BAB 21

41 6 2
                                    

Tangan Juliana langsung dicekal oleh April, tangan Juliana diambilnya lalu dicium oleh April, ia merasa gemas sekali dengan tingkah istrinya Juliana.

April dan Juliana, tanpa sengaja kedua mata mereka saling bertemu, sudah lama bagi Juliana dan April tidak merasakan momen momen seperti ini terulang kembali.

"April ... kamu sakit, kenapa gak bilang sih sayang." Ucap Juliana, wajahnya benar-benar serius, tapi April malahan tertawa melihat wajah Juliana yang serius itu.

"Kamu tunggu sini ya sayang .... aku mau ambil kompres dulu buat kamu, bentar doang ko." Ucap Juliana, satu langkah ia berjalan, tangannya langsung dicekal oleh April, membuat Juliana kesal dan bingung.

"Sini, aja sayang, kamu mau ngapain sih?" Tanya April, yang tidak kedip memandang Juliana, April terlihat aneh sekali memandangi Juliana dari bawah sampai atas, dan tertuju pada wajah Juliana lagi, wajahnya terlihat melamun.

"Heh ... malah bengong lagi, kamu mikirin apa sayang ... aku mau ambil ... itu buat obatin kamu, tunggu ya."

Ketika Juliana akan bergegas pergi lagi, April terus mencegatnya, yang membuat  Juliana kesal dengan April.

"Demam aku bakalan sembuh cuma satu, penangkalnya Juliana sayang... kamu gak tahu apa, bukan kompres solusinya Jul...." Ucap April, membuat Juliana bertanya-tanya.

"Apa sayangku?"

"Kamu lupa sama janji kamu Jul. Tadi pagi lho, aku cuma mau itu, sayang ...." Ucap April, tersenyum nakal kepada Juliana yang sudah mengetahui isi pikiran suaminya yang mesum itu.

"Janji apa sih, aku lupa sayang .... kita nonton Tv aja yuk, nanti aku pijetin kamu deh." Ucap Juliana yang banyak alasan, kemudian tertawa menatap April yang sepertinya sudah tidak sabar sekali.

April tidak mau melepaskan Juliana begitu saja lepas dari janjinya, April tanpa aba-aba langsung menggendong Juliana dengan kedua tangannya yang kuat menuju ke atas kasur, untuk melakukan permainan gilanya itu.

Beberapa jam berlalu. April dan Juliana tidur dengan nyenyak, suara dari nada handphone Juliana berbunyi berkali-kali hingga membuat Juliana dan April terbangun dari tidurnya yang nyenyak ditemani hujan diluar sana yang deras.

"Dari siapa sayang?" Tanya April, mengucek kedua matanya yang masih mengantuk berat, lalu ia tidur kembali setelah menanyakan hal itu kepada Juliana.

"Biasalah .... sayang dari ..." Juliana malas mengatakan perkataan kalimat selanjutnya, karena lagipula April tertidur kembali di kasurnya, Juliana beralih membaca pesan yang masuk dari Gabriel, siapa lagi.

Message.

"Juliana sayang ... aku tunggu kamu di jalan dekat rumah kamu, aku akan membawa kamu dihadapan istriku ke rumah jika aku sudah mempunyai pacar baru, kamu pasti senang kan sayang ... Dandan yang cantik ya sayang, aku tunggu ... Muacch."

Mata Juliana langsung berbinar membaca pesan yang masuk dari Gabriel, tapi juga khawatir jika nanti Gabriel akan memasuki daerah perumahannya lebih jauh lagi, bisa-bisa gawat kalau mengetahui Juliana adalah istri dari anaknya April.

Juliana berpakaian dan berdandan seperti biasanya. Walaupun April tidur nyenyak, tidak mengurungkan niat Juliana untuk tetap izin pergi kepada April, Juliana menuliskan surat kepada April untuk izin pergi dinakas dekat tempat tidur, sebagai istri yang baik harus izin bukan.

Sebelum pergi, Juliana mencium kening Daisy, dan beralih ke April suaminya, Juliana agak bingung kenapa benar apa yang dikatakan April, kalau permainan di ranjang tadi bisa membuat suhu panasnya menjadi menurun. Entahlah, Juliana juga bingung.

DRAMA CINTA JULIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang