5 Februari
.
.
.Wei Wuxian terbangun dengan linglung di kamarnya. Remaja itu mengerjapkan matanya beberapa kali, mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
'Ah, ini kamarku'. Batinnya.
"Kenapa aku bisa ada di sini? Bukankah aku— ".
Wei Wuxian terdiam seketika. Ada yang aneh dengannya kemarin.
Jantung remaja itu berdetak dua kali lebih cepat dari detak normal. Wei Wuxian tidak bisa mengingat apapun yang ia lakukan seharian kemarin.
Hal terakhir yang ia ingat hanyalah lonceng jam malam yang berbunyi tiga kali, Lan Wangji serta seorang anak kecil.
"Tunggu dulu. Tanggal berapa sekarang?". Gumam Wei Wuxian sembari meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
1 Oktober.
"Mustahil". Gumam Wei Wuxian dengan nada berbisik. Mata rusanya membulat sepenuhnya ketika melihat tanggal yang tertera di layar ponselnya.
"Mustahil. Ini mustahil! Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Jelas-jelas kemarin itu tanggal dua puluh sembilan September. Tapi kenapa sekarang malah sudah awal bulan lagi?!". Pekik Wei Wuxian.
Remaja itu melempar ponsel miliknya sembarang. Wei Wuxian bukan seorang penakut, terlepas dari dirinya yang seorang anak nila. Hanya saja, melompati sehari ditambah dirinya tidak ingat apapun itu terasa aneh.
Ini tidak normal.
TOOKK!!
TOOKK!!
TOOKK!!
Suara ketukan pintu menyadarkan Wei Wuxian.
"Wei Ying?! Kau ada di dalam?".
Itu temannya, Jiang Cheng. Wei Wuxian bergegas bangkit menuju pintu dan membukanya. Nampak Jiang Cheng dari balik pintu memegang gayung berisi peralatan mandi dengan handuk ungu melingkari lehernya.
"Woah, tumben kau sudah bangun". Sahut Jiang Cheng ketika melihat si empunya kamar membukakan pintu untuknya.
"A-Cheng, sekarang tanggal berapa?".
Dahi remaja bermarga Jiang itu mengkerut, terlihat beberapa garis tipis melintang.
Bukannya menyapa temannya atau membalas ucapan sang teman, Wei Wuxian justru malah menanyakan tanggal.
"Ponselmu mati?". Tanya Jiang Cheng balik, Wei Wuxian menggeleng.
"Lalu, apakah tidak ada kalender di kamarmu?". Wei Wuxian kembali menggeleng. Ada kalender di ponsel dan di dinding kamarnya.
"Dan kenapa kau menanyakan hal yang tidak perlu? Pergi dan lihatlah sendiri". Ujar Jiang Cheng.
Wei Wuxian terdiam. Dirinya benar-benar melewatkan satu hari. Sebenarnya ada apa ini?
Jiang Cheng memperhatikan temannya dengan lekat. Tingkahnya sedikit aneh dari kemarin. Dari pertama remaja itu pindah dan mereka berkenalan sebagai teman baru, Wei Wuxian yang ia kenal bukanlah anak yang ceria dan selalu menebar senyum.
Wei Wuxian yang ia kenal itu memang sedikit nakal, ia jahil dan tidak banyak berinteraksi dengan orang asing.
Akan tetapi, Wei Wuxian yang Jiang Cheng lihat seharian kemarin seperti bukan dirinya. Temannya itu bahkan repot-repot menyapa setiap orang yang ia temui di jalanan. Dan bahkan, ia memberikan ucapan selamat malam sebelum tidur dengan cara mengunjungi kamarnya.
Jiang Cheng menatap Wei Wuxian yang sedang terbengong dengan serius.
'Apakah kemarin itu dia kerasukan salah satu hantu dari tempat ini?'. Batin Jiang Cheng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Ghost [WangXian] END
FanfictionRumornya sekolah asrama itu angker. Wei Wuxian seorang anak nila bernasib sial, akibat kenakalannya dirinya harus bersekolah disana atas perintah sang ayah. Setelah lonceng malam berbunyi di hari pertamanya, di sana Wei Wuxian bertemu dengan sosok t...