17 : |[Judging]|

1.4K 174 64
                                    

"Selamat malam, kembali lagi pada kilas berita NEOSANTARA. Malam hari ini kami membawa kabar yang tengah ramai diperbincangkan masyarakat. Beberapa jam yang lalu, kami mendapat laporan bahwa ada kemunculan monster yang menyerbu pusat kota dan membuat kekacauan di lokasi tersebut. Ini bukan kejadian pertama kali, dalam beberapa minggu yang lalu pula, monster-monster lain sempat bermunculan sebelumnya. Sejumlah saksi mata sempat melaporkan kejadian ini dengan mengirimkan bukti foto dan video monster-monster tersebut."

"Menurut informasi terbaru, jumlah korban terluka berjumlah ratusan orang, untuk saat ini para ahli berusaha mengidentifikasi sosok monster yang akhir-akhir ini sering bermunculan di NEOSANTARA. Sementara tim khusus dikerahkan untuk melakukan penanganan terhadap kejadian ini untuk meminimalisir korban jiwa. Para masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berjaga-jaga. Serta menghindari tempat-tempat berbahaya yang pernah menjadi lokasi kemunculan monster-monster tersebut."

"Sejauh ini, belum dapat dipastikan seberapa luas dampak peristiwa ini, namun pemerintah telah menyatakan situasi darurat dan mengerahkan evakuasi di zona-zona rawan. Kami akan terus memberikan informasi terbaru mengenai kabar ini. Terima kasih, dan tetap waspada! Salam NEOSANTARA."

Freya mematikan TV di hadapannya yang baru usai menyiarkan pemberitaan tersebut sambil melepaskan napas panjangnya yang terdengar begitu berat dan cemas. Tepat di sampingnya Flora memandang risau terhadap situasi yang terjadi di dalam ruangan tersebut.

"Sampai kapan kita bakal sembunyi terus, Freya?" tanya Adel memandang khawatir padanya.

"Kota nggak bakal terasa aman kalau mereka cuma mengandalkan tim khusus yang bahkan kerjanya nggak seberapa. Kita cuma bakal nambah korban jiwa," tuturnya melanjutkan. Freya menutup mulutnya sambil terdiam beberapa saat.

Pria itu berdiri dengan tegap dan menghadap Adel. Setelah berjalan selangkah, ia berhenti tepat di hadapan wanita itu kemudian berkata, "Tapi identitas anak-anak kita, Del!"

"Aku tau, dan menurutku itulah yang harus kita jaga." Penuturan Adel memancing reaksi kebingungan dari Marsha yang menyimak di belakang, wanita itu menghampiri keduanya dan menimpali perbincangan tersebut. "Kalian yakin dengan semua ini?" tanya Marsha.

"Menurutku, monster-monster itu mengincar kita. Tapi ... karena mereka sama sekali nggak mencium keberadaan kita, hasilnya mereka dengan sengaja membuat kekacauan di kota hanya untuk memancing kita." Ashel datang entah darimana dan langsung berbicara. Terlihat dia sependapat dengan Adel.

"Apa yang kalian semua pikirkan sebenarnya?" hardik Freya mendadak membuat semua temannya terdiam.

"Sebelumnya kita semua sepakat untuk nggak mempublikasikan anak-anak kita ke masyarakat sebagai pahlawan, tapi kenapa kalian mendadak berubah kaya gini? Hah?!" sambungnya.

"Kalian mau ngebongkar semuanya?" tuduh Freya.

"Dasar gila! Enggak! Aku bilang, kita harus mengusahakan identitas anak-anak kita tetap terjaga, Freya." Adel membalasnya dengan nada tinggi, tatapan Freya beralih padanya. Setelah bentakan yang dilontarkan Adel. Freya mendengus dan terdiam sebentar.

"Kalau kita terus nyembunyiin anak-anak kita, yang ada ketika masyarakat ngeliat mereka, mereka tanpa sadar bakal nganggap mereka ancaman sama halnya dengan monster-monster itu." Kali ini Freya kembali dibuat bungkam dengan pendapat Ashel. Hal ini ada benarnya.

Dengan selalu menghapus ingatan masyarakat tentang keberadaan HEIZAS tidak menjamin keamanan anak-anak mereka. Dan suatu hari nanti, pasti mereka terpublikasi ke publik. Hal itu tidak dapat dihindari sama sekali.

"Sepertinya memang benar, kau harus berhenti memanipulasi warga kota," sahut Qedron. Darimana monster itu muncul? Sangat tidak terduga.

"Kau juga?!" keluh Freya. Akibatnya, Freya hanya dapat mengusap jidat yang berpeluh karena letih memikirkan nasib anak-anaknya.

HEIZAS [Hevta Ranger New Generations]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang