Jason berlari sesegera mungkin ke tempat yang sepi. Lelaki itu masih dalam balutan suit ranger dan baru saja menghabisi monster-monster yang semula menyerang.
Kini dirinya tiba di rumah, atau lebih tepatnya di teras rumah. Jason yakin betul kedua orang tuanya sudah pergi bekerja, sehingga ia tanpa ragu langsung masuk ke rumah dengan tampilan anehnya.
Lelaki itu berhenti tepat di depan cermin sambil memegang wajahnya yang terlapisi helmet. Sesekali pula Jason mengetuk helmet tersebut dan memastikan bahan dari benda yang tertempel di kepalanya.
"Ini apa? Kok unik?" Monolog Jason, ia berjalan menuju gudangnya sambil berusaha membuka helmetnya dengan sendiri.
Jason kembali teringat di momen ia menyerukan kata heizchange yang secara spontan ia ucapkan. Bahkan Jason sama sekali tak berpikiran untuk menyerukan kalimat asing tersebut.
"Heizchange? Apa itu," lirih Jason.
Mendadak, Jason menangkap tubuhnya yang mulai bersinar terang, ia terkejut dan membulatkan matanya. "Heh!"
Jason dengan panik mengedarkan pandangannya ke seluruh tubuhnya yang bersinar semakin tenang, pada akhirnya karena merasa sesuatu yang buruk akan terjadi, Jason menutup matanya rapat-rapat.
Namun setelah beberapa waktu berlalu, Jason tak merasakan apapun, ia akhirnya memberanikan diri untuk membuka matanya. Di hadapannya, tepatnya di depan cermin, Jason cukup terkejut. Pasalnya pakaian yang semula melapisi tubuhnya mendadak menghilang begitu saja.
Kini menyisakan tubuh Jason yang terbalut seragam sekolahnya yang agak kusam.
"Kemana pakaian tadi?!"
Di tangan kanannya, terdapat sebuah arloji yang melingkar rapi di pergelangan tangannya. Melihat itu Jason lantas menyelidiki benda tersebut dengan matanya. "Ini sama sekali ngga kelihatan kaya jam, apa ini?"
Mata Jason menyipit sendirinya, hari ini Jason punya banyak hal yang harus ia pikirkan. Ia bergegas mencabut arloji tersebut sebelum benda itu menghilang. Setelah berhasil melepaskannya, Jason menatap lekat ke arah benda berwarna hitam tersebut.
"Aku harus memastikan, terbuat dari apa kamu sebenarnya. Ini sama sekali nggak masuk akal dengan adanya benda-benda aneh, melebihi alat-alat canggih di era ini." bisik Jason pada benda tersebut.
____
"Sampai ketemu besok, Ella. Saya pamit pulang dulu," pamit wanita yang duduk di hadapan Ella dengan pakaian formalnya. Dia adalah guru pribadi Ella, saat ini wanita itu telah selesai berkemas dan bersiap untuk pergi.
"Terima kasih untuk ilmunya hari ini, Ma'am."
"Sama-sama, anak pintar." Sosok tersebut kemudian ditemui oleh Adel untuk diantarkan ke depan pintu. "Terima kasih hari ini, ya." sambut Adel. Dengan ramah keduanya berjalan ke depan pintu sambil berbincang ringan.
Ella masih berada di ruang belajar dan sedang merapikan semua alat-alat belajarnya. Aktivitas seperti ini terkadang membuat Ella jenuh, tapi tak apa selama dirinya tidak pernah tersorot media. Ayahnya terlalu terkenal dan hal itu membuat Ella sedikit muak.
Ia bahkan tak bisa menghabiskan banyak waktu dengan ayahnya karena tuntutan pekerjaan yang berat.
Ia selalu merindukan Zhoro, ayahnya yang saat ini sedang berada di luar kota dalam proses pembuatan film terbaru.
Gadis itu menghela napas sejenak lalu berjalan menaiki anak tangga untuk menghampiri ruangan Azizi. Di tengah perjalanannya, ia bertemu Calista yang sepertinya ingin pergi ke luar.
"Kak, mau ke mana?" tanya Ella sembari menahan Calista. Gadis yang lebih kecil darinya itu mendengus.
"Aku mau belanja, sekalian makan di luar sama temen-temenku. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEIZAS [Hevta Ranger New Generations]
Fantasía[ ⚠️SLOW UPDATE⚠️ ] . . . . . _____ 𝐇𝐄𝐈𝐙𝐀𝐒 _____ Ancaman itu kembali dan kali ini semakin menakutkan. "𝘋𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪." -𝐐- Dia masih berada entah di mana, memperhatikan kita, dia tertawa menunggu...