Jason terguling tak tentu arah setelah mendapatkan sebuah dorongan gaib yang entah berasal darimana. Tetapi ketika tubuhnya menabrak beberapa kotak-kotak kayu, ia mulai membuka mata sambil merintih kesakitan.
Baik, mungkin kepala Jason tak mengalami cidera apapun, tetapi kita mesti prihatin dengan punggungnya. Remaja jompo memang punya struktur tulang yang lebih sensitif daripada lansia.
Saat Jason hendak berdiri, ia merasa dadanya semakin nyeri, alhasil ia hanya mampu mendudukkan dirinya sambil bersandar pada tembok.
Bagaimana ia bisa terhempas ke lokasi ini? Padahal sebelumnya ia berada di tengah-tengah kerumunan monster yang siap mencabik-cabik tubuhnya.
Srengh!
Jason membuka matanya lebar-lebar. Di hadapannya, ratusan monster itu kini tampak teralihkan dan menyerang sosok lain.
Anehnya di sini, sosok-sosok tersebut bukanlah anggota kepolisian ataupun keamanan kota, melainkan beberapa orang dengan pakaian aneh. Mungkin di zaman dulu, mereka menyebutnya dengan armor besi, tetapi di mata Jason benda-benda yang menempel pada sosok di hadapannya itu jauh lebih modern.
Entah bagaimana menamainya, tetapi Jason tak ingin berpikir panjang saat ini. Ia tak bisa berbaik sangka pada siapapun sekarang, intinya Jason harus cepat kabur dari tempat ini.
Bisa saja sosok yang berbalut zirah perang modern itu juga mengincarnya, Jason tidak bisa memastikan siapa sosok dibalik kostum-kostum itu. Dirinya mencoba sekuat tenaga untuk berdiri dan langsung berlari dari lokasi tersebut.
Kembali pada kerumunan monster-monster ini yang sibuk menyerang sosok dengan balutan zirah yang dimaksud.
Zhup!
"Freo awas!"
Zhing!
Sreetss!
Freo dengan balutan suit ranger warna biru itu berhasil melompati tubuh salah satu monster yang hampir saja menebas kedua kakinya. Berkat arahan Manzo, ia berhasil membuat Freo menghindar dari serangan tersebut.
Blue Sword, Attack!
Freo melayangkan dua kali tebasan arah vertikal dan horizontal yang kemudian membuat ledakan epik di hadapannya. Monster-monster yang hendak mendekati bahkan menyerangnya kini terpental jauh bahkan beberapa di antara mereka ada yang meledak.
"Wachau!"
"Rasain noh!" sinis Freo dengan sombong.
Indira yang memperhatikan Freo dari jauh kemudian memutar bola matanya malas, gadis itu melompat ke gedung yang lebih tinggi kemudian membidik beberapa monster dengan posisi yang sama. Gadis itu melesatkan puluhan anak panah dalam satu tarikan saja.
Monster-monster yang berhasil ia bidik langsung tewas seketika akibat serangan tersebut.
Salah satu monster berhasil tertancap anak panah Indira tepat di kepalanya hingga tembus. Mulanya monster itu mematung kemudian ambruk tak bernyawa dengan kucuran darah yang mengalir dari kepalanya.
Warna darah dari monster-monster itu sedikit berbeda dari manusia. Sedikit hijau dengan campuran warna merah, seingat mereka itu adalah darah manusia yang ikut bercampur dengan darah monster itu.
Menjijikkan.
Burst!
Grace berhasil memberikan sebuah pukulan di dua perut monster sekaligus di hadapannya hingga membuat bagian tubuh tersebut bolong.
Setelah melakukan serangan itu, kedua monster yang sebelumnya berada di hadapan Grace sambil memegang pedang menjatuhkan senjatanya bersamaan dengan tubuh mereka yang ambruk ke depan setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEIZAS [Hevta Ranger New Generations]
Fantasy[ ⚠️SLOW UPDATE⚠️ ] . . . . . _____ 𝐇𝐄𝐈𝐙𝐀𝐒 _____ Ancaman itu kembali dan kali ini semakin menakutkan. "𝘋𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪." -𝐐- Dia masih berada entah di mana, memperhatikan kita, dia tertawa menunggu...