04. Cowok Aneh

26 3 1
                                    

Ditelinga cowok itu tersumpal headphone berwarna abu-abu, dia melangkah pelan dengan matanya yang menatap pada rak-rak berisi novel. Salah satu novel disana menarik perhatiannya karena cover yang menarik. Dibaliknya novel itu, membaca sekilas sinopsisnya kemudian diletakkan kembali.

Laki-laki tinggi itu mendengus, bahkan novel sekalipun tidak lagi membuat dirinya tertarik. Lalu dia pergi menuju rak berisi buku-buku ensiklopedia, mengambil satu buku tentang luar angkasa secara random. Membawanya ke kasir lalu membayarnya dengan debit.

Dia berjalan keluar dari Gramedia, memilih untuk mutar-mutar menghabiskan waktu. Lelaki itu kemudian berjalan mendekat ke stand es krim, membeli satu berbentuk cone lalu mendekat ke arah pembatas. Dari lantai dua, dia dapat langsung melihat ke bawah yang ternyata sedang ada lomba musik dan dance.

Cukup lama dia berdiri di sana hingga merasa bosan sendiri. Namun, seseorang mengambil perhatiannya. Cowok itu melepaskan headphone dan mengambil hape dari saku celana.

Cewek berambut pendek dengan baju tanpa lengan itu nampaknya sedang bersiap memasuki area panggung.

Raya memperbaiki posisi tubuhnya, berdiri tegak dan menghirup oksigen banyak-banyak agar tidak terlalu gugup.

"Kita sambut, SMA Trisha Madya!! Beri tepuk tangan yang meriah!" seru sang MC memanggil grup sekolahnya.

"WOOOOOO!!!" teriak heboh para penonton membuat hati Raya berdesir.

Raya menarik bibirnya lebar, berjalan mantap menaiki panggung kemudian melakukan posisi awal diikuti oleh keempat rekannya dan musik pun dimulai.

"WOI LOCO WOI!!"

"YEJI AAAAAA!!"

"RYUJIN JADI PACAR AKU PLEASEEE!"

"CHAE PELAN-PELAN NANTI ENCOKK!!"

"YANG JADI YUNA SPILL INSTAGRAMNYA!"

Dari atas panggung mereka berlima menari dengan totalitas. Apalagi saat mendengar teriakan dari para penonton yang makin lama makin heboh membuat mereka semakin berapi-api. Lomba ini, mereka yakin menang.

Musik selesai bersamaan dengan mereka membentuk crown diatas kepala masing-masing anggota. Dengan deru napas yang ngos-ngosan, mereka berbaris kemudian membungkuk sebagai tanda terima kasih.

Pemuda itu menaruh kembali hapenya di saku, kemudian berjalan menuju eskalator dan memilih untuk pulang.

***

Kadang waktu emang berjalan secepat itu, ya?

Raya mendesah malas saat wali kelasnya mengumumkan bahwa UTS dilaksanakan minggu depan, tepatnya 4 hari lagi dari sekarang. Dirinya melangkah lesu keluar dari kelas sendirian.

Shanin sedang dispen karena ada lomba PMR, sedang Jeje izin sekolah karena sedang sakit.

"Gue tanpa Shanin dan Jeje emang bukan apa-apa," gumamnya pelan saat menuruni tangga.

Tujuannya adalah kantin Bi Yu karena tadi pagi Ibu tidak sempat membuatkannya bekal.

"Bi Yuuu, aku mau mie rendang setengah mateng dong." kata Raya menyebutkan pesanannya.

"Oke siap neng, minumnya apa geulis?"

"Cappuccino cincau, tapi nggak usah pake cincau,"

"Oke sip, nanti Bi Yu anter."

"Makasih Bi Yu." Raya berbalik badan, mencari kursi kosong tapi sepertinya kantin penuh hari ini.

Saat sedang celingukan mencari kursi, suara Yasa terdengar memanggilnya. Raya menoleh, mendapati Samuel Arthayasa sedang melambaikan tangannya.

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang