21 - Kebenaran 2

2.3K 292 14
                                    

1 Maret

.
.
.

Kabar tentang Yin Hufu tersebar sangat cepat selayaknya angin. Sampai ke telinga berbagai macam orang, baik itu orang biasa maupun kultivator. Orang miskin atau seorang saudagar.

Banyak dari mereka yang mendatangi Wei Wuxian karena menginginkan Yin Hufu. Tentu saja mereka tidak tahu menahu perihal Yin Hufu yang bisa menjelma menjadi seorang anak laki-laki.

Hingga malapetaka itu datang. Seorang tuan muda dari keluarga Su datang bersama klan Wen, membuat keributan di Gusu.










"TEMBAKAN PANAHNYAAA!!!".

"SERAAAANG!!!".

"TANGKAP YILING LAOZU!!!".
















Malapetaka itu terjadi karena tuan muda Su yang mendapat hadiah dari Lan Wangji akibat perbuatannya yang tidak beradab.

Su She— tuan muda Su —yang mencoba melecehkan Wei Wuxian karena keinginannya untuk memiliki Yin Hufu di tolak mentah-mentah.

Pada saat itu, Gusu Lan menjadi lautan api.

Lan Wangji yang kalap tidak dapat menemukan keberadaan istri dan anaknya, beruntungnya keluarganya berada di tempat yang aman.

"Wei Yiiiing!!!".

"Wei Yiiing!!".

"Wei Yiiiing!!!".

Pemuda tampan itu terus berteriak di tengah malam yang terang akibat kobaran si jago merah. Jubah putihnya kotor karena keringat, darah dan tanah. Langkah kakinya tidak setegap seperti biasanya.

Wajah tampan dengan raut kesedihan yang dalam tercetak jelas. Mata Lan Wangji memerah dan buram karena air mata.

BRUUUKKK

Lan Wangji terjatuh. Terduduk di tanah dengan tatapan nanar dan bahu yang bergetar.

Di sana.

Di depan sana. Kekasih hatinya, istrinya, belahan jiwanya, terbaring dengan darah yang menggenang.

Dengan langkah tergesa Lan Wangji menghampiri Wei Wuxian dan kembali menjatuhkan dirinya.

"Wei Ying...". Panggil Lan Wangji dengan nada lirih.

Merasa ada yang memanggil namanya, si empunya membuka mata dengan perlahan. Patah-patah ia menengok ke arah kiri dan mendapati sang suami tengah menangis tersedu-sedu. Emosi yang jarang ia perlihatkan.

"La- Lan Zhan...".

"Bertahanlah Wei Ying". Wei Wuxian menggeleng lemah sembari tersenyum.

"Tidak Lan Zhan, waktuku.. su- sudah tidak.... ba- banyak". Ujar Wei Wuxian susah payah, Lan Wangji menggeleng.

"Berjanjilah... lan Zhan...".

"Wei Ying....".

Lan Wangji mengangkat tubuh sang istri ke pangkuannya. Memeluknya dengan hati-hati.

"Berjanjilah La- Lan Zhan, a- aku menitipkan A-Yuan pa- padamu..".

"WEI YIIIIIIING!!!!".

Sejak saat itu, langit di Gusu tidak pernah cerah. Malam itu hujan turun dengan deras membasahi tanah Gusu, memadamkan lautan api yang berkobar.

Seekor ular kecil berwarna hitam keluar dari lipatan baju Wei Wuxian.

Ular itu merayap kemudian melingkari pergelangan tangan Lan Wangji. Mereka semua berduka.

Handsome Ghost [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang