Gesekan pedang milik HZ Blue tampak panas ketika terus berhadapan dengan Zymon yang jumlahnya tak bisa lagi mereka hitung. Mereka kelelahan.
Bahkan, seorang Manzo dalam bentuk HZ Red sudah letih berkali-kali menembakkan peluru dari handgun yang ia gunakan. Lengannya terasa pegal karena terus mendapat dorongan setiap kali ia melesatkan pelurunya. Ujung handgun-nya juga terasa panas dan terus mengeluarkan asap.
Dari dalam helmet mereka entah sudah berapa banyak bulir keringat yang membasahi wajah, tenaga mereka semakin menipis.
Sementara monster-monster itu masih terus menyerbu mereka tanpa henti, mereka butuh jeda!
"Shani, anak-anak terlihat lelah, apa yang harus kita lakukan?" pekik Gracia, sedikit bergeser mendekati Shani yang tengah memperhatikan layar proyeksi. Di sisi sebelah kanan, Freya dan Qedron juga melihat pertarungan tersebut.
Mulanya Qedron menoleh pada Freya dan menghembuskan napas kasar. "Apa?" ketus Freya. "Kau akan membiarkan anakmu mati?"
"Biarkan dia belajar," tukas Freya singkat.
Lontaran itu sukses membuat Qedron semakin sebal, ia mulai menghentakkan lengannya dan memunculkan pedang.
Monster itu berjalan meninggalkan ruang kendali. Freya menatapnya sekilas kemudian berdecih, memiringkan senyumannya. "Padahal dia sendiri yang pengen cucunya jadi ranger. Sekarang kenapa jadi kaya gitu? Dasar si Tua Aneh." Shani dan Gracia tentunya dapat mendengar gumaman Freya dari jarak sedekat itu.
Keduanya hanya bertukar pandang dan mengendikkan bahunya. Bukan urusan mereka, hanya perlu fokus pada misi kali ini saja.
Mata Freya kembali terkunci pada sang putra, di mana saat itu juga HZ Blue dengan lincahnya menyerang dan membunuh banyak monster. Namun, tak jarang Freya mendapati putranya juga terkena serangan Zymon.
Reo belum cukup pengalaman untuk menjadi ranger, bermodalkan suit yang dirancang dari kekuatan pertama dan campur tangan Shani, itu belum cukup untuk Reo. Anak itu harus belajar lebih banyak. Menguasai banyak skill, demi melindungi orang lain dan juga dirinya sendiri.
Freya bukanlah orang yang munafik sejujurnya. Ia sangat khawatir pada Reo. Bagaimana Reo di sana? Apa dia kelelahan? Apakah Reo mampu bertahan lebih lama lagi? Dan juga, apakah Reo dapat berkembang dengan semua sifat yang ia miliki?
Perasaan gagal mendidik itu tertanam di hati Freya, tetapi coba ia tepis sebisa mungkin. Ia percaya, bahwa putra bungsunya, Reo Hastana, bisa melampaui dirinya. Ia yakin akan hal itu.
Tangan Freya terkepal dengan bibir bawah yang sedikit dikulum. Ia gugup juga gelisah. Napasnya beberapa kali sempat tidak terkontrol. Ia khawatir bukan main pada Reo. Anak kesayangannya itu, apakah dia bisa?
____
Qedron mendarat sempurna di sekitar para rangers, kedatangan sosok monster biru yang tidak terduga sama sekali itu membuat para rangers terkejut.
Terlebih HZ Blue, pasalnya Qedron muncul di belakangnya dan menyerang monster yang hendak menerkamnya dari arah kiri juga kanan.
Tanpa berbasa-basi lagi, Qedron dengan cepat menghantam dan juga memberikan serangan balik yang jauh lebih brutal dari para rangers.
Monster itu melompat dan bergerak cepat, menyeret seluruh tubuh anggota HEIZAS dan melemparnya ke pojok. Kelimanya terguling ke arah pojok dinding dan menatap keheranan pada Qedron.
"Akhhh!"
Bruk!
Bugh!
Gedubrak!
KAMU SEDANG MEMBACA
HEIZAS [Hevta Ranger New Generations]
Fantasi[ ⚠️SLOW UPDATE⚠️ ] . . . . . _____ 𝐇𝐄𝐈𝐙𝐀𝐒 _____ Ancaman itu kembali dan kali ini semakin menakutkan. "𝘋𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪." -𝐐- Dia masih berada entah di mana, memperhatikan kita, dia tertawa menunggu...