Bab 2.5 Tengah Malam

13 3 0
                                    

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tinggalkan vote
🥰✨
.
.
.

Para peserta perkemahan dituntut untuk segera kembali ketenda masing-masing untuk mulai menghitung domba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para peserta perkemahan dituntut untuk segera kembali ketenda masing-masing untuk mulai menghitung domba. Semua orang tertidur lelap, hanyut kedalam ketenangan malam. Sampai akhirnya Dije terbangun Karena suatu hal.

"Vey...Vey...banguun~" Bisik Dije membangunkan Vey dengan nada pelan agar tidak membangunkan teman sangganya.

"Hmm?"

"Temenin ke KM "

"Hmm"

"Buruan!"

"Hm" Jawaban beruntun yang sama dilontarkan Vey dengan nada yang berbeda.

Sumplipir angin tengah malam ini sangatlah dingin, membuat dua siswi yang baru saja keluar dari tenda mengenakan jaket super tebal. Hembusan nafas mereka seketika berubah menjadi gumpalan asap dalam hitungan sekon saking dinginnya. Walaupun, telah mengenakan perlengkapan sedemikian rupa, angin dingin malam ini dapat dengan mudah menembus pakaian mereka.

Dije hanya bisa memberi tameng dengan memeluk tubuhnya sendiri dan Vey, ia menggosokkan kedua tangannya hingga memberikan sensasi hangat. Dengan mata sipit akibat baru saja bangun tidur dan dengan rambut model singga mereka berdua bergegas berjalan menuju ketempat kamar mandi berada.

Letak kamar mandi yang mereka tuju berada di ujung pojok lapangan, Sedangkan tenda Vey berada ditengah lapangan yang mengharuskannya berjalan agak jauh. Karena itu, embun yang menempel pada rerumputan membuat basah kaos kaki yang mereka kenakan.

Dengan berbekal kan satu senter, Dije dan Vey membelah kegelapan malam yang menyelimuti. Di sepanjang perjalanan pencahayaan untuk sampai ke lokasi tujuan minim sekali. Hanya ada remang-remang cahaya yang tidak terlalu jelas bersinar di arah kamar mandi, membuat mereka berdua masih punya harapan untuk sampai kesana.

Sunyii, sepii, banyak terdengar suara jangkrik, dan burung hantu. Cahaya bulan memang bersinar terang, Namun yang namanya tengah malam suasana apapun itu pasti membuat merinding

 Cahaya bulan memang bersinar terang, Namun yang namanya tengah malam suasana apapun itu pasti membuat merinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu [Message for Raden Armada]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang