10

14 2 0
                                    

Tema: In Another Life

__________________________________

Rongrongan kudeta adalah satu-satunya yang terdengar di luar benteng.

Seakan satu persatu hendak runtuh oleh tembakan panah api, panas mulai menjalar hingga ke ruang terpenting.

Jejak darah tertinggal dari pertarungan hebat yang merenggut sekian banyak nyawa. Prajurit, pelayan, semua orang yang setia, terlahap habis oleh kemurkaan para pengkhianat.

Kamu berada di ruang paling tengah dalam benteng itu. Duduk bersimpuh di atas kedua kaki dengan sebilah katana di depan mu.

Itu adalah satu-satunya pelindung yang tidak pernah pergi.

Kamu siap mengenakan yukata putih yang longgar, terpecik darah. Menatap kosong pada pedang itu tanpa bergeming. Benar-benar mati.

"Semua orang berkhianat, hanya kamu yang tetap setia."

Kamu mengambil katana itu, membelainya lembut bak seorang kekasih dengan penuh perhatian. Memisahkan bilahnya dari sarung, ujung mata pedang itu segera menembus jantungmu.

Ini adalah moment yang terakhir. Kamu seppuku di antara pengkhianatan pengikutmu.

Ratusan tahun kemudian.

Seorang saniwa baru didatangkan.

Semua Touken Danshi bersemangat, menyambut siapa yang akan menjadi pengganti Tuan lama mereka.

Tirai pada hadapanmu dinaikkan.

"Aruji-sama?"

Dia, pedangmu yang telah kamu gunakan untuk mengakhiri penderitaanmu, bersimpuh tertegun di hadapanmu. Menyadari jika tuan tersayangnya telah kembali dari alam penantian.

Namun kamu, bahkan jika kamu mencoba mengingatnya, tidak satupun tersisa dari ingatanmu di masa lalu.

~***~

"Halo. Aku Saotome Cylia Yakuyanagi, Saniwa baru, walaupun aku tidak sama seperti tuan lama kalian aku harap kita semua dapat bekerjasama untuk melindungi sejarah. Mohon bantuannya" ucap Saotome yang mulai sekarang akan menjadi saniwa di benteng ini.

Mikazuki menatap gadis itu dengan tatapan campur aduk. Rindu, senang, haru dan teduh. Dia masihlah gadis yang sama saat menjadi tuan putri yang menjadi tuan pertama Mikazuki dulu. Gadis belia yang baru saja memasuki usia dewasanya sudah harus menanggung beban negara sebagai Saniwa pelindung sejarah, bahkan sekarang pun nasibnya sama seperti yang Mikazuki ingat yaitu menanggung beban negara sebagai seorang putri mahkota.

Setelah Sanjou Munechika berhasil menempa mahakaryanya yaitu Mikazuki Munechika yang merupakan pedang tercantik saat itu beliau mempersembahkannya terlebih dahulu kepada kaisar dan menghadiahkan untuk keturunannya. Kaisar yang pada saat itu hanya dikaruniai seorang anak perempuan memberikan Mikazuki Munechika menjadi tanda penobatannya sebagai putri mahkota kekaisaran. Tentu saja hal ini menuai kecaman publik karena untuk pertama kali yang akan menjadi kaisar selanjutnya adalah seorang putri, yang dimana pada saat itu Jepang dikenal dengan budaya patriarkinya yang sangat kental.

Benar saja setelah sang kaisar wafat, sebulan sebelum penobatan putri mahkota untuk menjadi kaisar, kudeta terjadi. Para bangsawan dan menteri yang menentang kaisar selanjutnya adalah wanita melakukan pengkhianatan. Saotome yang pada saat itu masih menjadi putri mahkota hanya memiliki sedikit orang yang berpihak padanya juga tidak ingin kalah, akhirnya perang kudeta terjadi.

Namun dikarenakan kurangnya pasukan, para pengkhianat dengan cepat berhasil menaklukkan pasukan kubu putri. Melihat semua pengikutnya tewas akibat melindunginya Saotome memutuskan untuk mengakhiri perang ini. Di ruang tahta dengan Mikazuki dia melakukan seppuku. Mikazuki menjadi saksi bisu akhir hidup Saotome. Setelah kudeta itu Mikazuki diambil kembali oleh Sanjou Munechika lalu dimiliki lagi oleh Ashikaga Yoshiteru hingga terus berlanjut ke tuan-tuan selanjutnya sampai Mikazuki menjadi Touken Danshi.

Dalam seumur hidupnya Mikazuki tidak pernah melupakan sang putri mahkota yang malang itu, walaupun perempuan Mikazuki akui kalau kemampuan berpedang sang putri lebih baik dibandingkan samurai-samurai lain. Dari cara dia memegang Mikazuki didalam genggamannya dan cara dia mengayunkan bilah dengan anggun namun juga tegas. Mikazuki tidak pernah merasakan rasa seperti itu pada tuan-tuan lainnya selain sang putri.

Kembali ke masa sekarang upacara penyambutan Saniwa baru di benteng. Setelah mendengarkan pengenalan diri dan sedikit pidato dari Saniwa baru para touken danshi menghadap tuan baru mereka untuk mengenalkan diri masing-masing. Hingga akhirnya giliran Mikazuki.

"Nama saya Mikazuki Munechika. Saya telah melakukan perjalanan sekali lagi selama seribu tahun. Meskipun saya sudah tua, saya akan berguna dalam diri sendiri. Gunakan saya dengan baik." Ucap Mikazuki sambil membungkukkan badannya.

Namun hal yang terduga terjadi Mikazuki mengambil tangan Saotome dan mencium punggung tangannya seketika menghebohkan semua orang.

"Sekarang saya mampu melindungi anda yang mulia" batin Mikazuki saat mencium tangan Saotome.

"HEEEE!" semua terkejut bukan main wajah Saotome pun memerah semerah tomat karena ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.

Upacara penyambutan berakhir chaos.

Touken Ranbu FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang