05

268 29 3
                                    

Satu minggu lebih sudah Tim Phoenix menjalani misi perdamaian ini, setiap melakukan patroli di sekitar garis perbatasan para anggota tidak menemukan kejanggalan apapun. Atau hanya belum? Entahlah. Setidaknya sejauh ini tempat yang mereka jaga terbilang aman.

Hari ini Mark menyeret ketuanya untuk ikut bersamanya, karena sangat sulit sekali mengajak sang Letnan untuk ikut pergi bersamanya. Demi apapun Mark ingin menunjukan tempat yang menurutnya akan sangat disukai sang Letnan.

"Sebenarnya kau ingin membawa ku kemana, Sersan?" tanya Donghyuck untuk kesekian kalinya.

"Nanti Letnan juga akan tahu" Mark pun menjawab dengan entengnya.

Donghyuck menatap tajam sang Sersan yang telah menculiknya dan membuatnya berjalan cukup lama sejak tadi "Kau selalu menjawab seperti itu Sersan setiap aku bertanya. Bisakah kau menjawab dengan lebih jelas kemana tujuan mu?" tanyanya mulai kesal.

"Jika Letnan tetap bertanya seperti itu maka jawaban ku akan tetap sama, tujuanku memberi kejutan Letnan meskipun nanti Letnan tidak terkejut dengan apa yang aku tunjukan" jawab Mark kembali yang merasa gemas dengan ketuanya.

Tidak ingin membuang tenaganya lebih banyak untuk membalas sang Sersan, pada akhirnya Donghyuck hanya menghela nafasnya dengan kesal. Dan hanya mengikuti langkah sang Sersan yang entah akan membawanya kemana.

"Akhun!! "

Donghyuck menoleh kesamping ketika mendengar suara teriakan orang yang menggunakan bahasa lokal Yaman. Ada 5 anak yang melambai dan berjalan mendekat ke arah mereka, namun sebelum bertanya ia melihat Sersan Mark melambaikan tangannya ke arah anak-anak itu.

"Kau mengenal mereka, Sersan?" tanya Donghyuck.

Mark menoleh sekilas dan tersenyum "Tidak, tapi anak-anak itu lucu Letnan" kata Mark kembali melambaikan tangan ke arah anak-anak yang datang.

"Akhun, membawa makanan ?" tanya salah seorang anak.

Mark menyamai tinggi anak tersebut dan ia pun tersenyum "Aku hanya bisa membawa sepotong roti, kalian bisa membaginya" kata Mark mengambil roti yang sudah gepeng karena ia membawanya didalam saku.

"Syukron akhun , ini sudah lebih dari cukup" katanya dengan tersenyum lebar, menunjukan jika ia dan teman-temannya merasa puas.

Donghyuck hanya menatap interaksi Mark dengan anak-anak itu, terlihat sekali jika anak-anak itu kelaparan, tubuh mereka juga kurus seperti tidak mendapat gizi yang cukup. Tanpa sadar tangannya merogoh saku yang ia kenakan dan mengambil beberapa butir permen yang biasa dia bawa.

Donghyuck memberikannya pada Mark "Berikan untuk mereka" katanya.

"Ini permen untuk kalian dari kakak ini" kata Mark dengan menyerahkan pemberian Letnan Donghyuck pada anak-anak itu.

"Syukron akhun, Syukron Jazzakallah khairan"

Donghyuck tersenyum dan mengangguk untuk menanggapi ucapan anak-anak tersebut, ia pun bertanya "Apa yang kalian lakukan disini?."

Seorang anak menjawab, "Mencari makanan."

Donghyuck mengamati sekitar, yang tertangkap penglihatannya hanyalah tanah berbatu dan tidak ada tumbuhan atau pohon yang menghasilkan buah untuk di makan. Oh, Donghyuck baru lihat jika tempat ini bisa ditumbuhi rumput meskipun tidak rimbun dan tidak semua bagian hijau.

Donghyuck menatap Mark seakan meminta penjelasan, dan Mark justru tersenyum dan kembali bicara pada anak-anak tersebut.

"Kami pergi, meskipun sedikit jangan lupa berbagi"

Two Suns || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang