setelan formalnya. Dengan hati yang berdebar, Ia masih mematung di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan cermat, memastikan setiap detail pakaiannya sudah sesuai.

 Dengan hati yang berdebar, Ia masih mematung di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan cermat, memastikan setiap detail pakaiannya sudah sesuai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski telah berdiri di depan cermin berjam-jam, Ruby tetap merasa ragu. Dia ingin memastikan bahwa semua aspek penampilannya sesuai dengan kesan yang ingin dia perlihatkan pada murid-muridnya. Untuk meyakinkan dirinya sendiri, Ruby memutuskan untuk menghubungi Aletta, sahabat setianya. Ia mengambil ponselnya dan dengan cepat mengetik pesan.

"Al, bagaimana menurutmu dengan setelanku hari ini? Apa tidak terlalu berlebihan untuk memakai setelan ini?”
Setelah mengirim pesan tersebut, Ruby kembali menatap dirinya dalam cermin dengan harapan agar Aletta segera merespons. Ia ingin memastikan bahwa penampilannya tidak hanya memenuhi standar formalitas, tetapi juga memberikan kesan yang baik.

TING!

Balasan dari Aletta terlihat di layar ponselnya, membuat Ruby dengan semangat membacanya. "Itu bagus dan cocok untukmu. Sahabatku ini memang benar-benar cantik." Ruby tersenyum membaca pesan Aletta yang terkesan memujinya.

Setelah mendapatkan balasan yang cukup memuaskan dari Aletta, Ruby bergegas mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk berangkat menuju sekolah. Perasaannya benar-benar gugup, otaknya bahkan selalu memikirkan bagaimana reaksi murid-muridnya nanti saat berhadapan dengannya. Tidak lupa, Ruby juga berharap tidak ada murid menyebalkan yang akan membuatnya kesal, walaupun ia tidak yakin dengan hal tersebut.

Dengan setelan formal yang dipilihnya dengan cermat, Ruby keluar dari rumahnya dengan hati-hati. Langkahnya mantap, tapi di dalam, Ia merasakan gelisah yang sulit dijelaskan.

Hari ini adalah hari pertamanya sebagai wali kelas, dan tanggung jawabnya membuatnya merasa tegang. Ia mencoba menenangkan diri sambil memikirkan bagaimana cara terbaik untuk membangun hubungan yang baik dengan murid-muridnya. Pasalnya, Ruby bukanlah perempuan lemah lembut dengan kesabaran seluas samudra.

UNEXPECTED LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang