4

24 8 3
                                    

Happy reading
*
*
*

Aku kembali ke kamarku untuk melanjutkan membaca diary nenek, tapi sebelum itu terjadi seperti nya alam pun tidak bisa membiarkan ku tenang. Suara guntur sudah terdengar beberapa kali daritadi dan selanjutnya yang terjadi hujan deras di sertai angin kencang

Tapi tentu tidak separah yang kalian bayangkan, karena sekencang apapun angin nya takkan pernah bisa menerbangkan rumahku, namun yang menjadi kacau adalah baju-baju ku, mereka semua baru di jemur beberapa jam yang lalu dan aku yakin sekarang belum ada yang kering sama sekali

Aku buru-buru keluar, lari terbirit-birit untuk menyelamatkan semua baju-baju bukan hanya bajuku melainkan semua baju keluarga ku. Dan tebak apa yang di lakukan Sabrina, saat aku berlari tadi tentu saja aku melewati kamar sabrina. Rupanya meski ada badai hujan halilintar Sabrina tetap stay cool tiktok kan, kesamber baru tahu rasa tuh anak

Saat aku keluar ternyata hujan sudah sangat deras, oh seperti nya aku terlambat menyelamatkan jemuran ku, aku bergegas mengambil semua jemuran yang aku bisa, sampai dimana ada jemuran yang tempatnya terlalu tinggi, aku tuh pendek Sabrina dengan ku masih tinggian Sabrina dan yang menjemur pakaian tadi pagi adalah ibu. Tentu saja ibu dan aku juga masih tinggian ibu

Aku berjinjit untuk menggapai jemuran satu itu, tidak ada lagi yang perlu ku ambil hanya itu saja, baju itu di jemur di atas genteng rumah, bagaimana bisa aku menjangkau nya ditambah lagi pandangan ku kurang jelas karena hujan. Aku juga sudah yakin bahwa semua yang kulakukan ini sia-sia

Bagaimana tidak, jemuran ku semuanya sudah basah, ditambah aku juga basah kuyup, jadi sebenernya apa tujuanku mengambil jemuran ku. Lebih baik ku biarkan saja tadi kehujanan

Dan apes sepertinya selalu bersamaku, aku sudah senang bisa meraih ujung gamis hijau botol ibu, tapi nyatanya ekspektasi tak sesuai realita, aku terpeleset semua jemuran ku ambyar berantakan, aku juga pasti sudah kotor karena terkena tanah basah, sudah seperti anak kecil yang main lempung

Sepertinya aku sudah pasrah dengan jalan hidupku, ku lirik Sabrina di ujung pintu yang sedang menyender di tembok sembari menyilangkan kedua tangan, aku tahu di dalam hatinya dia tertawa terbahak-bahak melihatku seperti ini, lihat saja kelakuan nya bukan nya membantuku malah hanya diam membisu

"APA?" tanyaku dengan mata melotot dan nada yang cukup tinggi

"Sukurin" jawabnya, dan melenggang pergi hilang dari pandanganku

Aaaaarrrgghh aku kesal K-E-S-A-L, karena tahu tidak ada gunanya kesal. Aku kembali bangkit dan membereskan baju-baju yang pasti perlu di cuci kembali itu, lalu masuk ke rumah meletakkan semua pakaian tadi ke bak besar

Ku nyalakan kran air untuk membersihkan nya terlebih dahulu, setelah dirasa sudah bersih, ku angkat semuanya dan memasukan nya ke dalam mesin cuci, setelah itu masukan sedikit sabun cair, dan tinggal tunggu selesai

Sambil menunggu bajunya selesai di cuci aku menyeduh coklat panas yang tersedia di kulkas dapur, hujan-hujan gini emang enaknya minum coklat panas di temani dengan buku, atau nonton drakor juga bisa

Karena merasa bosan menunggu cucian, aku putuskan untuk ke kamarku sebentar sembari menunggu cucian selesai, ku bawa coklat panas yang ku seduh tadi dan melenggang ke kamarku

Aku tersenyum saat ku lihat diary nenek, rasa penasaran ku kembali muncul, akan kah ada sebuah kejutan di balik tulisan tangan nenek, jadi ku putuskan untuk membukanya kembali

MY GRANDMOTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang