Lynn kini bersedekap dada sambil bersandar pada tiang. Memperhatikan Reo yang berjongkok sambil memegangi kepalanya frustrasi membelakangi dirinya.
"Udah selesai?"
"Diam!"
Lelaki itu masih belum menerima fakta bahwa Lynn adalah alien, saat ini mental Reo menjadi taruhannya.
Lynn terkekeh melihat Reo shock. Memang tak salah Lynn membeberkan identitasnya pada Reo. Mulanya memang iseng untuk mengganggu manusia. Lynn berencana untuk menakut-nakuti manusia dengan menampakkan wujudnya kemudian menghilang begitu saja.
Namun ketika melihat respon berbeda dari Reo, gadis itu sedikit lebih tertarik untuk mengobrol dengan Reo lebih lama.
Wajarlah, Lynn sebenarnya cukup kesepian berlama-lama di Bumi namun tak ada satupun manusia yang bisa ia ajak bicara. Alhasil Lynn cenderung lebih sering memperhatikan cara manusia berinteraksi dan mulai mencoba beradaptasi dengan bahasa mereka.
Dalam setahun, Lynn cukup menguasainya meskipun tidak secara keseluruhan. Tapi setidaknya, Lynn bisa berbicara dengan bahasa manusia selayaknya penduduk asli di planet tersebut.
Begitulah ceritanya.
Zhups!
"Udah dong, kamu gak cape gitu terus?"
"BHAAAKHH!"
Reo terpelanting ke belakang saat mendapati Lynn tiba-tiba muncul di hadapannya dan berjongkok. Reo memundurkan tubuhnya dengan cepat sambil menatap ketakutan pada Lynn.
"Kamu ini sebenarnya apa?!"
Lynn mengerucutkan bibirnya kemudian berdiri dan bersedekap dada. "Udah aku bilang, aku ini alien."
Reo menelan ludahnya susah payah. Ia mencoba mempercayai apa yang ada di hadapannya.
"Teknologi apa yang kamu pakai untuk berpindah-pindah tempat kaya gitu, hah? Bentukan kamu aja masih manusia! Kamu dari negara mana sih?!" sentak Reo.
Melihat semua hal yang telah Lynn tunjukkan di hadapannya itu membuat Reo yakin bahwa gadis ini hanya mencoba mengerjainya saja. Pasti ada teknologi di belakang ini semua.
Tapi, teknologi di zaman Reo tidak se-muthakir itu. Bagaimana bisa?
"Ternyata benar, orang-orang di zaman sekarang lebih susah percaya dengan ini. Berbeda sama zaman orang tua kamu, yang masih kental dengan kepercayaan akan keberadaan dunia lain." penuturan Lynn semakin membuat Reo pusing setengah mati.
"Omong kosong apa yang coba kamu sampaikan? Orang tuaku aja kamu nggak kenal sama sekali, berani banget kamu mention mereka!"
Mendengar ucapan Reo, Lynn hanya meresponnya dengan sebuah senyuman yang sama sekali tak bisa Reo artikan maksudnya.
Lynn memutar tubuhnya menyamping dan menatap langit biru serta awan yang menghiasinya. "Mau sekeras apapun kamu bilang kalau aku ini manusia, pada akhirnya kamu tetap salah, Reo Hastana."
Mata Reo membulat, tatapannya mulai menjurus pada Lynn. "Kamu tau nama panjangku?!"
Sudut bibir Lynn terangkat kemudian tertawa singkat. "Bisa dibilang, aku tau sesuatu tentang salah satu anggota keluarga kamu,"
"Oke, ini terlalu personal, kamu penguntit?" tanya Reo sedikit membentak. Pasalnya semakin dibiarkan ternyata Lynn ini agak aneh.
"Secara harfiah, enggak."
Dahi Reo mengerut dengan alis yang bertaut, langkahnya mulai mendekati Lynn dan kembali bertanya, "Maksud kamu?"
Lynn menoleh kemudian melempar senyum manis padanya. "Kamu bakal tau. Tapi nggak sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEIZAS [Hevta Ranger New Generations]
Фэнтези[ ⚠️SLOW UPDATE⚠️ ] . . . . . _____ 𝐇𝐄𝐈𝐙𝐀𝐒 _____ Ancaman itu kembali dan kali ini semakin menakutkan. "𝘋𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪." -𝐐- Dia masih berada entah di mana, memperhatikan kita, dia tertawa menunggu...