22 - Lethal Boy

18.8K 2.6K 3.4K
                                    


Haiiii, kangen notif aku nggak?

Kemarin susah banget nulis karena full day learning english. Kangen aku sama kalian.

Anw, kangen juga dikasih bunga 💐

****

Hari ini ulang tahun Gea.

Seharian cewek itu murung, melihat ponselnya sampai ribuan kali dengan muka berharap. Dan alhasil kecewa sendiri karena orang yang dicarinya tidak muncul juga.

"Dia suka beneran nggak sih sama aku?" gerutu Gea lalu melemparkan ponselnya asal. Kenapa juga dia tidak boleh tinggal lebih lama di Kanada. Malah dirinya seakan diusir paksa kemarin. Gea kembali melemparkan tumbuhnya ke ranjang lalu menendang-nendang udara. "Arka jelek. Bangkotan! Bau tanah!"

Gea kesal, kesalnya sudah di luar batas normal.

Pertama, Arka mengatakan perasaannya. Tapi kemudian bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Kedua, ini hari ulang tahunnya tapi Arka tidak mengucapkan sama sekali.

Gea menatap tajam buket bunga yang sudah mengering di dalam vas bening besar berisi air, bunga yang Arka berikan padanya di Bandara. "Emang aku kuntilanak dikasih bunga doang?"

Gea memungut lagi ponselnya yang berada di kolong ranjang. Benda itu berisik sekali, rentetan selamat ulang tahun yang didapatkannya dari banyak orang tidak membuat Gea semangat sama sekali. Bukan mereka yang Gea tunggu.

"Gea!"

Gea melihat ke pintu kamarnya yang terbuka. Senja muncul bersama Langit, di tangan Senja ada sebuah cake kuning berbentuk pikachu dengan lilin di atasnya.

"Happy birthday, wibu!" ucap Senja.

"Nolep, bau bawang, banyak amat kekurangan lo," cibir Langit yang mendapatkan pelototan Senja. Segera Langit memasang ekspresi lembut. "Wibu juga lucu. Tapi lucuan lo, Senja."

"Buta, Senja kaya preman, lucu apanya?" sahut Gea.

Langit melirik Senja lalu menelan saliva kasar saat ditatap begitu tajam. "Biasa aja sayang natapnya. Minta dicium?"

"Gue nggak suka dibilang lucu. Gue lebih suka dianggap pendekar," papar Senja. "Jangan buat gue ngeluarin jurus karate buat lo, Kak."

"Kalian kalau mau berantem jangan di sini, aku lagi nggak mau liat drama. Sana pacaran aja, berantem mulu!" omel Gea.

"Lama-lama lo jadi mirip Arka, bjir," ucap Langit. "Kalian aja lah yang pacaran."

Gea semakin kehilangan mood mendengar itu.

Pacaran?

Kalau Arka mengajaknya, Gea akan menolak supaya cowok itu tau rasa!

****

"Gea, ada Arka di rumahnya. Sana temuin."

Gea turun dengan wajah mengantuk, matanya itu langsung melebar cepat mendengar ucapan Maxim.

"Beneran, Pa?" tanya Gea terdengar senang. Dia melihat jam dinding, pukul sepuluh malam sekarang. Tiba-tiba Gea merasa semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lethal Boy Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang