14

228 22 1
                                    

Malam harinya kegaduhan kembali terjadi di Kamp pengungsian, rumah sakit yang menjadi penampungan sementara mengalami mati listrik. Dari pemerintah pusat mereka memang tidak mendapat pasokan aliran listrik, semuanya diputus total. Penduduk pemukiman Al-Bayda' mendapat listrik dari penggunaan bahan bakar yang didapat oleh pasukan Almuharibun dengan cara menyelundupkannya dari distrik Ma'arib.

Tidak hanya para Dokter yang mengambil peran, seluruh tim Phoenix berperan ganda kali ini untuk membantu para pasien rumah sakit. Terlebih pasien yang menggunakan alat-alat yang terhubung dengan listrik, sebagai contoh alat bantu pernapasan. Anggota tim Phoenix membantu menggunakan *Bag Valve Mask (BVM) untuk membantu pernapasan beberapa pasien agar paru-paru pasien tetap bisa berisi cukup pasokan udara.

*Bag Valve Mask (BVM) / AMBUBAG : perangkat genggam dalam pengobatan darurat, untuk memberikan ventilasi tekanan positif kepada pasien yang tidak dapat bernapas secara normal. Alat ini biasanya digunakan kepada pasien yang mengalami serangan jantung, gangguan pernapasan, trauma, atau kecelakaan yang menyebabkan seseorang tidak dapat bernapas dengan baik.

Semuanya sama-sama sibuk dengan apa yang mereka lakukan, tak terkecuali Letnan Donghyuck serta Sersan Mark yang juga berusaha membantu sebisa mereka untuk membuat orang-orang merasa lebih baik. Donghyuck bersama beberapa anggota Almuharibun sedang berusaha menghidupkan kembali listrik, sementara Mark sibuk di dalam rumah sakit seperti yang lainnya.

Mark yang hendak pergi menuju ruang penyimpanan alat medis menghentikan langkahnya saat melewati ruang isolasi, dari depan pintu tempatnya berdiri ia melihat seorang pasien lelaki yang tidak sadarkan diri sedang mengalami kejang.

Mark mengabaikan apa yang menjadi tujuannya sebelumnya, ia segera mencari dokter untuk membantu pasien yang berada diruang isolasi. Kebetulan tepat saat dia berbalik, Dokter Na menuju ke arahnya.

"Dokter Na, pasien didalam mengalami kejang" ucap Mark sembari menunjukkan apa yang ia lihat kepada dokter Na.

"Sersan Mark tolong bantu aku" pinta Dokter Na dengan kepanikan yang melandanya saat melihat pasien dalam keadaan darurat.

Tanpa pikir panjang keduanya memasuki ruangan tersebut dan melupakan jika mereka memasuki ruang isolasi tanpa pakaian pengaman apapun.

"Sersan Mark tolong tahan pasien, aku akan menyiapkan obat penenang" ucap Dokter Na sembari dia menyiapkan suntikan dengan cairan obat yang dia maksud.

Mark menurut, ia menahan bahu pasien yang tubuhnya memulai membiru. Namun pasien yang mengalami kejang semakin bergerak tidak terkendali. Dan lagi mulut pasien juga mulai mengeluarkan darah, dan tidak sedikit yang mengenai tangan Mark.

"Akkhh!!" Mark berteriak kesakitan ketika pasien tersebut menggigit lengannya. Membuat Dokter Na terlonjak kaget dengan apa yang terjadi.

Dengan segera ia menyuntikkan obat penenang untuk pasien tersebut dan bersamaan dengan itu listrik kembali menyala serta pasien berangsur tenang. Namun sebelum tidak sadar kembali, pasien tersebut sempat batuk darah dan darahnya mengenai Dokter Na serta Sersan Mark.

"Sersan Mark kau tidak apa-apa?" Dokter Na bertanya dengan khawatir melihat luka bekas gigitan di lengan Mark yang cukup dalam.

"Tidak apa-apa" Mark memang menjawab seperti itu meskipun wajahnya tidak bisa menutup rasa sakit yang dia rasakan.

"Aku obati luka mu. Tapi sebelum itu, aku harus memberi tahu kalo kita harus dikarantina. Pasien ini mengidap penyakit influenza dan kemungkinan besar kita bisa tertular." Jelas Dokter Na dengan nada penuh penyesalan. Ia seharusnya menggunakan setidaknya masker untuk mencegah hal ini terjadi. Dan ceroboh nya dia menyeret orang lain untuk masuk ruangan ini.

Two Suns || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang