10 - Buku Wen Qionglin

3.2K 383 20
                                    

6 Februari

.
.
.

Di buku usang milik seorang pelayan setia sang Yiling Laozu tertulis bahwa Yuan memiliki seorang ayah.

Pelayanan itu bernama Wen Qionglin, dan buku usang itu adalah catatannya tentang Yin Hufu. Sesuatu yang luar biasa ciptaan tuannya.

Wen Qionglin menuliskan beberapa kalimat yang menjadi ciri-ciri dari sosok ayah Yuan. Memang sedikit membingungkan bagi Wei Wuxian yang saat ini tengah menelungkupkan kepalanya di atas meja di ruang kelas siang itu.

Remaja itu berkali-kali menghela nafas, mengabaikan pelajaran fisika yang saat ini sedang diterangkan oleh seorang guru perempuan di depan kelas. Beruntung remaja itu duduk di barisan terakhir.

"Bagaimana bisa dia itu menjadi ayah A-Yuan?". Gumam Wei Wuxian.

"Siapa yang menjadi ayah siapa hm?".

"Tentu saja putra ke— !".

Wei Wuxian duduk dengan tegak seketika. Matanya membulat menatap guru fisika yang kini berada tepat di hadapannya tengah tersenyum menyeramkan.

"Ehehehe, halo bu". Sapa Wei Wuxian tak tahu malu sembari melambaikan tangan kanannya.

Senyuman di wajah guru perempuan itu tambah menyeramkan, Wei Wuxian menelan ludahnya dengan susah payah.

"WEI WUXIAN!! KELUAR DARI KELASKU SEKARANG JUGA!!!".

"DI GUSU LAN DILARANG BERTERIAK BU!!".

Remaja Wei itu berlari dengan cepat keluar kelas, menghindari amukan guru fisikanya.

Remaja Wei itu berlari dengan cepat keluar kelas, menghindari amukan guru fisikanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Gusu Lan high school ada sebuah kuil yang terbuka untuk umum. Kuil itu bernama kuil Guanyin, konon katanya itu kuil yang dibangun oleh kakaknya Lan Wangji. Sang putra pertama, Lan Xichen.

Malam ini, remaja itu kembali melanggar peraturan dan berkeliaran di sekitaran kuil dengan sebuah senter kecil di tangannya, sendirian.

Sebelumnya Wei Wuxian mengajak Jiang Cheng dalam aksi nakalnya kali ini, tapi temannya itu mengeluh sakit tangan karena sudah menjalani hukuman menyalin buku sutra sembari handstand.  Jadilah Wei Wuxian pergi sendirian.

Wei Wuxian berjalan mengendap-endap, ia merapatkan dirinya dengan dinding kuil. Mengabaikan beberapa pasang mata dari mereka yang penasaran dengan apa yang akan ia lakukan.

Ia membuka pintu kuil dengan perlahan. Ada seseorang di dalam sana. Dan kakinya transparan, tidak sampai ke tanah.

Wei Wuxian mencoba mengabaikan seorang yang lebih tepatnya adalah sesosok itu, ia berjalan santai masuk lebih dalam. Di tengah-tengah kuil ada patung dewa yang lebih terlihat seperti seorang dewi, tangannya ada banyak.

Handsome Ghost [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang