Fallen Angel 3

606 22 0
                                    

Happy reading.


-

Cemburu. Satu kata yang sangat tidak kuat dan cocok untuk Selly. Kata yang memiliki kombinasi yang buruk untuk diucapkan olehnya.

Seorang pria dengan rambut hitamnya yang tebal. Wajah yang begitu tampan dan tegas, menggambarkan seorang pria jantan yang kuat. Kaca mata yang selalu bertengger di matanya yang tajam, menekankan sosok dingin namun sangat pintar. Serta tubuh yang gagah dengan kaki yang panjang, melukiskan sosok Pramana Salim.

Pramana Salim. Pria yang dikenal tidak pernah diketahui berhubungan dengan wanita dan perhatian terhadap lawan jenis, kini telah berjalan dan menggandeng seorang wanita cantik.

Wanita dengan tubuh yang tegap, anggun, dan memiliki aura dominasi yang kuat. Rambut pendek hitam pekat dan lurus, serta tatapan mata yang tajam. Cantik. Sangat.

"Kamu seharusnya tinggal lebih dulu untuk makan. Bukankah kamu belum makan siang hari ini?"

"Ah benar. Haruskah?"

"Ayo kita makan siang."

Wanita itu pun tersenyum lembut dan meraih uluran tangan Pramana. Melingkarkan tangannya ke lengan kokoh pria itu dan mereka berjalan bersama. Amat sangat serasi, seperti lukisan artistik yang sangat mahal.

Dan itulah yang mencuri perhatian semua orang. Seorang Pramana Salim yang terkenal sangat dingin tanpa ekspresi, kini tersenyum lembut pada seorang wanita!

Semua itu ... juga tak lepas dari pandangan Selly yang membeku di tempat saat melihatnya.

"Haaahhh ...!!" deru nafas Selly terdengar berat dan sangat panjang.

Mengingat kejadian tadi sore di lobby perusahaan benar-benar membuat hati Selly semakin tidak menentu saat ini.

Rasa amarah dan panas seolah menggerogoti Selly tanpa dasar. Membuat Selly ingin menerjang pria itu pada saat itu juga. Tetapi segala label yang melekat padanya menjadi belenggu tak kasat mata.

Menerjang? Karena cemburu?

Memangnya siapa Selly? Dia bukan kekasih pria itu. Dia tidak memiliki kredibilitas untuk menuntut hak istimewa itu.

Lalu, belenggu yang sangat ia benci dan mengakar dalam dirinya juga membuat Selly tak berdaya. Supermodel international dengan image yang seputih kapas. Lily nya Skyfall.

"Si-siapa dia?" gumam Selly lirih.

"Ah, wanita yang bersama, Pak Pram?" Hans yang berada di sampingnya, pun menyahuti. "Dia putri pemilik salah satu stasiun TV swasta. Alura Tanusawijaya. Kabarnya mereka dijodohkan dan akan segera bertunangan."

Kembali teringat yang dikatakan manajernya, Selly pun mengacak-acak rambutnya dengan kesal lalu turun dari ranjang. Dengan cepat ia berjalan menuju dapur untuk menegak segelas air putih. Rasanya tenggorokannya terbakar saat ini.

"Bener-bener brengsek kau, Pramana!" umpat Selly dengan kesal.

Menekan gelas minumnya dengan kasar di atas maja, membuat Selly semakin tak karuan. Sepertinya air putih memang sangat tidak membantu.

Akhirnya Selly memutuskan untuk membuka storage alkohol miliknya. Membuka satu botol rum yang masih baru. Bahkan tanpa melihat jumlah kadar alkohol yang tertera, Selly langsung menuangkannya ke dalam gelas dan menegak nya.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang