00

204 37 2
                                    

Girl, I debuted, that’s enough right?
I made a bet with the world
on how much I’d succeed

.

.

.

Gadis bersurai gelap itu berdiri dengan senyum, tepat dihadapan videotron yang menampilkan Park Jimin, member dari BTS alias grup terbaik sepanjang masa. Videotron yang memenuhi kota, hadiah dari Army untuk merayakan ulang tahun dari idol berzodiak libra itu.

Yang mana gadis ini pun ikut memberikan pundi disana.

"Apa sudah lama?." Tanya orang itu memakai pakaian serba hitam disertai masker dan kacamata.

Gadis itu  menoleh, orang yang ditunggu sudah datang rupanya dan tanpa tanpa izin langsung mengenggam tangan,  membawa ke areal parkir.

"Aku tak menyangka kau datang juga." Ucap si gadis, yang langsung menduduki kursi depan sesaat setelah si pria serba hitam membuka kan pintu untuknya.

"Aku tak pernah ingkar janji , Bae Suzy." Jawab laki laki itu dengan senyum.

Suzy tak merespon , bukankah itu terdengar seperti sang pria sedang mencoba membuka obrolan tentang masa lalu mereka?.

"Aku sudah debut, terima kasih sudah mendukung ku untuk mimpi ku." Ucap nya.

"Tak perlu berterima kasih , baik debut grup maupun solo adalah hasil dari kerja keras mu, yang mana ia sudah membawa mu sampai sejauh ini dan bukan hanya dukungan ku tapi juga dukungan ada dukungan Army, keluarga juga member mu didalamnya." Balas Suzy, memilih menatap keluar jendela.

"Zy, tak bisa kah kau memperlakukan ku selayaknya aku Park Jimin tanpa embel embel idol?. Karena aku ingin menghabiskan waktu sebagai Park Jimin yang biasa saja hari ini, bukan Jimin sang idola." Pinta sang pria.

Park Jimin, penyanyi solo dan member dari grup terbaik yang pernah ada, BTS.

.

Gadis itu masih sama , masih simple dan dewasa seperti dahulu, saat terakhir kali mereka bertemu, saat Jimin melepaskan nya untuk impian sebagai penyanyi.

"Kau mau kopi , biar ku buatkan." Ucap Suzy sembari menuju ke pantry.

"Mau, aku suka apapun buatan mu." Kata Jimin sembari tersenyum.

Suzy menjadi Barista sekarang , kecintaan gadis itu pada kopi dan seni membuat ia terjun ke dunia itu. Membuat Jimin sadar , selain dirinya gadis itu juga mengapai impian nya sendiri.

Kedua nya berada di apartement Suzy dikarnakan gadis itu tak mau privasi nya atau pun Jimin terganggu hingga mengedarkan salah paham, mengingat nama Jimin sangat berpengaruh sekarang.

"Ji."

"Ya?."

"Terima kasih."

"Untuk apalagi Park Jimin?."

"Karna mempercayai ku kalau aku bisa dikenal dunia sebelum orang lain mempercayai ku dan kau masih bersikap layaknya aku Park Jimin mu yang dulu."

"Ah , aku hanya tau bahwa bagaimanapun caranya kau akan sukses Jimin." Jawab Suzy, menyerahkan latte dengan bentuk kucing kepada sang idol.

"Hm Park Jimin." Sambung Suzy.

"Ya?."

"Aku akan bertunangan , bulan depan."

Seketika Jimin terbatuk, bersamaan dengan sesuatu didalam dirinya yang runtuh.

CoffeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang