06

65 16 0
                                    

If I’m gonna get used to everything like this,
I would choose the full-of-regrets, playing with fire

.

.

.


"Suzy itu bukan sekedar teman SMA mu saja kan ?." Tanya Hoseok membuat Jimin yang sedang melamun itu menoleh.

"Kenapa bertanya begitu hyung ?."

"Karna aku teringat cerita mu kemarin. Dia cukup cantik bukan? Dan sepertinya cukup perhatian." Ucap Hoseok.

"Eh."

"Aku sempat melihat wajahnya beberapa saat kalian melakukan panggilan video."

Membuat Jimin menoleh lalu menghela nafas panjang.

"Kau tau hyung, jika waktu bisa ku putar, ku rasa aku memilih tak debut agar bisa bersama nya."

"Eh."

"Tapi tak akan terjadi karna yang ada ia akan mengomel dan mengatai ku bodoh selamanya, mengingat dia orang pertama yang percaya kalau aku bisa melangkah sejauh ini." Ucap Jimin.

"Apa kau benar benar akan menyerah ?."

"Menyerah ? Pada apa."

"Pada perasaan mu kepadanya?."

"Entahlah aku sendiri penasaran , bagaimana semua ini akan berjalan." Jawab Jimin.

Dibalas Hoseok dengan tepukan bahu, entah untuk memberi semangat atau sebagai bentuk kasihan.

.

"Jangan suka minum kopi dimalam hari begini." Ucap Yoongi sembari memeluk pinggang Suzy yang sedang meracik kopi.

"Kau seharusnya berkaca oppa, kau jauh lebih adiktif pada cairan ini daripada aku." Jawab Suzy, mengelus  lengan Yoongi.

"Ji."

"Ya oppa ?"

"Kau dan Jimin..."

"Kenapa dengan kami ?." Jawab Suzy dengan nada senormal mungkin.

"Apa hubungan kalian."

"Teman SMA."

"Hanya teman SMA?."

"Sepasang kekasih tapi ya itu dulu, sekarang kami hanyalah teman sekolah.

Yoongi terdiam sejenak sembari mengangguk kecil, membuat Suzy bertanya tanya akan respon pria itu setelahnya.

"Apakah kalian masih memiliki perasaan."

"Apakah ini obrolan yang pas menjelang jam tidur." Ucap Suzy santai.

"Haruskah aku bertanya pada Jimin." Balas Yoongi.

Membuat Suzy langsung membalikkan badan lalu memeluk Yoongi.

"Sebagaimana pun ingin nya aku kembali , kami tak akan pernah bisa kembali, karna aku yang melepasnya dan ia terlalu tinggi sekarang dan kumohon jangan merasa terluka karna ini." Ucap Suzy dengan nada lirih.

Ia sendiri tak bisa memastikan bagaimana perasaan nya mengalir dan pada siapa , yang jelas ia hanya akan mengikuti nya.

Tapi sejujurnya ia tak suka dengan dilema seperti ini, membuat ia seolah seperti prempuan rakus yang menginginkan semua.

CoffeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang