6 Februari
.
.
.Wei Wuxian mengunci pintu kamarnya dengannya tergesa.
Remaja itu melempar hoodie-nya sembarang, langsung melompat ke atas ranjang dan kembali membuka buku usang yang ia bawa dari perpustakaan tadi.
...
Tuan mudaku adalah anak laki-laki yang ceria dan selalu tersenyum seperti tuanku. Ibunya.Ah, bolehkah aku menyebut tuanku sebagai ibunya tuan muda? Bukankah tuan muda terlahir dari kekuatannya tuanku?
Tuan muda berkulit putih dengan mata seperti kelereng yang berkilat. Perpaduan antara warna hitam dan warna emas milik ayahnya.
Menjadi merah darah.
..."Apakah ini sebuah buku diary?". Gumam Wei Wuxian kemudian membuka halaman selanjutnya dari buku usang itu.
...
Aku seorang Wen dengan nama kehormatan Qionglin.Aku seorang pelayan yang setia kepada tuan dan tuan mudaku. Aku berada di pihak mereka sampai waktu terakhirnya.
Akan ku tuliskan sebuah hal tabu yang sangat diinginkan oleh orang-orang serakah yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.
Aku seorang Wen dan aku tuanku seorang Wei. Akan tetapi tuan mudaku seorang Lan.
...Remaja berusia tujuh belas tahun itu terdiam, matanya menatap lekat sebaris kalimat yang membuat jantungnya terasa berhenti berdetak sesaat.
"...tuanku seorang Wei."
"Apa maksudnya ini? Apa leluhurku juga ikut terlibat?". Gumam Wei Wuxian dengan nada tidak percaya.
"Tuannya adalah Yiling Laozu, dan itu berarti sang Yiling Laozu adalah seorang Wei? Kenapa aku tidak pernah tahu ada hal seperti ini di keluarga ku?". Gumamnya lagi.
PAAAATS!!
Tiba-tiba listrik padam dan semuanya gelap. Wei Wuxian tidak bisa melihat apapun, tangannya terulur meraba-raba ponselnya.
"Ahahaha...".
Wei Wuxian terdiam, sebuah tawa ceria terdengar di dekatnya. Dari suaranya ia bisa menebak itu adalah seorang anak laki-laki.
"Ahahaha...".
Tawa itu kembali terdengar, kali ini lebih dekat dengan telinganya.
"Siapa kau?". Tanya Wei Wuxian di kegelapan.
"Ahahaha...". Namun bukannya jawaban yang ia dengar melainkan suara tawa itu lagi.
Terus berulang sampai remaja Wei itu bisa melihat setitik cahaya di pojok kamarnya.
Cahaya merah yang terlihat familiar. Cahaya merah yang sama persis seperti yang ia lihat di Jingshi kala itu.
Tiba-tiba cahaya merah itu berpendar terang menghilangkan kegelapan di kamar asrama Wei Wuxian. Remaja itu membelakan matanya ketika melihat cahaya itu membentuk siluet badan kemudian menjelma menjadi seorang anak laki-laki berparas tampan.
Anak itu berekpresi cerah, ia tertawa sembari menghambur ke pelukan Wei Wuxian yang terdiam dengan wajah bingung.
"Ke- kenapa kau bisa ada di sini?". Tanya Wei Wuxian dengan bingung.
Anak laki-laki itu adalah ular yang ia lihat di Jingshi kala itu. Ular yang bersemayam di dalam kuil kecil di dekat gerbang.
"Ahahaha..". Anak laki-laki itu tertawa dengan gembira di pelukan Wei Wuxian, ternyata suara tawa yang ia dengar adalah miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Ghost [WangXian] END
FanficRumornya sekolah asrama itu angker. Wei Wuxian seorang anak nila bernasib sial, akibat kenakalannya dirinya harus bersekolah disana atas perintah sang ayah. Setelah lonceng malam berbunyi di hari pertamanya, di sana Wei Wuxian bertemu dengan sosok t...