Bab 2.2 Sejarah dua jari

27 7 0
                                    

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa
beri vote ya🥰
.
.
.
.

Akan rasa penasaran yang begitu tinggi, Aku memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada pemilik foto profil di nomer ini.

Chat

+62 87******15

Permisi
Hai kak:)

Karena tepana dengan murid itu, tanpa sadar aku menatapnya terlalu lama. Tak bisa dipungkiri Eye contact diantara kami pun terjadi.

Lontaran senyum manis Ia berikan kepadaku, seyuman bagaikan segudang madu yang bisa membuatku diabetes kapan saja. Lagi dan lagi aku dibuat terpana akan pesonanya, ketika ia menyibak rambutnya kebelakang. Tak berselang lama pesanku akhirnya dibalas juga.

Chat

+62 87******15

Permisi
Hai kak:)

Hai

Lamunku buyar ketika Ia melambaikan tangan dan menyapaku. Merasa ada hal yang aneh, Akupun bertanya kepada murid itu. Lagian kesempatan tidak akan datang dua kali, sekelas bareng cogan.

"Hai kak"

"Hai"

"Kenalin kak, namaku Vey. Vey Atmajaya, make Y bukan make i. Kalau nama kakak siapa?" Tuturku kepadanya sambil memperagakan tangan membentuk huruf V dengan dua jari.

"Raden Armada, Pakek N" Seperti program dikomputer yang bisa megcopy paste, Ia meniru gerakan tangan dan narasiku, bedanya tangan yang membentuk huruf V itu terbalik.

"Nomer ini milik kakak bukan?" Tanyaku yang masih penasaran dengan foto yang mirip dengan Raden.

"Iya, nggak usah manggil kakak. Kita seumuran"

"Boleh minta save nggak?"

"Boleh,Vey Atmajaya...kan?"

"Iya"

Sesuai dugaanku foto profil dan pemilik nomer ini terkuap sudah. Raden Armada, dia lah orang yang membuatku penasaran tak kepalang.

Teman bangku belakangku menjadi heboh, kala ketika aku meminta Raden untuk menyimpan nomor ponselku. Padahal, mereka dari tadi tak peduli tentang percakapanku dengan Raden. Bahkan, Beberapa dari mereka berbondong-bondong untuk mendapatkan nomer ponselnya.

Suasana kelas menjadi rancu ditambah lagi bel istirahat telah usai. Gerombolan siswa siswi yang datang bersama guru mengakhiri percakapanku dengan Raden.

Aku bersyukur ini telah usai. Aku tak mampu menatap mata Raden lebih lama lagi.

Jantungku berdetak kencang, telinga dan kepalaku terasa panas seperti dibakar, Tubuh ku berkeringat dingin. Bahkan,aku merasa tubuhku tak mampu lagi untuk menopang berat badanku, rasanya aku seperti mau pingsan ditempat.

"Dasar Raden" kau membuatku merasakan perasaan ini untuk kedua kalinya. Perasaan yang sama, pernah aku rasakan  ketika aku tak mampu menjawab pertanyaan dari guru mapel bahasa inggris ku dimasa SMP silam.

.
.
.
.

Hai sobat, Bagaimana kabar kalian? Sehat?
K.A mau ngasih spoiler nih...

Jadi, dibab selanjutnya K.A mau memberi ilustrasi mengenai tokoh
Raden Armada dan Vey Atmajaya.

Ikut keseruan kisahnya ya...

Kamu [Message for Raden Armada]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang