18

243 18 2
                                    

"Siapapun, yang mendengar suara ku tolong jawab. Letnan Donghyuck, Letnan Renjun, Sersan Mark, Jeno .. "

Donghyuck mengerutkan kening meskipun saat ini masih tertidur lelap. Mengerjapkan mata setelah mendengar suara Komandan Jaehyun yang terdengar melalui earphone HT yang masih dia paka, dia lupa melepasnya sebelum tertidur semalam.

"Donghyuck disini, ada apa Komandan?," tanya Donghyuck setelah menekan tombol pada earphone HT ditelinganya.

"Penjemputan untuk tim Phoenix akan dimajukan, paling cepat setidaknya dini hari nanti"

Perkataan komandan Jaehyun membuat tubuh Donghyuck menegang, dan sempat membuat tubuh lelaki yang berada disampingnya terusik karena pergerakannya.

"Kenapa komandan?" tanya Donghyuck bertanya kembali, ada perubahan dari suaranya.

"Serangan balik yang kalian lakukan, semakin menunjukkan jika dari penduduk pemukiman adalah teroris. Mereka menyebarkan berita atas penyerangan yang kalian lakukan. Dan sebagai pencegahan serangan berkelanjutan yang kalian lakukan, mereka akan membumihanguskan pemukiman tempat kalian berada saat ini"

"Brengsek!! Kenapa dewan misi perdamaian tidak berguna sama sekali? Apa yang mereka lakukan disana sampai pemberontak itu ingin membumihanguskan pemukiman penduduk yang hanya ingin mempertahankan wilayahnya?"

Donghyuck memaki dengan kesal, tidak peduli yang berbicara dengan nya saat ini adalah lelaki yang berpangkat lebih tinggi darinya.

"Letnan, kami sudah bernegosiasi. Mereka pintar memutar balikan fakta, selain itu mereka juga mendapat dukungan dari beberapa negara adidaya. Meskipun para dewan perdamaian dari beberapa negara mengutuk perbuatan mereka, itu tidak banyak memberi pengaruh untuk misi ini"

"Karena pemberontak di pemerintah pusat mendapat modal persenjataan untuk perang dari negara adidaya yang mendukung mereka" jelas Komandan Jaehyun.

"Komandan, jelas-jelas ini termasuk kejahatan genosida. Jikalau pun kami teroris, mereka juga masih punya hak untuk hidup" sahut Donghyuck dengan kesal.

"Letnan Donghyuck, bukan saatnya kau meluapkan amarah mu. Disini dewan misi perdamaian juga mengajukan beberapa resolusi perdamaian sebagaimana mestinya. Dan semua itu dilanggar oleh pemimpin pemerintah pusat" Komandan Jaehyun kembali menjelaskan.

Donghyuck menghela nafasnya dengan kasar, lagi-lagi seperti itu. Sebenarnya yang berkuasa di misi perdamaian ini siapa? Dewan perdamaian yang berisi orang-orang cerdas dari berbagai negara pun kesulitan untuk menghentikan kejahatan perang ini. Jadi sebenarnya apa tugas dewan perdamaian dan kenapa mereka sampai tidak mampu menjinakkan satu negara yang menyerang bagian dari wilayah negaranya sendiri?

Dan lagi-lagi disaat Donghyuck sedang meredam amarahnya, tangannya digenggam erat oleh Mark. Siapa orang yang berani melakukan hal itu selain sang Sersan?

"Kematian tidaklah hal setara untuk pemerintah pusat atas penderitaan yang dirasakan oleh penduduk pemukiman Al-Bayda'. Membusuk dengan raga yang masih bernyawa dibumi adalah yang hukuman yang tepat untuk mereka"

"Perdamaian tidak dapat dipertahankan dengan kekuatan, itu hanya dapat dicapai dengan pemahaman. Buat mereka memahami arti perdamaian, Komandan. Tolong buka mata dunia atas apa yang terjadi ditempat ini, jika dewan misi perdamaian tidak mampu menghentikan, orang-orang yang mempunyai hati akan tahu mana yang benar dan mana yang salah"

(Tulisan bercetak miring adalah narasi dari pendapat Albert Einstein)

Mark bersuara dengan tenang, akan tetapi suaranya begitu tegas dan hal itu entah kenapa membuat Donghyuck dan Komandan Jaehyun merinding mendengarnya.

Two Suns || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang