Wahai zaman, betapa cepat engkau berubah betapa tidak adil dan kejamnya engkau terhadap hamba yang bodoh, engkau berbaik hati. Namun, kepada yang baik, engkau menjadi pedang tajam. Zaman, ketika memberi akan mengambil kembali ketika telah tampak lurus, ia malah menyimpang. Aku tidak rela kepadamu meski engkau bermurah hati karena Aku tahu kebaikanmu akan segera lekang, selama kebaikanmu wahai zaman diikuti keburukkan, sedikit dunia dan secukupnya lebih baik dan tidak kurang
____________________
Kaisar menghentikan kegiatan membaca saat ponselnya berdering nyaring.
"Assalamu'alaikum, umi" salam Kaisar dengan suara lembut kepada umi yang paling dicintai setelah cintanya kepada allah dan Rasul-Nya. Tangan kiri Kaisar meletakkan pembatas pada halaman buku Ada Nama Yang Abadi Di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi karya Maman Suherman yang berada di pangkuannya. Buku itulah yang barusan ia baca.
"Wa'alaikumussalam, kapan kamu pulang ke Yogyakarta? " tanya uminya di seberang sana.
"Insya Allah, mi. Jika Kai ada cuti, Kai pasti bakal pulang ke Yogyakarta. Umi sama Abi gimana kabarnya sehat?"
"Alhamdulillah kalau badan sehat tapi hati umi sakit. "
Kaisar tersenyum. "Hati-hati, umi. Penyakit yang menyerang hati lebih berbahaya daripada penyakit yang menyerang badan. Penyakit yang menyerang badan hanya akan meniadakan kebahagiaan dunia. Namun, bila telah menyerang hati bukan hanya akan meniadakan kebahagiaan di dunia, tetapi kebahagiaan di akhirat pun akan dirusak. "
Kaisar sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya saat sang umi membentak. Bukan bentakan marah, melainkan bentakan sayang seorang ibu kepada putranya yang belum kunjung mendapatkan seorang pendamping.
"Rio sudah menikah, kapan kamu akan menyusul? Teman-teman sebayamu sudah pada menikah, bahkan sudah ada yang memiliki anak. Kamu kapan? Ingat Kaisar, menikah itu sunnah Rasulullah, semakin cepat semakin baik untuk agamaMu, umi tahu bahwa kamu masih ragu untuk menikah dan umi tahu betul jika kamu akan takut ditinggal nikah lagi oleh calon mu nanti. Tapi umi hanya ingin anak umi bisa memulai lembar baru dan kehidupan baru, mau sampai kapan kamu akan berada di masa lalu? Mengingat ingat seseorang yang sudah menjadi memiliki hak orang lain itu dosa besar, Kaisar. "
Kaisar tidak mengucapkan sepatah kata pun. Di mata uminya, mungkin dirinya adalah seseorang yang tegar, tapi bagimana kalau dirinya sendiri masih berharap ke masa lalu?
"Kaisar, dengarkan umi! Umi hanya menginginkan yang terbaik untuk kamu. Kamu putra kesayangan umi... Tidak ada yang bisa menebak kapan malaikat maut akan menjemput umi atau abi. Bisa jadi setelah Menemelponmu Malaikat Maut sudah siap menjemput umi. "
Seketika tubuh Kaisar membeku, kenapa uminya berkata demikian?
"Kebahagiaan terbesar Umi dan Abi adalah melihat kakakmu dan kamu bahagia. Meraih cita-cita yang kalian impikan dan hidup bahagia dengan pasangan hidup kalian... Pasangan yang bisa menjadi teman perjalananmu meraih ridha-nya. Itu yang akan membuat Umi dan Abi tenang dan bahagia. "
Kaisar menatap ke arah jendela apartemen. Birunya langit begitu indah untuk dipandang. Namun, seindah apa pun langit biru, tidak dapat mengusir rasa gundah yang menyelimuti hatinya.
"Izinkan Umi untuk mencari calon. Ketiganya putri dari sahabat umi semua. "
Kaisar menarik napas panjang. "Boleh aku tahu siapa nama-nama mereka? "
Pertanyaan Kaisar seperti lampu hijau yang menyala terang benderang bagi uminya. "Yang pertama namanya Azzahra, dia seorang guru taman kanak-kanak, umurnya dua puluh tahun. Yang kedua Tiara, dia seorang suster berumur dua puluh dua tahun. Dan yang terakhir Danika, dia calon dokter, sedang kuliah di jakarta umurnya dua puluh tahun. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adalah Abdi Negara [REVISI]
Novela JuvenilBagimana jika perjodohan yang dilakukan tanpa sepengetahuan calon mempelai? Perjodohan yang sama sekali belum tentu bisa membawanya kedalam kata ikatan halal dan juga perjodohan itu dilakukan tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, bagimana jika sang...