Annyeong Haseo
*
*
*Danur tersentak dan segera pergi menuju kelas nya, saat Danur sampai di depan pintu kelas, nyatanya belum ada guru yang masuk ke ruang kelas. Artinya ia belum terlambat
Sudah 25 menit berlalu namun belum ada tanda-tanda guru akan masuk ke kelas mereka, mereka pun akhirnya sibuk dengan dunianya masing-masing
Ada yang sedang bergosip ria, ada yang membaca buku, ada juga murid yang tidur, dan pasti tak pernah ketinggalan akan selalu ada murid yang ambis, di jam kosong seperti ini murid tersebut malah belajar mandiri
Tapi Danur berbeda, fokus nya sedari tadi hanya tertuju pada Marsinah, sedangkan sang empu yang di tatap sedang asyik bergosip ria bersama Aliah dan juga siswi-siswi yang lain
Kelas sedang riuh ricuh oleh suara para murid, mereka benar-benar tak menyangka jika akan ada guru yang datang. Mereka kira kelas mereka sedang jamkos
Jadi saat guru itu datang mereka langsung segera ke posisi masing-masing, terlihat pak Unang guru bahasa Inggris killer sekaligus wali kelas mereka masuk dengan membawa penggaris sepanjang setengah meter
Pak Unang juga tidak sendirian di sisinya ada siswa laki-laki yang sepertinya murid baru atau pindahan. Saat melihat murid cowok di sebelah pak Unang
Itu membuat mata Marsinah melebar seperti akan keluar, ternyata murid cowok yang di bawa pak Unang adalah Kasak, laki-laki yang marsinah temui kemarin
Ada senyum mekar yang terlukis di wajah Marsinah berbeda dengan Aliah yang pasti sudah tambah lecek mukanya, sudah cukup kemarin laki-laki itu menghancurkan hatinya dengan Marsinah sekarang malah ia datang ke sekolah ini juga
"Baik anak-anak, ada anak baru di kelas kita, dengarkan penjelasan nya dengan seksama" pak Unang menggebrak mejanya dengan penggaris guna membuat seisi kelas sunyi senyap
Kasak tertawa sebentar sebelum menjawab"assalamualaikum, kenalin nama aku Kasak terimakasih"
"Wa'alaikumussalam" jawab semua murid yang ada di kelas
"Gitu aja Sak?" Pak Unang terheran-heran dengan perkenalan Kasak yang singkat padat jelas, namun hanya di balas sengiran oleh Kasak
"Yaudah silahkan duduk di bangku kosong sana" pak Unang menunjukkan bangku kosong di sebelah Danur
Saat Kasak mendarat kan bokongnya di bangku sisi Danur, Danur langsung mengajak Kasak berbicara panjang dan lebar selama pelajaran di mulai pun rasanya tak henti-henti nya Danur berceloteh
Gimana enggak? Danur tuh anaknya humble banget, humoris lagi
********
Baru saja ramen yang di pesan ku datang, handphone ku sudah berdering menampilkan nama ibu yang tertera di layar hape kuAku menggeser warna hijau di layar itu lalu memulai panggilan dengan ibu
"Ada apa mah?" Tanpa ba bi bu bahkan tanpa salam
"Nenek kamu udah sadar nih, kamu gak ada niatan buat jengukin dia?" Suara ibu terdengar di sebrang telepon
"Iya nanti aku ke sana" Aku memutar mataku malas dan izin duluan kepada ka Rasya untuk pergi ke rumah sakit. Tentu saja tanpa perlu di tanya ka Rasya sudah berinisiatif untuk mengantar ku ke rumah sakit namun aku menolak
Aku sampai di rumah sakit dengan menaiki ojol, aku juga tidak membawa buah tangan apapun. Benar-benar hanya membawa badan saja
Tanpa bertanya ke resepsionis rumah sakit di sana, aku langsung berjalan menuju kamar 340, yaitu ruangan nenek di rawat. Karena sebelumnya ibu sudah memberitahukan nomor kamar rumah sakit nenek lewat chat
Aku masuk ke ruangan tersebut tanpa mengucapkan salam sekali, terlihat di sana sudah ramai riuh seperti pasar. Ada ibu, adikku, nenek dan beberapa orang yang tak di ku kenali
Nenek duduk dari bangkar dan menyapa ku, lalu menyuruhku duduk disisi nya, aku manggut-manggut saja
"Kenalin Stella ini nak Derren, dia sudah jadi PNS. Niat nya ke sini mau ngelamar kamu"
Oh ayolah nenek itu lagi sakit kenapa yang ada di otaknya hanyalah kawin-kawin kawin terus tanpa henti. Aku langsung tak nyaman berada di sana
Aku melirik pada ibu yang hanya diam membisu, seolah semuanya tidak ada yang memihak ku
"Sorry bisa di ulang?" Aku hanya ingin memastikan sekali lagi, sebelum diri ku mereog
"Hi Stella, saya udah suka sama kamu sedari lama. Kita teman SD kan? Saya kakak tingkat kamu waktu itu" Derren tersenyum kecil
Penampilan Derren memang cukup lumayan, bibir tipis, rambut belah dua, hanya saja Derren terlihat cupu dengan kacamata yang bertengger di hidungnya dan setelan ala bapak-bapak yang dia kenakan
Sebelum menjawab aku menggaruk-garuk kepala ku yang tidak gagal lalu memandang tak senang pada Derren dari atas sampai bawah
"Sorry ya Derren, selama gua di SD gua gak pernah tuh ngeliat yang bentukannya kayak lo"
Setelah aku berbicara seperti itu nenek langsung menggeplak tangan ku dengan cukup keras. Hal itu bisa membuat ku meringis kesakitan
"Yang sopan kamu Stella" nenek memang gak salah si, dilihat dari sudut pandang manapun aku memang tidak sopan
"Mungkin kamu gak engeh, karena saya orang nya pendiam" Derren tertawa sedikit, lalu membetulkan kacamatanya
"Ooh. Berarti lo nggak penting" gila mulutku pedes banget
Sedangkan Derren hanya terdiam mendengar penuturan ku, Derren juga bingung ingin marah atau tidak, masalahnya kenapa marah? Kan ucapan ku memang benar. Namun tetap saja hatinya sedikit sakit
Aku ingin berdiri untuk mengamuk, namun lengan bajuku di cekal kuat oleh nenek. Mata ku seperti sudah hampir ingin keluar karena memelototi nenek, akh sebenar nya sedang memberi kode supaya nenek melepaskan cekalannya
Akhirnya aku melepaskan cekalan nenek dengan paksa, lalu berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu, aku berhenti sebentar di ambang pintu lalu berbalik dan menatap semua orang di dalam ruangan itu
"FUCK LO SEMUA" ucap ku penuh penekanan lalu pergi dari ruangan tersebut
********** *** *************
Masalah kawin gak selesai-selesai ya😭🤣🤣🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GRANDMOTHER
Romance#ini cerita ke 2 aku semoga sukses di keluargaku sudah sangat lumrah bahwa akan namanya nikah muda, tapi aku ingin menjadi wanita pertama di keluarga ini yang tidak menikah. karena bagiku pernikahan adalah sebuh beban, menurut ku wanita yang menikah...