Bulan

115 11 1
                                    

"Bulan itu sendiri hadir didalam diri nya tatapan matanya yang bulat sempurna serta warna mata nya yang berwarna hazel membuat diri ini semakin jatuh cinta kepadanya"
-Kaisar

****

Seusia berpamitan kepada seluruh anggota keluarga nya. Karina langsung membawa mobil nya dengan sangat cepat hingga membelah jalan di ibu kota, hingga ia berhenti di depan sebuah gedung tinggi yang megah yang sudah disambut oleh Azmin yang berada di depan pintu gedung tersebut.

Karina langsung turun dari mobil nya dan langsung memberikan kunci mobil nya kepada supir pribadi nya tersebut yang selalu siap siangan mengantarkan nya kemana pun ia inginkan.

"Tolong parkir kan mobil saya di parkiran mobil. " ucap Karina dengan ramah.

"Baik, non. " sahut Asep dan langsung membawa mobil nya Karina ke sebuah parkiran mobil.

Dengan wajah yang serius Azmin langsung menghampiri Karina. "Ayo kita masuk ada sesuatu yang ingin saya tunjukkan ke kamu. Na, " ucap Azmin dengan serius.

"Saya tau apa yang ingin kamu katakan. Zmi, baiklah mari kita masuk tidak enak jika terdengar oleh orang-orang, " ucap Karina.

Azmin dan Karina langsung berjalan masuk kedalam gedung tersebut di dalam sudah ada Nafira sahabatnya dan juga satu orang prempuan disamping nya.

"Na." panggil Nafira pelan.

Mata Karina yang tadinya berwarna Hazel kini berubah menjadi merah menyala seperti sedang marah, Nafira yang mengetahui bahwasanya sahabat nya itu sedang menahan amarah segera merangkul nya.

"Kita masuk dulu ke ruang saya tidak baik jika dilihat oleh karyawan lain. " ucap Azmin sebelum Karina melakukan apapun yang akan berakibat fatal kepada perusahaan nya itu.

Karina, Azmin, Nafira dan juga prempuan tersebut segera masuk kedalam ruangan kerja Azmin disitu Karina sudah tidak tahan lagi menahan amarahnya.

Plak!

Sebuah tamparan keras tepat mengenai prempuan tersebut dan prempuan tersebut hanya bisa diam seribu bahasa ketika Karina sedang menampar nya.

"Tega kamu Asteria, padahal saya sudah mempercayai dirimu untuk mengurus seluruh project tersebut tapi kenapa?! Kenapa kamu malah korupsi?! " tanya Karina dengan suara tinggi serta dengan air mata yang ikut keluar dari kedua kelopak matanya.

Asteria hanya bisa terdiam seribu bahasa.

"Kamu tau dengan kamu korupsi kamu sama saja merugikan orang lain yang ada di perusahaan ku ini Asteria!"

Azmin menghampiri Karina lalu menepuk pundaknya dengan pelan. "Tenang lah Karina, biarkan dia memberikan alasannya terlebih dahulu" ucap Azmin.

Karina menatap Azmin dengan penuh amarah yang ada di kedua mata nya tersebut. Namun, ia harus berusaha untuk tetap tenang di kondisi apapun itu. "Baiklah" ucap Karina.

"M-maafkan saya Karina, saya ngaku saya bersalah telah korupsi dan saya melakukan hal tersebut karena terpaksa. " ucap Asteria dengan suara ketakutan.

"Maaf katamu? Kamu tidak berfikir terlebih dahulu? Uang 15 miliar itu tidak sedikit! Kamu paham! " ucap Karina. Namun, Azmin mencegah Karina sebelum kemarahan nya meluap ke orang lain.

"Karina Danika Putri! Tenang lah! " ucap Azmin dengan tegas menyuruh Karina untuk tenang.

"Jika kamu tidak bisa tenang maka keluar lah dari ruang saya! Tenang kan dirimu terlebih dahulu baru kamu menghadap saya. "

Suamiku Adalah Abdi Negara [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang