Dalam catatan sejarah, banyak tertulis kisah tentang sebuah dunia di dalam bumi yang kita pijak. Sebuah dunia megah yang begitu indah. Beberapa orang menyebutnya El Dorado, kota Z yang hilang, Lemuria. Keajaiban bukan hanya sebuah kata-kata di sini, melainkan hal yang benar adanya. Membuat orang-orang yang tanpa sengaja menginjakkan kakinya di tempat tersebut, tidak pernah terbesit dalam benak mereka untuk kembali ke tempat mereka berasal dan meninggalkan dunia ajaib itu. Tempat yang membuat mereka bertanya-tanya, apakah yang mereka lihat adalah sebuah ilusi semata? Atau sebuah kenyataan yang tak terbantahkan? Sebuah dunia yang begitu megah seolah-olah bukan berada di bumi yang sama. Namun, keindahan itu bukan satu-satunya yang dimiliki oleh dunia tersebut.
Desa Leuweung Maharaja, Cianjur.
Pukul 06.30 WIB.
Sukma bersiap-siap untuk berangkat meninggalkan desanya untuk kesekian kalinya. Kali ini, ia akan kembali ke ibukota, mencoba peruntungan untuk menjadi seorang Jurnalis di kota besar. Selama ini, ia tinggal sendiri dan hanya mendapatkan penghasilan dari menulis artikel di blog pribadinya. Ia pergi menggunakan bus kota. Selama di perjalanan, ia sesekali mencari inspirasi sambil menulis artikel baru yang akan ia unggah ke blog pribadinya. Ia begitu tertarik dengan hal-hal yang bersangkutan dengan mitologi-mitologi dunia, karena hal ini juga lah yang membuat ia berulang kali gagal menjadi seorang Jurnalis di kota-kota besar yang mengharuskannya menulis peristiwa-peristiwa nyata.
Terbesit dalam pikirannya untuk berhenti menulis hal-hal fiktif dan mulai membiasakan diri mencari dan menganalisa peristiwa-peristiwa yang merupakan sebuah fakta agar ia terbiasa untuk menjalani kehidupannya sebagai seorang Jurnalis. Namun, ia kembali berkutat dengan pikirannya sendiri karena menulis artikel adalah satu-satunya sumber penghasilannya selama ini. Jika kali ini ia gagal menjadi seorang Jurnalis dan juga berhenti menulis artikel, ia tidak akan berpenghasilan lagi. Ia menggaruk-garuk kepalanya karena bingung dengan keputusan yang akan ia buat. Tanpa sadar, tiga jam sudah berlalu dan ia telah sampai di kota tujuan. Ia kemudian turun dari bus, lalu mulai mencari informasi tentang lowongan pekerjaan sebagai seorang Jurnalis. Ia terus mencari, hingga saat tengah hari, ia beristirahat di Taman Kota karena tidak kunjung menemukan informasi yang dibutuhkan.
"Fuuhh... Benar-benar melelahkan, sudah setengah hari, tapi aku belum dapat apa-apa." Keluh Sukma.
"Ya Tuhan, aku sudah berusaha, tapi apa iya takdirku memang seperti ini?" Sambungnya.
Tiba-tiba, dalam pandangannya, ia melihat segala hal yang ada di sekitarnya berhenti bergerak, seolah-olah waktu sedang terhenti. Ia pun merasa panik dan berteriak,
"EH? Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba semuanya diam tak bergerak?!" Sukma bertanya-tanya.
Kemudian tubuhnya perlahan mengeluarkan cahaya yang menyilaukan dan semakin bertambah terang.
"Apa yang..."
Belum selesai Sukma bertanya-tanya, ia menghilang dengan sangat cepat, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Ia lalu terbangun di dalam sebuah istana yang megah dengan dipan-dipan tinggi yang berhiaskan emas dan berlian. Ia kemudian dibantu berdiri oleh seseorang yang menggunakan bahasa yang tidak dikenalinya.
"Oya iramek, Atirath adum. Gnay nial hadus ada id napadah arap nipmimep." Ujar orang misterius tersebut.
"Saya tidak mengerti apa yang Anda bicarakan." Respon Sukma.
Lalu, ia diberi sebuah kelopak bunga berwarna putih, lalu orang tersebut berkata,
"Nalet uti, raga umak mahap." Sambil menunjukkan gestur agar Sukma menelan kelopak bunga tersebut.
Meskipun bingung, Sukma tetap mengikuti apa yang diminta oleh orang tersebut, karena ia khawatir jika ia tidak menurutinya, akan terjadi sesuatu padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blade Of Destiny
FantasyAgartha, sebuah dunia penuh keajaiban yang berada di dalam perut bumi. Suatu ketika, Sukma Nayaka, seorang penulis artikel lepas tiba-tiba terpanggil memasuki dunia tersebut. Telah dikatakan kepadanya bahwa ia adalah salah satu orang terpilih yang d...