3 - Friendshit!

41.2K 4.1K 1.2K
                                    


Kalian inget si legend "Irenenen" nggak?😭

Kalau kalian baca My Roommate Is Badgirl, kalian nggak mungkin lupain dia. Dan Gea ini anaknya Irene, kita tau sendiri Irene itu cantik banget. Jadi Gea pasti nurunin cantiknya. Gimana Arka nggak tergila-gila 🤏🏻

Terus, versi novelnya cukup beda sama yg di wattpad. Di novel Irene tergila-gilanya sama Sagara, dan dia ditinggal mati. Terus dijodohin sama ortunya. Lahir deh, Gea. Posisinya Irene masih gamonin Sagara sampai detik ini:)

****


Gea pernah melewati banyak hal mengerikan selama hidupnya. Pergi ke dokter gigi contohnya. Atau dicakar kucing hitam peliharaan Arka yang galak. Tapi Gea belum pernah berada di tengah-tengah kekacauan seperti ini!

Sekumpulan pemuda mengerikan ada di depannya. Mereka bahkan membawa senjata. Membuat Gea menggigil ketakutan sekaligus panik.

"Bang, itu cewek siapa?"

"Kiw, cantik."

"Cewek tah? Gue kira bencong."

"Emang ada bencong badannya kaya botol kecap gitu?"

Gea melirik tajam pemuda-pemuda itu. Terlebih yang mengatainya seperti botol kecap. Secepat Gea melirik, secepat itu pula wajahnya berubah merah. Dari kesal, ia berubah gugup setengah mati.

"Ar, lo bawa siapa dah?" tanya Langit yang baru saja menyebut Gea botol.

Arka duduk santai di atas kap mobilnya sembari merokok. Ia hanya melirik sekilas Gea yang berada di sebelahnya.

"Siapa?" balas Arka terkekeh. "Babu gue."

Langit mengangguk-angguk.

"AWH! ANJING!"

Semua laki-laki di sana seketika melirik Arka. Pemuda itu mengelus bahunya yang panas setelah terkena tamparan tangan Gea.

"Mau pulang!" kata Gea keras. "Pulangin aku nggak?!"

Arka berdecak pada gadis itu. "Lo suka Langit kan? Tuh, gue kasih Langit," dengan dagunya ia menunjuk sosok berjaket denim. "Ngit, ini cewek suka sama lo."

"ARKA!"

PLAK!

Belasan laki-laki di sana menutup matanya sekejab saat bunyi nyaring itu terdengar. Padahal badannya kecil, tapi sepertinya pukulannya mengerikan.

"Suka gue?" ucap Langit tertawa. "Berarti seleranya bagus."

"Pala lo bagus," dengkus Arka.

Langit berhenti tertawa. "Pulangin aja, Ar. Lagian bocah kaya dia nggak guna. Yang ada kebejek jadi perkedel di tengah tawuran," kata Langit. "Malah nyusahin kita nanti."

Nyesek. Gea langsung menunduk.

"Emang mau gue pulangin," ucap Arka.

"Tapi buka dulu lah maskernya, gue pengen liat mukanya," ucap Langit menatap lurus gadis berambut panjang berkilau. Matanya bulat dan lucu, kulitnya seputih susu, tapi sebagian wajahnya tertutup masker merah muda kebesaran. Atau mungkin, wajahnya yang terlalu mungil.

"Gak usah. Dia penyakitan, ntar lo ketularan," balas Arka sambil menginjak puntung rokoknya hingga padam.

Gea tidak bereaksi. Ucapan Arka memang selalu menusuknya setiap saat, jadi dia terbiasa. Tapi kenapa mendengar ucapan Langit tadi membuatnya langsung murung? Padahal harusnya Gea sudah kebal terhadap omongan pedas sejenis itu.

Arka melirik Gea lalu tersenyum tipis. Gadis itu keras kepala. Ia tidak akan mendengarkan Arka jika Arka menyuruhnya menjauhi Langit. Jadi, Arka sengaja membuat Gea melihat jati diri Langit yang seperti ini.

My Lethal Boy Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang