20 - Confess?

24.4K 3.4K 5.4K
                                    

Guyss kangen ga?

Btw fun fact, cerita Arka sama Gea lebih duluan ada dari My Roommate Is a Badgirl (cerita ortunya mereka). Arka Gea itu cerita pertama aku di wattpad. But now, aku buat ulang. Kalian mau baca kah versi lamanya??

****

"Nyet, jalan yang bener. Jangan kaya ngesot gitu," tegur Arka melirik Gea.

Gea menyeret kakinya ogah-ogahan. Arka memang paling bisa membuatnya menderita.

Gea pikir akan ada hal menyenangkan dan seru saat setuju tinggal di sini. Tapi nihil. Jangan pernah berekspektasi pada Arka. Lihat keranjang belanjaan yang sekarang Gea bawa.

"Berat. Kamu aja yang bawa."

"Niat nggak mau bujuk gue? Jadi babu yang baik dong."

"Babu matamu," kesal Gea.

"Hey, Arka!" seruan enerjik seorang perempuan membuat Gea langsung mendongak. Ada perempuan berambut sebahu di depan Arka. "Ketemu lagi kita. Kebetulan gue kangen sama lo."

Melihat itu membuat Gea teringat ucapan Ravi kemarin.

"Arka tuh gila, brengsek. Udah banyak cewek yang---"

"Yang apa?" gumam Gea. "Dasar pirang, ngomong setengah-setengah."

Gea melangkah mendekati mereka. "Arka, masih ada yang mau dibeli?"

"Oh, hai. Gue Nana," sapa cewek itu langsung pada Gea.

"Gea."

"Tunggu sini, gue ke bagian buah sebentar," ucap Arka menatap Gea, lalu melangkah pergi.

"Gila, punggungnya pelukable," puji Nana melihat punggung Arka. "Arka tuh ganteng banget, gue kira dia blasteran."

Gea melirik. Cewek ini orang Indonesia juga?

"Emang blasteran," jawab Gea.

"Oh, ya?" tanya Nana tertarik.

Gea mengangguk. "Setengah manusia, setengah setan."

Nana tertawa. "Setuju. Dia ada jiwa-jiwa iblisnya gue rasa. Kejam iya, kasar iya. Ketolong muka cakep."

Gea berdehem senang, ada teman menghujat Arka.

"Tau nggak? Pertemuan pertama gue sama dia?" ujar Nana. "Gue langsung ditolak tanpa basa-basi. Habis itu dia pindah. Padahal seharusnya dia tinggal depan-depanan sama gue."

"Untung aja satu kampus. Masih bisa gue cuci mata liat muka dia," sambung Nana dengan tawa. "Btw, lo siapanya Arka?"

"Babu gue," bukan Gea yang menjawab melainkan Arka yang kembali dengan membawa apel dan jeruk di tangannya. Dia menatap Gea yang berdecak. "Ayo pulang."

"Pulang? Do you live together?" tanya Nana terkejut.

"Dibilangin, dia babu gue."

"Kasian," kata Nana miris melihat kepergian mereka.

Selesai membayar, mereka berjalan menuju parkiran. "Aku mau ketemu Ravi. Kamu duluan aja pulang," kata Gea saat melihat Arka baru membuka pintu mobil.

My Lethal Boy Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang