Kembali Terulang

71 30 20
                                    

DISCLAIMER

Ini cerita hanya fiksi, jadi tolong jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan real

📚 HAPPY READING 📚

Di suatu malam di sebuah apartemen, suasana hening menyelimuti setiap sudut ruangan. Dari jendela yang terbuka, angin malam masuk dengan gemulai, membawa aroma kota yang tercampur dengan kesunyian malam yang menyentuh jiwa.

Di balkon, penghuni apartemen itu duduk sendirian, melihat ke langit yang gelap namun penuh bintang. Bintang-bintang itu bersinar begitu terang, seolah-olah menawarkan teman bagi jiwa yang merindukan kehangatan.

Namun, di dalam ruangan, keheningan tetap berkuasa, merangkul kesunyian malam dengan eratnya. Suasana sunyi itu memberi kesempatan bagi pikiran untuk melayang bebas dan terkadang, keheningan itu sendiri menjadi teman yang paling setia, memahami lebih dari pada kata-kata yang terucap.

Penghuni apartemen itu adalah Ruby Xalviera Galdine. Perempuan yang tengah bergulat dengan pikiran masa lalunya. Wajahnya yang pucat dipenuhi oleh ekspresi campuran antara kesedihan dan nostalgia. Di dalam relung hatinya, kenangan-kenangan indah bergulir begitu saja, menghadirkan bayang-bayang masa lalu yang ingin ia lupakan.

Namun, di antara riuh rendah ingatannya, ada satu figur yang mencuat dengan jelas: Gestara. Nama itu seperti sebuah sentuhan lembut di tengah keheningan, membawa kembali gambaran wajah lelaki itu ke dalam benaknya.

Ruby terus merenung, matanya masih terpaku pada langit yang dipenuhi bintang-bintang, namun kali ini, pikirannya malah dipenuhi oleh Gestara. Dalam ingatannya, Gestara adalah sosok yang selalu muncul dengan segala macam cara yang membuatnya kesal. Mulai dari lelucon tak lucu, komentar yang tidak senonoh, hingga godaan yang merusak kedamaian pikirannya. Ruby merasa seperti berada dalam perang tanpa ujung dengan lelaki itu, yang selalu berusaha memasuki ruang pribadinya tanpa izin.

Namun, di balik segala kekesalannya, Ruby tidak bisa menyangkal adanya getaran aneh di dalam dirinya setiap kali Gestara muncul. Ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sebuah tarikan yang tak terduga yang membuatnya terus terjebak dalam pertarungan batin antara keinginan untuk menjauh dan keinginan untuk mendekat.

Pikiran tentang kehadiran Gestara dalam hidupnya masih berputar. Apakah lelaki itu hadir hanya untuk mengganggunya, ataukah ada maksud yang lebih dalam di balik sikap dan tindakannya? Meskipun pikirannya dipenuhi dengan kekesalan, ia tidak bisa menyangkal bahwa Gestara telah membangkitkan berbagai emosi yang berkecamuk di dalam dirinya.

Ruby menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir kenangan itu dari pikirannya. Namun, Gestara seperti bayangan yang tak terhapuskan, terus menghantuinya di pikirannya saat ini. Di malam yang sunyi seperti ini, di dalam apartemen yang sepi, entah kenapa kenangan tentang Gestara malah menari-nari di dalam benaknya.

Masih dipengaruhi oleh rasa mabuk, Ruby bangkit dari duduknya. Langkah-langkahnya mantap saat ia berjalan menuju pintu apartemennya, hatinya dipenuhi dengan tekad yang kuat. Dengan perlahan, ia membuka pintu apartemen, berusaha menjaga keseimbangan meskipun pikirannya masih terombang-ambing oleh efek mabuk.

Ketika matanya menyapu sekeliling koridor, pandangannya akhirnya terhenti pada pintu apartemen di seberangnya. Saat ini, pintu itu menjadi titik fokus yang menarik perhatiannya, memicu kembali timbulnya pertanyaan-pertanyaan tentang Gestara dalam pikirannya. Ruby tak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan apa yang mungkin terjadi di balik pintu itu. Apakah lelaki itu sudah terlelap di dalam apartemennya, tengah bermimpi indah mungkin, dan apakah ia hadir dalam mimpi Gestara? Ah, entah mengapa, di malam ini Ruby terlihat seperti seorang anak remaja yang tengah dimabuk cinta.

UNEXPECTED LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang