BAB 7

108 17 2
                                    

April.

April mengendarai sepeda motor bersama dengan Juliana, ia merasa senang karena bertemu dengan orang yang di rindukannya setelah sekian lama.

Sampai di rumah April.

Ketika Juliana akan turun dari sepeda motor, ia terjatuh karena pingsan, untung saja April sigap menangkap Juliana, ia memang kurang peka dengan keadaan yang sekarang Juliana alami.

April baru tersadar jika suhu tubuh Juliana sangat tinggi, ia bergegas membopong Juliana ke kasurnya. 

"Argh, kenapa aku baru sadar jika apa yang dikatakan Juliana benar-benar bodoh tadi, pikiran Juliana sekarang mungkin benar-benar sedang kacau...." Ucap April.

Sebelum ia pergi meninggalkan Juliana di kasur, April mengecup kening Juliana sembari memandang wajahnya.

"Kamu cantik Jul." Ucap April yang tidak sadar mengaggumi kecantikan Juli.

"Kenapa aku baru sadar jika Juliana itu cantik?"

Bahkan ketika April akan meninggalkan Juliana keluar kamarnya, ia tidak jadi kembali pergi dari kamar Juliana. April merasa, jika Juliana tidak boleh sendirian di kamar, April takut terjadi apa-apa dengan Juliana yang sedang sakit.

April sebelum tidur, mengompres dahi Juliana dengan air hangat, ia berharap setidaknya bisa lebih baik nantinya.

April memutuskan untuk tidur di sofa kamar, dan membiarkan Juliana tidur di kasur miliknya.

Keesokan paginya. Juliana terbangun dari tidurnya, Juliana memandang sudut-sudut kamar yang ia tempati, lalu matanya tertuju pada April yang masih tertidur lelap di sofa kamar.

"Hah. April? Kenapa aku ada di rumah april." Ucap Juliana dalam hati, ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam, tapi terlalu sakit kepalanya, Juliana seperti tidak mengingat apapun.

Ketika Juliana memandang April dari tempat tidurnya, kemudian April bangun dari tidurnya, pandangan pertama yang ia lihat adalah Juliana yang duduk di tempat tidur, April begitu perhatian mengecek suhu badan Juliana dengan menggunakan tangannya, ia merasa tenang karena badannya sudah tidak demam lagi.

"Jul. Aku mau mengatakan sesuatu, ini tentang aku dan kamu." Ucap April, raut wajahnya begitu serius memandang Juliana.

Entah kenapa, suasana malah menjadi canggung, seperti tidak biasanya, April menggenggam kedua tangan Juliana, April memandangi wajah Juliana, tapi Juliana sepertinya terlalu malu untuk memandang wajah April.

Satu kata belum terucap, Juliana melepas tangan April, ia beranjak dari kasur menuju ke kamar mandi karena merasa begitu mual sekali, April panik dengan yang terjadi pada Juliana.

Keluar dari kamar mandi, Juliana duduk kembali di kasur bersama dengan april.

"Kamu hamil kan Jul?" April sebenarnya sudah tahu akan hal ini, tapi ia hanya memastikan saja apakah benar atau tidak.

Juliana hanya mengangguk, ia terlalu malu untuk mengungkapkan hal ini pada April, bahkan pipinya menjadi merah karena saking malunya.

April membalasnya dengan sebuah pelukan dan kecupan kecil di kening Juliana sebagai ucapan terimakasih kepada Juliana.

"Jaga anak kita ya, sa...yang."

Juliana langsung menyikut lengan April dan memberikan tatapan tajam kepadanya, setelah mendengar kata sayang.

"Jadi apa hubungan kita sekarang, sahabat, pacar atau suami istri?" Batin Juliana. Resah.

Ssst.

**

Jangan lupa vote dan komen nya yaa. Biar makin semangat  buat update untuk part selanjutnya.

DRAMA CINTA JULIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang