Bab 11 (Volume 3) : PERANG DIMULAI!!!

306 53 6
                                    

[Author: Halo semua, nanti silahkan berkomentar mengenai bab ini ya, boleh dar segi cerita maupun pertempuran yang author sajikan ya, terimakasih^_^]

Senopati Ardhana POV

Perbatasan Barat Majapahit

        Fajar telah tiba dan menerangi perbatasan 2 kerajaan yang berupa pebukitan padang rumput dan juga hutan yang rindang. Benteng bambu Majapahit yang cukup besar berada di dalam hutan, sedangkan pasukan Sunda yang memulai invasi telah datang dari arah bukit. Pasukan Sunda dengan gagah melangkah maju dan berhenti dengan jarak antar kedua pasukan kerajaan itu berkisar 250 m.

"Wah, wah mereka langsung mengerahkan 7 ribu pasukan bersenjata lengkap ya..." Gumam Senopati Ardhana yang memandang dengan senyum sinis pada 7 ribu pasukan Sunda yang berbaris dan menuju garis pertahanan Majapahit.

"Senopati, sejak kapan mereka memiliki pelontar batu yang besar?" Tanya Kapten Maja 1 yang heran dan waspada dengan senjata pelontar batu yang dibawa Sunda.

"Entahlah, tapi yang pasti batu- batu yang diluncurkan oleh senjata itu dapat meruntuhkan benteng bambu ini... Siapkan pasukan Infanteri berat dan sebagian pemanah di Luar benteng" Ujar Ardhana yang dilakukan oleh para perwira militer.

    Meski total pasukan Majapahit di barat berkisar 19 ribu pasukan, tetapi pasukan itu di pecah menjadi 3 kelompok dan Kelompok pasukan pimpinan Senopati ardhana berkisar 7.500 pasukan, atau sebanding dengan pasukan Sunda. Para pasukan Majapahit pun mulai berbaris dan siap berperang, pasukan teknisi cetbang dan bedil ada yang bersembunyi di semak semak agar menjadi serangan kejutan untuk pasukan Sunda. Barisan pelontar batu dan pemanah juga ikut bersembunyi untuk mendukung pasukan Garis depan, dan sebanyak 500 pasukan kavaleri bersiap menyergap pasukan Sunda yang posisinya sedang bersembunyi di balik tebing yang terletak dekat dengan posisi pasukan Sunda.

    Senopati Ardhana sendiri berada di garis depan bersama tumenggung Tijo dari Adipala bersama dengan 4 ribu pasukan infanteri yang berhadapan langsung dengan pasukan Sunda. Dan pemimpin pasukan Sunda yakni Senopati asep dan Tumenggung Jamal memacu kudanya dan menghampiri senopati Ardhana .

"Selamat pagi Senopati Ardhana, sudah lama kita tidak bertemu dalam pertempuran. Senang bertemu dengan anda lagi" Sapa Senopati Asep dengan senyum remeh

"Ya, saya juga senang bertemu dengan anda lagi. Dan saya lihat anda membawa banyak sekali orang untuk bertamu" Sarkas Ardhana dengan senyum sinis

"Ya, dan izinkan kami memasuki dan menguasai rumahmu secara baik-baik" Jawab sarkas Asep

"Haha, jumlah kalian terlalu besar... dan mohon maaf kalian tidak diizinkan masuk karena jumlah yang terlalu banyak. Dan silahkan tinggalkan rumah kami, atau akan melayani kalian dengan senjata" Ancam Ardhana yang mulai mengeluarkan keris

"Heh, rumahmu terlalu indah untuk ditinggalkan. Karena anda melarang kami, kami juga akan memberikan senjata kami dan menumpahkan darah kalian!!!" Senopati Asep mengeluarkan pedang dan kembali ke barisan pasukannya.

"SERANG!!!!!! HABISI MEREKA!!!" Perintah senopati Asep membuat semua pasukan Sunda dalaam posisi siap bertarung.

"BERSIAP!!!!!" Perintah Senopati Ardhana membuat semua pasukan Majapahit siap bertarung

Pertempuran pun dimulai.....

*****

Pasukan Sunda POV 

"GUNAKAN KATAPEL DAN PANAH!!!" Perintah Senopati Asep membuat pasukan Katapel melontarkan bebatuan mereka yang seberat 25 kg, atau 1,70 kali lipat lebih besar dari biasanya

MENJADI PRABU HAYAM WURUK (Hiatus sementara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang