🌙 Amarah Rubah

147 21 3
                                    

800 tahun berlalu...

Rubah Bulan kini telah menjadi pemuda yang sangat tampan diistana langit tempat Dewa Bulan tinggal. Tidak hanya sang Dewa bulan, bahkan gagak sahabatnya sendiri pun mengakui pesona dan ketampanan Sang Rubah Bulan

Sesuai dengan ambisinya sejak ia masuk ke dunia Iblis tanpa sengaja, merubah Yue Liang menjadi pribadi yang sangat giat dan tekun berlatih, ia sangat ingin membuat Dewa bulan sangat bangga terhadap dirinya. Tanpa lelah ia terus melatih kekuatan supranaturalnya agar ekornya tumbuh dengan cepat.

Sama halnya dengan hari ini rubah itu juga melakukan kesibukan yang sama yaitu melatih diri di tepian kolam teratai ditemani secawan arak bunga persik kesukaannya.

Ia menyesap wangi dari arak yang ia tuang ke cawan giok berwarna hijau muda yang berada dalam genggamannya, ia membawa arak yang harum itu untuk ia nikmati. Matanya menatap nanar sedikit berpikir, hari ini bagaimanakah cara ia menambah ekornya lagi.

Sementara itu, Pemuda lain dengan hanfu berwarna ungu kehitaman duduk di atas pohon tempat Rubah itu sedang menyantaikan diri. "Hei, apa yang kau pikirkan? Kenapa hanya diam..? tidak latihan hari ini?" Tanya pemuda itu dengan bosan.

Pemuda yang ditanya hanya menatap gelas yang sedang ia putra-putar tanpa ada respon lebih. "Aku sedang berpikir bagaimana cara aku menumbuhkan satu ekorku lagi hari ini, semakin lama ekorku semakin sulit untuk tumbuh."

"Kau bisa bermeditasi dan menyerap seluruh energi langit seperti biasa! Bukankah kau sudah bisa melakukannya.. hm, aku bosan, ayo kita turun!"

Mendengar kebosanan Sang Gagak, Rubah itu kemudian melempar gelasnya ke langit dan melempar gelas tersebut dengan energi berwarna merah.

WHOM.
Cip.
Cip.
Cip.

Dalam waktu singkat gelas itu berubah menjadi seekor burung nuri berwarna hijau dan terbang kesana kemari.

"Hei, sejak kapan kau bisa melakukan itu ?" ujar Pemuda berhanfu ungu yang cukup terkejut karena pemuda di bawahnya sudah berhasil mengubah benda mati menjadi makhluk hidup. Itu keren.

Sang Rubah hanya tersenyum dan menjentikkan jarinya. Burung nuri itu kemudian berubah kembali menjadi mangkuk arak dan jatuh ke tanah dengan cepat.

Prak.

Manik pemuda itu menyipit tidak senang melihat cawan yang telah terpecah belah akibat terjatuh ke tanah. "Sayangnya, aku bukan mengubahnya menjadi makhluk hidup... Melainkan aku hanya membuat ilusi agar kalian mengira bahwa itu adalah seekor burung nuri."

"Kau sudah mempelajari sihir tipu muslihat ?"
Rubah itu mengangguk.

"Kau mungkin bisa mengajari aku beberapa trik-mu!" ujar pemuda yang terlihat lebih muda seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gagak sialan, kau setiap hari melihatku berlatih tanpa mau ikut berlatih, sudah sampai sejauh mana kemampuan supranaturalmu sekarang?! tunjukkan padaku!" Pekik rubah yang berada di bawah pohon.

Gagak itu hanya menatapnya malas, apa ini?
Apa ia akan dimarahin lagi.
"Jika kau tidak menunjukkan perkembangan apapun aku akan menyuruh Dewa bulan untuk segera membuatmu menjadi burung goreng malam ini."

"Hah? Gege- kenapa Jahat sekali?"

Pemuda yang tengah berbaring itu kemudian mulai berdiri dan bergoyang-goyang, membuat sayap hitam yang berada disisi tubuhnya menjatuhkan beberapa helai dedaunan.
Ia kemudian mulai mengepakkan sayapnya dan terbang melayang berputar-putar terbang ke angkasa. "Kau ingin melihat kemampuanku, bukan?" Tanya pemuda itu seraya membuka telapak tangannya.

SYUUSHH.

Sebuah kipas bulat keunguan muncul dari pertengahan telapak tangannya, dengan menyeringai ia kemudian mengibaskan kipas tersebut ke arah sang Rubah yang sedang duduk di pohon. Dalam sekejap angin besar terbentuk.
Rubah itu menyilangkan kedua lengannya demi melindungi diri dari terpaan kuatnya angin yang menerpanya. Beberapa saat terpaan itu perlahan tergulung dan saling sambung, membuat torpedo menjadi berbentuk puting beliung yang sangat besar.
"Hei, Gagak gila! hentikan angin ini! kau bisa menumpangkan pohon tua ini!"

🌙 MOON FOX - Love is Sacrifice [BibleBuild]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang