18 : |[Dendam Seorang Kakak]|

1.7K 223 31
                                    

Satu jam lalu, Reo selesai dengan tangisannya, saat ini dirinya tengah merenung dan memandangi air kolam yang sudah tenang tanpa gangguan.

Di kala embusan napasnya yang ke sekian kali, ia menyadari ada sebuah tangan yang menyodorkan benda padanya. Itu sebuah es krim.

Tentu saja, respon pertama yang dilakukan Reo mendongak untuk mengakses wajah sosok yang menyodorkan sebuah es krim kepadanya.

"Aku beli satu, tapi lagi promo, ambil," perintah gadis itu.

Reo memandang sebentar wajah gadis itu dan beralih menatap es krim yang tengah disodorkan kepadanya. Lama berkecamuk dengan pikirannya sendiri, Reo pun menunduk dan berkata, "Coba tawarin yang lain, aku lagi nggak selera makan yang manis, Ella."

Gadis itu memang betul Ella, dirinya menghela napas kemudian tetap menyodorkan es krim ini pada Reo. "Yang lain ada snack masing-masing. Lagipula es krim ini nggak manis," sangkal Ella. Tanpa izin, dirinya duduk tepat di sebelah Reo, dan iya, gadis itu masih menawarkan es krim itu padanya.

Alis Reo langsung menyatu beserta dengan dahi yang menampilkan kerutan heran. Dengan cepat dirinya menoleh pada Ella. "Ngaco kamu, mana ada es krim yang nggak manis," bantahnya.

"Yeuh, cobain aja sendiri, nih." Ella menarik tangan Reo dan memindahkan es krim dari tangannya ke tangan Reo. Akhirnya Reo dengan rasa penasaran langsung menerimanya tanpa bercakap lagi, dirinya ingin tahu apakah benar apa kata Ella.

Lalu tanpa berbasa-basi, Reo membuka bungkus es krimnya dan melahapnya sedikit.

Ella langsung tersenyum kemudian terkekeh kecil, ia melihat Reo yang mengubah ekspresinya menjadi kesal.

"Umh!"

"Ini manis, kamu bohong!" tuduh Reo.

Tanpa ragu dan merasa bersalah, Ella mengangguk. "Aku memang bohong, karena aku tau, kamu nggak bakal mau makan es krim itu kalau nggak aku paksa begini," jawab Ella santai.

Bibir Reo berdenyut sebentar, matanya melirik es krim yang tengah dirinya pegang, sejenak terdiam Reo kembali termenung.

"Biar apa kamu begini?" lirih Reo lesu. Namun, mulutnya tetap melahap es krim pemberian Ella.

"Aku cuma pengen bikin kamu lebih baik, aku tau ... kamu abis nangis, kan?" tebak Ella. Reo menoleh kemudian kembali membuang pandangannya. "Jangan bilang-bilang."

Senyuman Ella kembali terulas, ia mengangguk santai dan mengusap punggung Reo. "Tenang, aku nggak bakal bilang siapa pun soal ini. Aku janji," balas Ella bertekad.

"Soal Jason ...,"

"Dia benar." Reo memotong ucapan Ella yang belum terselesaikan. "Aku hargai dia karena berani jujur, dan aku juga yakin ... kalian sebenarnya mau ngutarain hal itu tapi kalian nggak enak hati sama aku. Aku paham, kok."

"Reo, nggak begitu," sanggah Ella, perasaannya mulai khawatir pada Reo. Ia sama sekali tidak bermaksud membuat Reo merasa buruk, niatnya datang ke mari hanya untuk menghibur Reo.

"Aku ke sini untuk minta maaf atas nama Jason, dia terlalu berlebihan menilai kamu." Ella menyambung kalimatnya dengan cepat. Reo menggeleng untuk menepis perkataan Ella. "Udah aku bilang, Jason nggak salah. Dia benar tentang aku," bantahnya.

Untuk sedetik, Ella terdiam kala mata Reo menyipit ke arahnya. "Justru aku berusaha nggak terlalu percaya dengan kamu. Kamu pinter bohong, dan aku yakin bahwa kamu juga bohong demi jaga perasaan aku, iya kan?" Reo melontarkannya tanpa pikir panjang.

Sontak saja Ella tak mampu berkata-kata lagi, sebab mau bagaimanapun dirinya menyangkal, perkataan Reo jelas terbukti. Dirinya baru saja membohongi Reo masalah es krim, dan hal itu tidak menutup kemungkinan membuat Reo mengolah sudut pandang tersebut pada dirinya.

HEIZAS [Hevta Ranger New Generations]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang