prolog

537 6 2
                                    

Hai, aku datang untuk mengubah alur cerita garis luka ini. Aku minta maaf yang versi kemaren aku rubah karna ide versi kemaren aku bikin secara singkat hanya satu malam jadi sedikit sulit untuk melanjutkan.

Aku rombak semua cerita nya dari alur dan karakternya tapi dijamin makin seru deh.Pokoknya harus ikutin terus cerita ini.

---

Prolog

Seorang gadis ralat tapi seorang wanita melangkahkan kakinya dengan susah payah menjauh dari tempat yang merenggut sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya. Beruntung tempat tersebut cukup dekat dengan tempat tinggalnya. Muka sembab, berkeringat, rambut yang berantakan membuat orang memandang dengan penuh tanya. Ada apa dengan nya?

Wanita tersebut terus berjalan menuju kost nya. Dia berjalan terus tanpa menghiraukan pandangan orang-orang yang memandangnya. Berkali-kali Wanita itu terjatuh karna batu atau jalan yang rusak bahkan tersandung kakinya sendiri. Dia terus menyeret tasnya. berjalan tanpa alas kaki. Siapapun sudah tau bahwa wanita tersebut tidak baik-baik saja.

Sesampainya didalam kost, yang dituju adalah kamar mandi. Air mata yang sedari tadi dibendungnya runtuh begitu aja, dia terus menerus menyiramkan air ke badannya yang masih terbalut baju lengkap. Tangan nya menggosok-gosok badannya dengan brutal seakan-akan ada noda yang perlu dibersihkan.

Air mata enggan untuk berhenti mengalir. Menangis, yang bisa dia lakukan hanya menangis. Semuanya sudah hilang yang dia jaga selama hidupnya sudah hilang tidak tersisa lagi. Badan yang basah, rambut lepek karena terkena air, wajahnya menyiratkan akan lelah dan keputusasaan.

Rasa ingin mati hinggap di benaknya yang seakan-akan dia sudah tidak pantas untuk hidup di dunia ini. Mungkin inilah jalan satu satunya.

"Aku mau mati. Aku kotor."

"Bunda aku kotor."

---

Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yang menjadi obat
~
Tere Liye

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang