1-am

14 1 0
                                    


Halo!
Baca saja ya.

Aku mulai mengerti, mengapa ibu selalu ingin aku menjadi juara. Aku melihat bagaimana orang lain menilai seseorang, kelebihan adalah hal yang mereka lihat. Dan keuntungan yang ingin didapat.

Sewaktu kecil aku sudah dididik oleh ibu dan ayah untuk menjadi orang yang baik dan bermanfaat.

Ibu akan memarahiku ketika nilai yang aku dapatkan di sekolah kecil.
Ketika aku banyak bermain dengan teman teman seusia ku, waktu belajar menjadi tidak efektif, bahkan aku mengabaikannya. Sampai akhirnya rangking ku di kelas menurut, saat itu aku juara 3 diantara 33 siswa. Nilaiku banyak yang 70,ibuku marah, sepertinya ia kecewa.

Sejak saat itu, aku mulai terbiasa dan membiasakan diriku untuk menjadi juara terbaik agar ibu ku senang.

Dan ternyata bukan itu saja yang aku dapatkan, semakin beranjak usia aku mengerti akan adanya Validasi.
Dunia ini kejam, jika kita tidak punya kelebihan sebagian manusia tidak akan mau berteman.

Aku merasakan penerimaan dari apa yang aku punya, namun sayangnya mereka itu picik. Terkadang mereka hanya memanfaatkan apa yang aku punya saja. Lalu mengabaikan aku karna tidak punya kelebihan yang mereka inginkan.

Terimakasih ibu telah membuat aku berambisi menjadi orang pintar, aku mau membuatmu bangga padaku!

Terimakasih atas apresiasinya di saat aku jadi juara.

Terimakasih pada amarahmu yang membuatku pergi dari ketidaktahuan.

Pandangan orang memang berpengaruh pada hati kita ya bu, ekpektasi manusia lain kerap terlalu tinggi dan terlalu menghakimi. Aku tak peduli pada mereka, aku hanya ingin jadi diriku sendiri, juara di hati ibu dan Ar-Rahman.

,★⌒ヽ(●^、^●)Kiss!
Sabtu, 3 Februari 2024

Jumantara KazokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang