WARNING!!
•Karakter" Boboiboy hanya milik Monsta.
•Author hanya meminjam karakternya.
•Karakter lain ialah OC author.
•Alur cerita murni karangan author.
•Mohon maaf apabila ada perkataan yang menyinggung.
•Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang tidak pas ataupun kata yang tidak pantas.~Selamat Membaca~
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan hampir satu setengah jam, Solar dan Thorn akhirnya tiba di tujuan mereka. Kedua remaja itu menempuh jarak yang cukup jauh, melalui jalan kota yang ramai, hingga jalan setapak yang sunyi. Mereka berdua sudah kelelahan dan lesu.
Berhenti sejenak, membiarkan tubuhnya merasakan kelelahan yang mendalam. Keduanya merasa kakinya berat, dan napas yang terengah engah.
Sementara tak jauh di depannya, tampak seorang pemuda berhoodie biru sedang duduk di pinggir danau. Dia tampak termenung, seolah olah tengah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Angin berhembus lembut, membuat hoodie birunya bergerak gerak seiring hembusan angin.
Dengan langkah yang masih lelah, perlahan keduanya menghampiri pemuda itu. Mereka berdiri di samping Taufan, ikut menatap danau yang tenang dan biru.
"Woy malah enak enakkan ngelamun disini" tegur SolarTaufan agak tersentak dengan kehadiran temannya yang dirasa tiba tiba. Menyeka air matanya dengan terburu, ekspresinya pun dengan mudah dirubah seperti biasanya.
"Eh hehe siapa yang ngelamun elah gue- loh??" tak melanjutkan ucapannya, Taufan terdiam setelah melihat sosok pemuda yang ia kenal berdiri di samping Solar
"Eh? Kamu kan..." pun dengan Thorn yang sama terkejutnya
Mereka terdiam beberapa menit, sementara Solar yang bingung hanya menatap wajah mereka bergantian.
"Apa sih? Kalian ngapa dah?"
Taufan terkekeh garing, lantas berdiri dan menepuk bagian belakang celana,
"Lo Thorn kan? Yang tadi dateng ke makam sepupu gue? Ternyata emang temenan sama si bensin ini ya haha" perkataannya langsung dihadiahi tatapan sinis dari si empunya nama
"Heem, wah gak nyangka kita bakal ketemu disini lagi"
"Apa..jangan jangan...kita ini jod-"
Sebelum Taufan menyelesaikan kalimat sesatnya, Solar memilih untuk menjitaknya lebih dulu, mengabaikan ringis si korban.
"Ngawur! Jadi, kalian udah saling kenal kah?"
Diberi pertanyaan sederhana begitu, Thorn mengetuk kecil dagunya dengan ujung jari telunjuk "Emm, baru kenal tadi pagi sih. Jadi, temen Thorn itu ternyata sepupunya Taufan"
"Oala, kebetulan yang cukup menarik. Okelah, yuk buruan langsung nyari barang yang mau dibeli Fan"
"Buset dah slow napa, buru buru banget kayanya. Mau kemana lo?" ucapnya sambil merapihkan rambutnya yang juga sedikit berantakan karena terpaan angin
"Biar sat set. Udah lah ayo" ketusnya yang langsung berjalan lebih dulu
Dua temannya hanya terkekeh geli melihat Solar seperti perempuan PMS yang kadang emosian, kadang biasa saja. Dan pada akhirnya mereka memilih mengikuti langkahnya sembari berbincang bincang.
=====
Berjalan kaki lagi dan lagi, Taufan bersama kedua temannya memasuki labirin yang dikenal sebagai mall. Mereka berkeliling, berjalan melalui lorong demi lorong, toko demi toko, mencari barang yang pemuda biru itu inginkan untuk disekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Teen Fiction[FANFICTION] Tidak suka dengan keadaan seperti ini, lelah rasanya -. Hanya ingin mengungkapkan beban pikiran yang tidak memiliki kesempatan berbicara di dunia nyata -. Terkadang, mata bisa lebih banyak bercerita daripada bibir -. Tidak bisakah kita...