Pertunjukan Pertama

20 0 0
                                    

"Kalau kamu takut kehilangan maka hargailah sesuatu yang masih ada"


Disebuah rumah megah, tampak seorang anak perempuan tengah bermain musik dihalaman rumahnya sambil ditemani oleh seorang pria paruh baya disebelahnya.

Mereka berdua saling berbagi canda dan tawa, mengabadikan sebuah momen kehangatan yang akan selalu ada di ingatan keduanya.

Hingga datanglah seorang anak kecil berlari riang menuju kearah mereka berdua, dengan bibir kecil nan polos serta rambut coklat yang tertiup angin, dia memeluk sang pria paruh baya sembari memanggil dirinya "ayah".

Momen-momen yang sangat membahagiakan jika kembali diingat, tapi juga memilukan serta menyedihkan disaat yang bersamaan, kini kedua anak itu telah beranjak dewasa menjadi seseorang yang mementingkan ego masing-masing.

"Jadi? lo masih belum berhenti main musik?" Tanya seorang anak lelaki dengan nada dingin.

"Gue cuman melakukan apa yang pengen gue lakukan, lagipula itu adalah pesan terakhir ayah buat gue" jawab seorang anak perempuan yang tengah duduk di sofa rumah nya.

"Gue benci musik, suatu saat gue bakal pastiin nggak ada lagi musik di dalam hidup lo" ucapnya

"Seberapa keras lo mencoba untuk memadamkan semangat bermusik dihati gue, gue bakal selalu selangkah lebih maju dibandingkan sama lo" ucap perempuan itu.

"Ini semua karena anak itu kan!!!, memang anak cacat nggak berguna!!!, andai dia nggak ada disini, lo pasti udah berhenti main musik!!" Jawabnya dengan nada marah.

Mata mereka saling bertemu, mengirimkan sinyal emosi yang membara ke hati masing-masing.

"Jangan berani-berani lo hina dia!!, kenapa sih lo sebenci itu sama musik gue?!" Tanya perempuan itu.

"Karena permintaan lo dulu, ayah jadi mati!!, itu semua gara-gara lo!!, jangan pura-pura lupa sama kejadian yang udah terjadi!!" Teriaknya.

Seketika mata perempuan itu mengeluarkan air mata, sebuah bongkahan es seakan menusuk jantung nya ketika saudaranya sendiri mengatakan bahwa dialah penyebab kematian ayahnya.

Anak laki-laki itu juga tak kuasa menahan tangisnya, ia memilih untuk pergi masuk ke kamar sambil menenggelamkan wajahnya kedalam bantal, setidaknya kini mereka berdua sudah mengeluarkan isi hati masing-masing, meskipun tali persaudaraan mereka kini tengah merenggang.

🎶🎶🎶

Minggu,15 Juli 2018

Sebuah pesan masuk ke handphone Nisma, memecah lamunan yang sedari tadi menguasai kepalanya, ia membuka hp nya dan mendapati 3 pesan masuk dari Ajisaka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-Ajisaka-
Nisma hari ini kamu sibuk?

Nggak kok, ada apa emang nya?

-Ajisaka-
Aku mau ajak kamu ke taman kota.
Kamu mau ikut? :)

Boleh-boleh, jam berapa?

-Ajisaka-
Sekitar jam 9 pagi.
oh ya sekalian bawa gitarmu ya :)

Dunia Tanpa SuaranyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang