key pov
Hari yang cerah untuk mengawali hari yang baru, karena sebelumnya merupakan hari yang cukup melelahkan. Seperti biasa aku bangun pagi2 sekali, dan tidak biasanya pagi ini aku mencium bau makanan yang enak sekali.
Aku berjalan menuju dapur dan mendapati sosok perempuan yang mengenakan apron sedang sibuk dengan spatula dan panci pemanggang. wajahnya menghadap jendela, aku terpukau melihat wajahnya yang berbinar disinari matahari pagi. Perempuan itu tidak lain adalah ve, si bodyguard sekaligus satpam di rumah ini *-_-*. Tiba2 dia melihat ke arahku, sepertinya dia sadar aku memandangnya sedari tadi.
"Selamat pagi nona devi"
"Ngapain lu?"
"Saya sedang membuatkan anda sarapan nona"
"Gubrakk, maksud gua lu ngapain masak2 disini. Lu itu bukan pembantu, seharusnya lu melatih skill bertarung lu lebih dalam lagi"
"Maafkan saya nona" ve menghentikan memasaknya, dan menghadap ke arah ku sambil menunduk kepalanya.
"Hehe gak papa, oiya mumpung masih pagi gimana kalo kita jogging bareng...... O MY GOD"
ve tidak sadar kalau dia lupa mematikan kompor, api pun mulai menjalar dari panci. Saat aku berlari mengambil alat pemadam api, ve sudah memadamkanya menggunakan semprotan air dari tangannya *imajinasi thor :v*
"Maafkan saya nona"
"Duhh, bisa2 nya cyborg ceroboh -_-"
Setelah membersihkan panci gosong, ve mengganti pakaiannya dan kami menyempatkan diri untuk olahraga pagi bersama sebelum ke sekolah.
Setelah jogging kami memutuskan untuk istirahat di depan kursi taman, dan ve tidak bisa berhenti terus2 an melihat ke atas memandang langit.
"Gak pegel lu? Dari tadi melongo ke atas trus, liatin apa sih"
"Ah, tidak ada apa" ve melihat ku sekilas dan kembali menatap ke atas, aku yang penasaran menjajarkan posisi ku disebelahnya dan ikut melihat ke atas. Tetapi yang kulihat hanya lah langit pagi biasa. Dan aku teringat akan sesuatu.
"Ve. . . ."
"Ya nona?"
"Apa ini salah satu bagian dari memori lu juga?"
Ve hanya terdiam, sepertinya dia berusaha berpikir dan meyakinkan dirinya atas pertanyaan ku.
"Saya tidak tau pasti, entah kenapa saat saya memandang langit rasanya sangat menenangkan"
"Begitu ya.."
.
.
.
"Nona sendiri bagaimana, apa yang nona lakukan untuk menenangkan diri nona?"Ve melihat ku lekat2 menantikan jawaban dari ku, aku hanya tersenyum kecil melihat ekspresinya
"Gue gak tau"
"Maksud nona?"
"Gimana jelasinnya ya,mmm. . . hidup gue penuh dengan ancaman dari orang lain. Semua orang menginginkan gue mati, tidak ada orang yang benar2 bisa gue percayai bahkan di dunia ini orang tua gue sendiri. Makanya gue gak bisa hidup tenang dan gue gak tau gimana caranya untuk menenangkan diri gue, karena gue bukan ditakdirkan untuk diam memandang langit atau memejamkan mata sambil mendengarkan musik. Kalau gue kayak gitu, mungkin gue udah mati terbunuh dari dulu. Dan btw udah gue bilang jangan panggil gue nona, panggil key aja"
"Maaf key"
"Hmmn, mungkin untuk sekarang memandang langit rasanya menenangkan"
Untuk pertama kali nya aku duduk menghirup udara pagi dan menenangkan pikiranku, dan semua itu berkat ve. Tetapi hal itu tidak bertahan lama, jam tanganku sudah menunjukkan pukul 7 pagi.